Tiga Kandidat Undur Diri dari Pencalonan di Golkar
Muluskan Tamba ke Pilkada Jembrana
Tiga (3) dari 9 kandidat yang mendaftar di Golkar mengundurkan diri dari pencalonan untuk Pilkada Jembrana 2020.
NEGARA, NusaBali
Ketiganya sama-sama mendaftar posisi Calon Bupati (Cabup) Jembrana, yakni I Made Suardana, I Wayan Suardika, dan I Nengah Nurlaba. Ini praktis kian melempangkan jalan bagi politisi Demokrat, I Nengah Tamba, untuk maju tgarung ke Pilkada Jembrana 2020 sebagai Cabup dari koalisi non PDIP yang dimotori Golkar-Gerindra.
Pengunduran diri ketiga kandidat Cabup ini diputuskan saat Tim Penjaringan Bakal Calon DPD II Golkar Jembrana melakukan pemanggilan terhadap 9 figur yang mendaftar, di Kantor Sekretariat DPD II Golkar Jemrbana, Sabtu (18/1). Mereka minggir dari arena dengan alasan berbeda.
Made Suardana adalah Plt Ketua DPD II Golkar Jembrana yang kini anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Jemrbana. Sedangkan Wayan Suardika adalah kader Beringin yang kini menjabat Wakil Ketua DPRD Jembrna 2019-2024 dari Fraksi Golkar. Sebaliknya, Nengah Nurlaba adalah kandidat independen yang kini menjabat Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Indonesia Provinsi Bali.
Ketua Tim Penjaringan Calon DPD II Golkar Jemrbana, Nyoman Birawan alias Mang Be, mengatakan Made Suardana dan Wayan Suardika pilih undur diri alias tidak melanjutkan pencalonan ke Pilkada Jembrana 2020, dengan alasan ingin fokus ngayah di kursi legislatif. “Pak Made Suardana ingin fokus bertugas di DPRD Bali Dapil Jembrana, sementara Pak Wayan Suardika fokus bertugas di DPRD Jembrana,” ujar Mang Be di Negara, Minggu (19/1).
Sedangkan Nengah Nurlaba, kata Mang Be, terpental dari pencalonan di Golkar untuk Pilkada Jembrana 2020 karena belum melengkapi seluruh persyaratan bakal calon. Dengan mundurnya 3 kandidat tersebut, kini tinggal 6 figur yang melanjutkan proses pencalonan di Golkar.
Keenam figur yang nyalon di Golkar untuk Pilkada Jembrana 2020 itu, masing-masing I Nengah Tamba (Wakil Ketua I DPD Demokrat Bali/ambil posisi Cabup Jembrana), I Ketut Widastra (Wakil Ketua Bappilu Willayah Kecamatan Jembrana-Pekutatan-Mendoyo DPD II Golkar Jembrana/posisi Cabup), Kompol I Made Prihenjagat (polisi aktif yang kini menjabat sebagai Kabag Sumber Daya Polres Jem-brana/posisi Cabup), I Gede Budi Santosa (kader Gerindra/posisi Cabup), H Nasrun (kader PKB/posisi Cawabup), dan I Komang Adiyasa (kader Hanura/posisi Cawabup).
Plt Ketua DPD II Golkar Jembrana, Made Suardana, mengatakan 6 kandidat yang melanjutkan proses pencalonan di Golkar ini telah disampaikan ke dalam rapat Koaliasi Jembrana Maju (KJM) yang beranggotakan 7 parpol: Golkar, Gerindra, Demokrat, PPP, NasDem, Perindo, dan PKS, Minggu kemarin. Rencananya, Deklarasi KJM akan dilakukan 27 Januari 2020 nanti.
“Setelah deklarasi koalisi, baru akan kita bicarakan bersama paket calon yang akan kita usung ke Pilkada Jembrana 2020. Kami tagerkan Maret 2020 sudah ada paket Cabup-Cawabup yang diusung KJM,” terang Suardana yang mundur dari pencalonan di Golkar untuk Pilkada Jembrana 2020 kepada NusaBali di Negara, Minggu kemarin.
Menurut Suardana, sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan paket Cabup-Cawabup yang akan disung KJM nanti adalah hasil survei kandidat. Suardana berharap ada kader Beringin yang lolos menjadi calon berdasarkan survei, mengungat Golkar adalah penggagas dan motor KJM untuk Pilkada Jembrana 2020.
“Kami berharap kader Golkar bisa masuk sebagai Cabup Jembrana. Tetapi, sesuai kesepakatan di koalasi, kita ingin mengusung siapa kandidat yang terbaik berdasarkan survei. Kami tetap akan hormati hasil survei. Begitu juga teman-teman di koalisi, agar legowo siapa pun nantinya yang unggul dalam survei,” tegas Suardana yang sudah dua kali periode duduk di Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Jembrana.
Sementara itu, mundurnya Made Suardana, Wayan Suardika, dan Nengah Nurlaba praktis kian melempangkan jalan bagi politisi Demokrat, Nengah Tamba, untuk terpilih menjadi Cabup Jembrana yang diusung KJM dalam Pilkada Jembrana 2020 mendatang. Pasalnya, dari 6 kandidat yang masih bertahan, Nengah Tampa yang paling populer dan mumpuni dari sisi pengalaman.
Nengah Tamba sempat dua kali periode duduk di Fraksi Demokrat DPRD Bali Dapil Jembrana (2009-2014, 2014-2019). Pada periode pertamanya, politisi asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana ini dipercaya partainya sebagai Ketua Fraksi Demokrat DPRD Bali 2009-2014. Sedangkan di periode kedua, Nengah Tamba menjabat sebagai Ketua Komisi III DPRD Bali 2014-2019. Sayangnya, Nengah Tamba selaku incumbeng justru gagal lolos lagi ke DPRD Bali dari Demokrat Dapil Jembrana dalam Pileg 2019.
Dalam Pilkada Jembrana 2020, Golkar masuk koalisi KJM bersama 6 parpol lainnya. Dari 7 parpol KJM ini, hanya 4 yang merupakan parpol parlemen (punya kursi di DPRD Jembrana hasil Pileg 2019, yakni Golkar (berkekuatan 6 kursi legislatif/17,14 persen suara parlemen), Gerindra (4 kursi legislatif/11,43 persen suara parlemen), Demokrat (3 kursi legislatif/8,57 persen suara parlemen), dan PPP (1 kursi legislatif/2,86 persen suara parlemen). Sementara 34 parpol lainnya tidak punya kursi di parlemen, yakni NasDem, PKS, dan Perindo.
KJM akan tarung head to head melawan PDIP-Hanura di Pilkada Jembrana 2020. Dari sisi kekuatan politik awal, kubu PDIP lebih unggul karena berkekuatan 19 kursi DPRD Jembrana 2019-2024 atau 54,29 persen suara parlemen. Rinciannya, 18 kursi legislatif (51,43 persen suara parlemen) milik PDIP dan 1 kursi legislatif (2,86 persen suara parlemen) milik Hanura.
PDIP-Hanura sudah hampir pasti akan usung Made Kembang Hartawan sebagai Cabup Jembrana ke Pilkada 2020. Kembang Hartawan adalah politisi asal Desa Pangyangan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana yang kini Ketua DPC PDIP Jembrana dan sekaligus Wakil Bupati Jembrana. *ode
Pengunduran diri ketiga kandidat Cabup ini diputuskan saat Tim Penjaringan Bakal Calon DPD II Golkar Jembrana melakukan pemanggilan terhadap 9 figur yang mendaftar, di Kantor Sekretariat DPD II Golkar Jemrbana, Sabtu (18/1). Mereka minggir dari arena dengan alasan berbeda.
Made Suardana adalah Plt Ketua DPD II Golkar Jembrana yang kini anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Jemrbana. Sedangkan Wayan Suardika adalah kader Beringin yang kini menjabat Wakil Ketua DPRD Jembrna 2019-2024 dari Fraksi Golkar. Sebaliknya, Nengah Nurlaba adalah kandidat independen yang kini menjabat Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Indonesia Provinsi Bali.
Ketua Tim Penjaringan Calon DPD II Golkar Jemrbana, Nyoman Birawan alias Mang Be, mengatakan Made Suardana dan Wayan Suardika pilih undur diri alias tidak melanjutkan pencalonan ke Pilkada Jembrana 2020, dengan alasan ingin fokus ngayah di kursi legislatif. “Pak Made Suardana ingin fokus bertugas di DPRD Bali Dapil Jembrana, sementara Pak Wayan Suardika fokus bertugas di DPRD Jembrana,” ujar Mang Be di Negara, Minggu (19/1).
Sedangkan Nengah Nurlaba, kata Mang Be, terpental dari pencalonan di Golkar untuk Pilkada Jembrana 2020 karena belum melengkapi seluruh persyaratan bakal calon. Dengan mundurnya 3 kandidat tersebut, kini tinggal 6 figur yang melanjutkan proses pencalonan di Golkar.
Keenam figur yang nyalon di Golkar untuk Pilkada Jembrana 2020 itu, masing-masing I Nengah Tamba (Wakil Ketua I DPD Demokrat Bali/ambil posisi Cabup Jembrana), I Ketut Widastra (Wakil Ketua Bappilu Willayah Kecamatan Jembrana-Pekutatan-Mendoyo DPD II Golkar Jembrana/posisi Cabup), Kompol I Made Prihenjagat (polisi aktif yang kini menjabat sebagai Kabag Sumber Daya Polres Jem-brana/posisi Cabup), I Gede Budi Santosa (kader Gerindra/posisi Cabup), H Nasrun (kader PKB/posisi Cawabup), dan I Komang Adiyasa (kader Hanura/posisi Cawabup).
Plt Ketua DPD II Golkar Jembrana, Made Suardana, mengatakan 6 kandidat yang melanjutkan proses pencalonan di Golkar ini telah disampaikan ke dalam rapat Koaliasi Jembrana Maju (KJM) yang beranggotakan 7 parpol: Golkar, Gerindra, Demokrat, PPP, NasDem, Perindo, dan PKS, Minggu kemarin. Rencananya, Deklarasi KJM akan dilakukan 27 Januari 2020 nanti.
“Setelah deklarasi koalisi, baru akan kita bicarakan bersama paket calon yang akan kita usung ke Pilkada Jembrana 2020. Kami tagerkan Maret 2020 sudah ada paket Cabup-Cawabup yang diusung KJM,” terang Suardana yang mundur dari pencalonan di Golkar untuk Pilkada Jembrana 2020 kepada NusaBali di Negara, Minggu kemarin.
Menurut Suardana, sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan paket Cabup-Cawabup yang akan disung KJM nanti adalah hasil survei kandidat. Suardana berharap ada kader Beringin yang lolos menjadi calon berdasarkan survei, mengungat Golkar adalah penggagas dan motor KJM untuk Pilkada Jembrana 2020.
“Kami berharap kader Golkar bisa masuk sebagai Cabup Jembrana. Tetapi, sesuai kesepakatan di koalasi, kita ingin mengusung siapa kandidat yang terbaik berdasarkan survei. Kami tetap akan hormati hasil survei. Begitu juga teman-teman di koalisi, agar legowo siapa pun nantinya yang unggul dalam survei,” tegas Suardana yang sudah dua kali periode duduk di Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Jembrana.
Sementara itu, mundurnya Made Suardana, Wayan Suardika, dan Nengah Nurlaba praktis kian melempangkan jalan bagi politisi Demokrat, Nengah Tamba, untuk terpilih menjadi Cabup Jembrana yang diusung KJM dalam Pilkada Jembrana 2020 mendatang. Pasalnya, dari 6 kandidat yang masih bertahan, Nengah Tampa yang paling populer dan mumpuni dari sisi pengalaman.
Nengah Tamba sempat dua kali periode duduk di Fraksi Demokrat DPRD Bali Dapil Jembrana (2009-2014, 2014-2019). Pada periode pertamanya, politisi asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana ini dipercaya partainya sebagai Ketua Fraksi Demokrat DPRD Bali 2009-2014. Sedangkan di periode kedua, Nengah Tamba menjabat sebagai Ketua Komisi III DPRD Bali 2014-2019. Sayangnya, Nengah Tamba selaku incumbeng justru gagal lolos lagi ke DPRD Bali dari Demokrat Dapil Jembrana dalam Pileg 2019.
Dalam Pilkada Jembrana 2020, Golkar masuk koalisi KJM bersama 6 parpol lainnya. Dari 7 parpol KJM ini, hanya 4 yang merupakan parpol parlemen (punya kursi di DPRD Jembrana hasil Pileg 2019, yakni Golkar (berkekuatan 6 kursi legislatif/17,14 persen suara parlemen), Gerindra (4 kursi legislatif/11,43 persen suara parlemen), Demokrat (3 kursi legislatif/8,57 persen suara parlemen), dan PPP (1 kursi legislatif/2,86 persen suara parlemen). Sementara 34 parpol lainnya tidak punya kursi di parlemen, yakni NasDem, PKS, dan Perindo.
KJM akan tarung head to head melawan PDIP-Hanura di Pilkada Jembrana 2020. Dari sisi kekuatan politik awal, kubu PDIP lebih unggul karena berkekuatan 19 kursi DPRD Jembrana 2019-2024 atau 54,29 persen suara parlemen. Rinciannya, 18 kursi legislatif (51,43 persen suara parlemen) milik PDIP dan 1 kursi legislatif (2,86 persen suara parlemen) milik Hanura.
PDIP-Hanura sudah hampir pasti akan usung Made Kembang Hartawan sebagai Cabup Jembrana ke Pilkada 2020. Kembang Hartawan adalah politisi asal Desa Pangyangan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana yang kini Ketua DPC PDIP Jembrana dan sekaligus Wakil Bupati Jembrana. *ode
Komentar