Tekan Resiko, Nelayan Diharapkan Lihat Kondisi Sebelum Berlayar
Cuaca ekstrim seperti angin kencang dan hujan lebat yang kerap terjadi belakangan ini, membuat Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar mengingatkan para nelayan dan pelaku wisata bahari untuk memperhatikan setiap imbauan.
MANGUPURA, NusaBali
Hal ini semata untuk menekan resiko terjadinya kecelakaan saat beraktivitas. Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar, Imam Fatchurochman, mengingatkan kepada masyarakat yang beraktivitas seperti nelayan dan pelaku wisata bahari untuk memperhatikan setiap imbauan dari pihaknya. Pasalnya, kondisi belakangan ini tidak menentu dalam artian kadang hujan, angin kencang dan panas. Sehingga, setiap saat pihaknya terus menganalisa data dan memberikan informasi kepada masyarakat luas sebagai acuan saat beraktivitas. "Karena saat ini sudah musim hujan, tentu faktor curah hujan dan angin kencang terus terjadi dan waktu-waktu tertentu. Sehingga, kita juga terus mengupdate dan menganalisa agar memberikan gambaran/acuan kepada masyarakat setiap beraktivitas," katanya, Jumat (17/1) siang.
Diakuinya bahwa yang menjadi atensi dalam beberapa hari kedepan, pelaku wisata bahari dan juga para nelayan yang beraktivitas di air. Pasalnya, cuaca ekstrem seperti gelombang tinggi masih terjadi dalam beberapa hari ini. Sehingga, sangat penting bagi para nelayan dan pelaku wisata bahari agar melihat kondisi itu sebelum mengambil tindakan. "Kalau untuk wisata bahari, tentu harus bisa melihat kondisi/perubahan air laut yang dipicu oleh gelombang tinggi serta angin kencang. Ini tentu beresiko terhadap keberlangsungan aktivitas wisata kalau tidak mematuhi setiap informasi. Begitu juga dengan nelayan yang nekat berlayar. Tentu beresiko pula terhadap nelayan itu sendiri," katanya.
Lebih jauh dirincikannya, dari analisa bahwa tinggi gelombang untuk Bali Utara berkisar antara 1 meter hingga 1,5 meter, kemudian perairan selatan Bali hingga 2 meter serta selat Bali dan selat Lombok yang juga mencapai 2 meter. Sementara, untuk tiupan angin mencapai 6 Km hingga 34 Km perjam. Selain disebabkan karena sebagian besar wilayah Bali sudah memasuki musim penghujan, faktor suhu muka laut sekitar wilayah Bali yang berkisar 29- 30 derajat membuat suhu muka laut cukup hangat. Maka, secara tidak langsung memberikan kontribusi yang cukup kuat dalam pembentukan awan-awan hujan. "Faktor lainnya lagi karena masa udara basah terkosentrasi dari lapisan permukaan hingga lapisan 850 Milibar atau 1,500 meter," rincinya.*dar
Hal ini semata untuk menekan resiko terjadinya kecelakaan saat beraktivitas. Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar, Imam Fatchurochman, mengingatkan kepada masyarakat yang beraktivitas seperti nelayan dan pelaku wisata bahari untuk memperhatikan setiap imbauan dari pihaknya. Pasalnya, kondisi belakangan ini tidak menentu dalam artian kadang hujan, angin kencang dan panas. Sehingga, setiap saat pihaknya terus menganalisa data dan memberikan informasi kepada masyarakat luas sebagai acuan saat beraktivitas. "Karena saat ini sudah musim hujan, tentu faktor curah hujan dan angin kencang terus terjadi dan waktu-waktu tertentu. Sehingga, kita juga terus mengupdate dan menganalisa agar memberikan gambaran/acuan kepada masyarakat setiap beraktivitas," katanya, Jumat (17/1) siang.
Diakuinya bahwa yang menjadi atensi dalam beberapa hari kedepan, pelaku wisata bahari dan juga para nelayan yang beraktivitas di air. Pasalnya, cuaca ekstrem seperti gelombang tinggi masih terjadi dalam beberapa hari ini. Sehingga, sangat penting bagi para nelayan dan pelaku wisata bahari agar melihat kondisi itu sebelum mengambil tindakan. "Kalau untuk wisata bahari, tentu harus bisa melihat kondisi/perubahan air laut yang dipicu oleh gelombang tinggi serta angin kencang. Ini tentu beresiko terhadap keberlangsungan aktivitas wisata kalau tidak mematuhi setiap informasi. Begitu juga dengan nelayan yang nekat berlayar. Tentu beresiko pula terhadap nelayan itu sendiri," katanya.
Lebih jauh dirincikannya, dari analisa bahwa tinggi gelombang untuk Bali Utara berkisar antara 1 meter hingga 1,5 meter, kemudian perairan selatan Bali hingga 2 meter serta selat Bali dan selat Lombok yang juga mencapai 2 meter. Sementara, untuk tiupan angin mencapai 6 Km hingga 34 Km perjam. Selain disebabkan karena sebagian besar wilayah Bali sudah memasuki musim penghujan, faktor suhu muka laut sekitar wilayah Bali yang berkisar 29- 30 derajat membuat suhu muka laut cukup hangat. Maka, secara tidak langsung memberikan kontribusi yang cukup kuat dalam pembentukan awan-awan hujan. "Faktor lainnya lagi karena masa udara basah terkosentrasi dari lapisan permukaan hingga lapisan 850 Milibar atau 1,500 meter," rincinya.*dar
1
Komentar