Kritis, Mahasiswa Warmadewa Bahas Pariwisata Bali
Unitas Penalaran dan Jurnalistik Universitas Warmadewa menyelenggarakan talkshow mengenai peran media dalam perkembangan industri pariwisata di Bali.
DENPASAR, NusaBali.com
Di penghujung tahun 2019 lalu, industri pariwisata di Bali digegerkan oleh berita dari sebuah media wisata yang menyatakan bahwa Bali menjadi salah satu tempat wisata yang tak layak dikunjungi wisatawan mancanegara di tahun 2020. Rilisnya artikel menggegerkan ini pun bukannya tanpa alasan.
Tiga alasan utama yang menjadi dasar pertimbangan media ini yakni permasalahan sampah di Bali, kelangkaan air bersih, dan perilaku tak sopan wisatawan yang berkunjung ke Bali. Ketiga alasan ini, semuanya bermuara pada satu sebab, yakni sebagai efek dari adanya pariwisata massal di Bali.
Di sisi lain, pemberitaan ini juga tak lepas dari peran media, baik media yang mengangkat isu tersebut, hingga media yang ‘terpancing’ untuk menelusuri lebih jauh seperti apa dampak dari artikel media asing tersebut terhadap pariwisata di Bali.
Menindaklanjuti isu tersebut, Unitas Penalaran dan Jurnalistik Universitas Warmadewa menyelenggarakan talkshow mengenai peran media dalam perkembangan industri pariwisata di Bali pada Sabtu (18/1/2020). Bincang-bincang di Auditorium Universitas Warmadewa ini mengupas permasalahan pariwisata di Bali dari segala sisi, baik dari segi pengelolaan oleh pemerintah, masyarakat maupun media.
Untuk mengupas topik tersebut, Ni Nyoman Ayu Andriani dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali hadir sebagai pembicara mewakili sisi pemerintah, I Made Juli Untung Pratama perwakilan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Denpasar, dan Nandhang Astika, Ketua Asosiasi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar sebagai perwakilan media.
“Kami Unitas Penalaran dan Jurnalistik merasa agak terganggu dengan adanya artikel tersebut. Karena itu kami adakan talkshow ini untuk mengetahui sejauh mana sih peran media dan bagaimana sebenarnya pariwisata di Bali. Untuk itu kami mengundang dari Dinas Pariwisata, Walhi dari dan AJI Denpasar dari perwakilan media,” ujar Ketua Panitia Talkshow 2020, Anak Agung Gede Chandra Wiratama.
Diskusi ini menyimpulkan bahwa di satu sisi media massa dan jurnalisme bisa menjadi lawan atau kawan, di mana media bisa menjadi perantara informasi berharga yang patut diketahui masyarakat untuk melawan berita bohong atau hoax, namun di satu sisi media juga bisa menjadi alat untuk ‘menggoreng’ isu yang bersifat menjatuhkan. “Saya sendiri berharap ke depannya media massa itu tetap di tengah-tengah, tidak membela pihak kiri maupun pihak kanan. Tetap netral,” tutup mahasiswa jurusan Ilmu Hukum Universitas Warmadewa ini. *yl
1
Komentar