Penggiat Lingkungan Bertekad Berkolaborasi Wujudkan Bali Bersih
Forum Komunikasi Penggiat Lingkungan Hidup Bali (FKPLH) Bali kolaborasi mewujudkan kebersihan Bali.
GIANYAR, NusaBali
Lebih dari 30 komunitas diajak duduk bersama membahas isu-isu lingkungan dalam Focus Group Discucusssion (FGD) bertempat di Pondok Warung Sebatu, Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, Jumat (17/1).
Ketua Panitia IB Mandara Brasika mengatakan selama ini begitu banyak komunitas yang peduli lingkungan. Namun masih berjalan sendiri-sendiri. “Melalui FGD ini kami ingin integrasi. Tujuan besarnya ingin Bali lebih bersih, lebih ramah lingkungan, lebih sehat. Bukan hanya untuk kita tapi untuk anak cucu di kemudian hari,” jelasnya.
FGD ini berlangsung selama dua hari hingga Sabtu (18/1). Tidak saja puluhan komunitas, sesi diskusi juga menghadirkan unsur PHDI, PHRI, Forum Perbekel, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kehutanan, Kementerian Perindustrian, Pelindo III serta Angkasa Pura 1.
Perintis FKPLH Bali I Ketut Suarnaya menjelaskan forum ini terbentuk atas inisiatif anggota DPR RI Dapil Bali Nyoman Parta. Diawali mengumpulkan orang-orang maupun komunitas yang punya dedikasi serta komitmen pada isu lingkungan. “Ke depan, forum ini harus mampu berbuat lebih. Menyatukan visi misi masing-masing komunitas dalam satu wadah. Ending yang ingin kita capai, maksimal 5 tahun lagi Bali harus bersih,” jelasnya.
Dia yakin melalui FKPLH Bali ini setiap desa di Bali bisa digarap secara keroyokan dalam hal pengelolaan sampah. “Kami yakin, dengan bersama pasti bisa. Pergerakan pertama, akan dilakukan edukasi pengurangan pemakaian sampah plastik. Merubah pola pikir konsumtif dengan mengurangi kemasan plastik,” jelas anggota Trash Hero Indonesia asal Banjar Meranggi, Desa Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur ini.
Suarnaya sendiri telah bergerak memerangi sampah plastik sejak 17 tahun lalu. Karena komitmennya pada isu lingkungan, dia mendapat beasiswa dari Kementerian Lingkungan Hidup belajar pengolahan sampah di Jepang tahun 2015. “Di Jepang, saya belajar banyak bagaimana sistem mengolah sampah dari hulu ke hilir,” jelasnya. Saat ini, Suarnaya menjadi pendamping Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gianyar dalam menata sampah di desa-desa.
Anggota DPR RI Nyoman Parta mengatakan, kolaborasi mewujudkan kebersihan Bali yang ramah lingkungan dan berkelanjutan ini dirancang khusus untuk membahas isu lingkungan dengan pendekatan yang lebih strategis. Ia mengajak semua pihak membangun percontohan terkait pengelolaan sampah yang lengkap sarana prasarana. Dari peserta juga banyak diharapkan untuk memberikan masukan dimasing-masing wilayah, mulai dari permasalahan hingga jalan keluarnya. Bahkan ada usulan, kedepan forum ini agar memiliki buletin atau digital, untuk share atau menyebar luaskan kegiatan forum seperti isi aktifitas hingga foto dan video penunjangnya. "Ketika kita ingin kurangi sampah plastik, semua harus sepakat di semua lini, mulai rumah tangga, bisnis dan tempat umum. Semua harus terlibat. Tidak bisa lagi urusannya orang per orang," ungkapnya. Penggunaan plastik secara berlebih yang dibuang sembarangan menjadi sampah, nyata-nyata sudah merusak lingkungan, pemandangan, dan kesehatan. "Oleh karena itu bersama harus diselesaikan. Harusnya setelah keluarnya Pergub Bali tentang pembatasan timbulan sampah plastik, seluruh stake holder semestinya bersatu padu. Targetnya, lima tahun Bali harus bersih dari tata kelola sampah. Bagaimana pemilahannya mulai dari rumah tangga, bagaimana pula pengolahan dan pengelolaannya setelah sampah terkumpul," ujarnya.
Cita-cita besarnya, lanjut Parta, Bali harus memiliki ciri sebagai destinasi wisata baru. Wisatawan yang datang ke Bali, tidak semata berbicara tentang budaya dan alamnya yang indah. Melainkan juga bicara tentang Bali yang bersih. "Tamu yang datang adalah tamu berkelas. Yang menikmati alam Bali yang tidak tercemar. FGD ini pertemuan hebat. Mampu merangkul banyak komunitas untuk bersinergi menjaga Bali bersih," terang politisi asal Desa Guwang, Kecamatan Sukawati ini. *nvi
Ketua Panitia IB Mandara Brasika mengatakan selama ini begitu banyak komunitas yang peduli lingkungan. Namun masih berjalan sendiri-sendiri. “Melalui FGD ini kami ingin integrasi. Tujuan besarnya ingin Bali lebih bersih, lebih ramah lingkungan, lebih sehat. Bukan hanya untuk kita tapi untuk anak cucu di kemudian hari,” jelasnya.
FGD ini berlangsung selama dua hari hingga Sabtu (18/1). Tidak saja puluhan komunitas, sesi diskusi juga menghadirkan unsur PHDI, PHRI, Forum Perbekel, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kehutanan, Kementerian Perindustrian, Pelindo III serta Angkasa Pura 1.
Perintis FKPLH Bali I Ketut Suarnaya menjelaskan forum ini terbentuk atas inisiatif anggota DPR RI Dapil Bali Nyoman Parta. Diawali mengumpulkan orang-orang maupun komunitas yang punya dedikasi serta komitmen pada isu lingkungan. “Ke depan, forum ini harus mampu berbuat lebih. Menyatukan visi misi masing-masing komunitas dalam satu wadah. Ending yang ingin kita capai, maksimal 5 tahun lagi Bali harus bersih,” jelasnya.
Dia yakin melalui FKPLH Bali ini setiap desa di Bali bisa digarap secara keroyokan dalam hal pengelolaan sampah. “Kami yakin, dengan bersama pasti bisa. Pergerakan pertama, akan dilakukan edukasi pengurangan pemakaian sampah plastik. Merubah pola pikir konsumtif dengan mengurangi kemasan plastik,” jelas anggota Trash Hero Indonesia asal Banjar Meranggi, Desa Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur ini.
Suarnaya sendiri telah bergerak memerangi sampah plastik sejak 17 tahun lalu. Karena komitmennya pada isu lingkungan, dia mendapat beasiswa dari Kementerian Lingkungan Hidup belajar pengolahan sampah di Jepang tahun 2015. “Di Jepang, saya belajar banyak bagaimana sistem mengolah sampah dari hulu ke hilir,” jelasnya. Saat ini, Suarnaya menjadi pendamping Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gianyar dalam menata sampah di desa-desa.
Anggota DPR RI Nyoman Parta mengatakan, kolaborasi mewujudkan kebersihan Bali yang ramah lingkungan dan berkelanjutan ini dirancang khusus untuk membahas isu lingkungan dengan pendekatan yang lebih strategis. Ia mengajak semua pihak membangun percontohan terkait pengelolaan sampah yang lengkap sarana prasarana. Dari peserta juga banyak diharapkan untuk memberikan masukan dimasing-masing wilayah, mulai dari permasalahan hingga jalan keluarnya. Bahkan ada usulan, kedepan forum ini agar memiliki buletin atau digital, untuk share atau menyebar luaskan kegiatan forum seperti isi aktifitas hingga foto dan video penunjangnya. "Ketika kita ingin kurangi sampah plastik, semua harus sepakat di semua lini, mulai rumah tangga, bisnis dan tempat umum. Semua harus terlibat. Tidak bisa lagi urusannya orang per orang," ungkapnya. Penggunaan plastik secara berlebih yang dibuang sembarangan menjadi sampah, nyata-nyata sudah merusak lingkungan, pemandangan, dan kesehatan. "Oleh karena itu bersama harus diselesaikan. Harusnya setelah keluarnya Pergub Bali tentang pembatasan timbulan sampah plastik, seluruh stake holder semestinya bersatu padu. Targetnya, lima tahun Bali harus bersih dari tata kelola sampah. Bagaimana pemilahannya mulai dari rumah tangga, bagaimana pula pengolahan dan pengelolaannya setelah sampah terkumpul," ujarnya.
Cita-cita besarnya, lanjut Parta, Bali harus memiliki ciri sebagai destinasi wisata baru. Wisatawan yang datang ke Bali, tidak semata berbicara tentang budaya dan alamnya yang indah. Melainkan juga bicara tentang Bali yang bersih. "Tamu yang datang adalah tamu berkelas. Yang menikmati alam Bali yang tidak tercemar. FGD ini pertemuan hebat. Mampu merangkul banyak komunitas untuk bersinergi menjaga Bali bersih," terang politisi asal Desa Guwang, Kecamatan Sukawati ini. *nvi
Komentar