Sebelum Rekomendasi, Tamba Diadu di Survei
Golkar Panggil Kandidat di Jembrana
DPD I Golkar Bali panggil para kandidat yang mendaftar nyalon untuk Pilkada Jembrana 2020, termasuk politisi Demokrat I Nengah Tamba.
DENPASAR, NusaBali
Mereka dihadirkan di Sekretariat DPD I Golkar Bali, Jalan Surapati 9 Denpasar, Senin (20/1) siang, untuk persiapan survei. Nantinya, kandidat favorit seperti Nengah Tamba akan diadu dulu dalam survei, sebelum direkomendasi Golkar sebagai Calon Bupati (Cabup) Jembrana.
Selain Nengah Tamba, 3 kandidat lainnya yang berproses dan mendaftar nyalon di Koalisi Jembrana Maju (KJM) yang dimotori Golkar-Demokrat-Gerindra juga diundang ke DPD I Golkar Bali, Senin siang. Mereka adalah I Ketut Widastra (Wakil Ketua Bappilu Willayah Kecamatan Jembrana-Pekutatan-Mendoyo DPD II Golkar Jembrana yang mendaftar posisi Cabup), Kompol I Made Prihenjagat (polisi aktif yang kini menjabat sebagai Kabag Sumber Daya Polres Jembrana/mendaftar posisi Cabup), dan I Komang Adiyasa (kader Hanura/mendaftar posisi Cawabup). Hanya saja, Kompol Prihenjagat kemarin datang dengan diwakili utusannya, Made Agus Andriawan.
Nengah Tamba (politisi senior Demokrat asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana yang sempat dua kali periode duduk di DPRD Bali Dapil Jembrana) dan para kandidat lainnya diterima oleh Sekretaris DPD I Golkar Bali I Nyoman Sugawa Korry, Ketua Tim Pilkada DPD I Golkar Bali I Made Dauh Wijana, dan Plt Ketua DPD II Golkar Jembrana I Made Suardana.
Dalam pertemuan yang digelar selama 1,5 jam mulai siang pukul 11.00 Wita hingga pukul 12.30 Wita kemarin, Nengah Tamba cs diberi penjelasan soal persiapan survei kandidat yang akan dilakukan Golkar. Khusus untuk Pilkada Jembrana 2020, para kandidat akan disurvei dengan pola riset atas nama koalisi. Survei dibiayai dengan pola urunan oleh para kandidat. Dalam survei ini, DPP Golkar menyodorkan 10 lembaga riset yang bisa dipilih para kandidat.
Menurut Ketua Tim Pilkada DPD I Golkar Bali, Made Dauh Wijana, survei kandidat ini sebagai dasar DPP Golkar untuk menerbitkan rekomendasi paket calon. "Ada maksimal 10 lembaga survei yang kita siapkan. Silakan nanti kandidat mau pakai yang mana?" ujar Dauh Wijana di hadapan para kandidat.
Dauh Wijana menegaskan, siapa yang tertinggi ratingnya dalam survei nanti, dialah yang memiliki peluang terbesar untuk direkomendasi maju tarung ke Pilkada Jembrana 2020. “Pola ini sangat transparan dan terbuka. Jadi, kita inginkan komitmen para kandidat untuk mengikuti proses ini," jelas Dauh Wijana yang juga Ketua DPD II Golkar Gianyar.
Sedangkan Sekretaris DPD I Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry, mengatakan elektabilitas kandidat akan ketahuan saat survei dilakukan. Dari hasil survei nanti akan dirumuskan strategi untuk melawan jago yang diusung PDIP di Pilkada Jembrana 2020.
"Kami sangat optimis kalau pola dan strategi tepat, peluang menang di Pilkada Jembrana 2020 terbuka lebar. Apalagi, sekarang koalisi besar ini (KJM) mengusung tagline ‘Untuk Perubahan di Jembrana’. Rakyat sudah 10 tahun memberikan kesempatan kepada rezim sekarang. Maka, survei ini akan mengecek keinginan rakyat Jembrana," tandas Sugawa Korry.
Sugawa Korry menegaskan, survei yang dilakukan dengan pola iuran dan biaya oleh ma-sing-masing kandidat menunjukan bahwa Golkar benar-benar menerapkan politik tanpa mahar. "Politik bersih, karena surveinya dibiayai kandidat. Prosesnya nanti juga transparan. Kita apresiasi kandidat yang sudah berkomitmen untuk uji kekuatan dalam survei ini," jelas Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar ini.
Sementara, Plt Ketua DPD II Golkar Jembrana, Made Suardana, menyebutkan 4 kan-didat calon dipastikan akan disurvei oleh lembaga riset yang disepakati. "Mereka ini (Nengah Tamba cs, Red) semuanya adalah tokoh yang memiliki peluang. Acuan kita nanti hasil survei tentang layak tidaknya kandidat diusung di Pilkada Jembrana 2020," jelas Suardana.
Suardana menyebutkan, begitu hasil survei keluar nanti, itu sudah langsung menjadi acuan bagi parpol KJM untuk usung pasangan calon ke Pilkada Jembrana 2020. "Persiapan kandidat saya lihat sangat bagus. Saya yakin dalam survei nanti akan tampil yang terbaik untuk maju ke Pilkada Jembrana 2020," tegas Suardana yang juga anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Jembrana dua kali periode.
Sementara itu, para kandidat yang diwakili Nengah Tamba menyatakan berkomitmen dengan uji kekuatan dalam survei yang dibiayai secara urunan. "Kami pada intinya siap melalui proses dan mekanisme survei ini. Survei kandidat ini sejatinya proses demokrasi Pra Pilkada. Bagus ini, kita bisa menjajal sejauh mana keinginan masyarakat terhadap figur yang akan tampil memimpin Jembrana lima tahun ke depan," jelas Nengah Tamba.
Nengah Tamba nambahkan, dirinya selaku kandidat Cabup Jembrana yang berproses di Golkar, juga berkomitmen dan menghormati proses survei yang memang transparan ini. Artinya, dia siap menerima apa pun hasil hasil survei dan keputusan KJM. "Kalau biaya survei, kita sepakat iuran dan gotong-royong. Ini komitmen bersama-sama," kata Nengah Tamba yang kini menjabat Wakil Ketua I DPD Demokrat Bali.
Dari 4 kandidat yang diundang hadir ke DPD I Golkar Bali, Senin siang, Nengah Tamba termasuk favorit dan punya p[eluang besar untuk direkomendasi sebagai Cabup Jembrana. Nengah Tamba sempat dua kali periode duduk di Fraksi Demokrat DPRD Bali Dapil Jembrana (2009-2014, 2014-2019). Pada periode pertamanya, dia dipercaya partainya sebagai Ketua Fraksi Demokrat DPRD Bali 2009-2014.
Sedangkan di periode kedua, Nengah Tamba menjabat sebagai Ketua Komisi III DPRD Bali 2014-2019. Sayangnya, Nengah Tamba selaku incumbeng justru gagal lolos lagi ke DPRD Bali dari Demokrat Dapil Jembrana dalam Pileg 2019.
Dalam Pilkada Jembrana 2020, Golkar masuk koalisi KJM bersama 6 parpol lainnya. Dari 7 parpol KJM ini, hanya 4 yang merupakan parpol parlemen (punya kursi di DPRD Jembrana hasil Pileg 2019, yakni Golkar (berkekuatan 6 kursi legislatif/17,14 persen suara parlemen), Gerindra (4 kursi legislatif/11,43 persen suara parlemen), Demokrat (3 kursi legislatif/8,57 persen suara parlemen), dan PPP (1 kursi legislatif/2,86 persen suara parle-men). Sementara 34 parpol lainnya tidak punya kursi di parlemen, yakni NasDem, PKS, dan Perindo.
KJM akan tarung head to head melawan PDIP-Hanura di Pilkada Jembrana 2020. Dari sisi kekuatan politik awal, kubu PDIP lebih unggul karena berkekuatan 19 kursi DPRD Jembrana 2019-2024 atau 54,29 persen suara parlemen. Rinciannya, 18 kursi legislatif (51,43 persen suara parlemen) milik PDIP dan 1 kursi legislatif (2,86 persen suara parlemen) milik Hanura.
PDIP-Hanura sudah hampir pasti akan usung Made Kembang Hartawan sebagai Cabup Jembrana ke Pilkada 2020. Kembang Hartawan adalah politisi asal Desa Pangyangan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana yang kini Ketua DPC PDIP Jembrana dan sekaligus Wakil Bupati Jembrana. *nat
Selain Nengah Tamba, 3 kandidat lainnya yang berproses dan mendaftar nyalon di Koalisi Jembrana Maju (KJM) yang dimotori Golkar-Demokrat-Gerindra juga diundang ke DPD I Golkar Bali, Senin siang. Mereka adalah I Ketut Widastra (Wakil Ketua Bappilu Willayah Kecamatan Jembrana-Pekutatan-Mendoyo DPD II Golkar Jembrana yang mendaftar posisi Cabup), Kompol I Made Prihenjagat (polisi aktif yang kini menjabat sebagai Kabag Sumber Daya Polres Jembrana/mendaftar posisi Cabup), dan I Komang Adiyasa (kader Hanura/mendaftar posisi Cawabup). Hanya saja, Kompol Prihenjagat kemarin datang dengan diwakili utusannya, Made Agus Andriawan.
Nengah Tamba (politisi senior Demokrat asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana yang sempat dua kali periode duduk di DPRD Bali Dapil Jembrana) dan para kandidat lainnya diterima oleh Sekretaris DPD I Golkar Bali I Nyoman Sugawa Korry, Ketua Tim Pilkada DPD I Golkar Bali I Made Dauh Wijana, dan Plt Ketua DPD II Golkar Jembrana I Made Suardana.
Dalam pertemuan yang digelar selama 1,5 jam mulai siang pukul 11.00 Wita hingga pukul 12.30 Wita kemarin, Nengah Tamba cs diberi penjelasan soal persiapan survei kandidat yang akan dilakukan Golkar. Khusus untuk Pilkada Jembrana 2020, para kandidat akan disurvei dengan pola riset atas nama koalisi. Survei dibiayai dengan pola urunan oleh para kandidat. Dalam survei ini, DPP Golkar menyodorkan 10 lembaga riset yang bisa dipilih para kandidat.
Menurut Ketua Tim Pilkada DPD I Golkar Bali, Made Dauh Wijana, survei kandidat ini sebagai dasar DPP Golkar untuk menerbitkan rekomendasi paket calon. "Ada maksimal 10 lembaga survei yang kita siapkan. Silakan nanti kandidat mau pakai yang mana?" ujar Dauh Wijana di hadapan para kandidat.
Dauh Wijana menegaskan, siapa yang tertinggi ratingnya dalam survei nanti, dialah yang memiliki peluang terbesar untuk direkomendasi maju tarung ke Pilkada Jembrana 2020. “Pola ini sangat transparan dan terbuka. Jadi, kita inginkan komitmen para kandidat untuk mengikuti proses ini," jelas Dauh Wijana yang juga Ketua DPD II Golkar Gianyar.
Sedangkan Sekretaris DPD I Golkar Bali, Nyoman Sugawa Korry, mengatakan elektabilitas kandidat akan ketahuan saat survei dilakukan. Dari hasil survei nanti akan dirumuskan strategi untuk melawan jago yang diusung PDIP di Pilkada Jembrana 2020.
"Kami sangat optimis kalau pola dan strategi tepat, peluang menang di Pilkada Jembrana 2020 terbuka lebar. Apalagi, sekarang koalisi besar ini (KJM) mengusung tagline ‘Untuk Perubahan di Jembrana’. Rakyat sudah 10 tahun memberikan kesempatan kepada rezim sekarang. Maka, survei ini akan mengecek keinginan rakyat Jembrana," tandas Sugawa Korry.
Sugawa Korry menegaskan, survei yang dilakukan dengan pola iuran dan biaya oleh ma-sing-masing kandidat menunjukan bahwa Golkar benar-benar menerapkan politik tanpa mahar. "Politik bersih, karena surveinya dibiayai kandidat. Prosesnya nanti juga transparan. Kita apresiasi kandidat yang sudah berkomitmen untuk uji kekuatan dalam survei ini," jelas Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar ini.
Sementara, Plt Ketua DPD II Golkar Jembrana, Made Suardana, menyebutkan 4 kan-didat calon dipastikan akan disurvei oleh lembaga riset yang disepakati. "Mereka ini (Nengah Tamba cs, Red) semuanya adalah tokoh yang memiliki peluang. Acuan kita nanti hasil survei tentang layak tidaknya kandidat diusung di Pilkada Jembrana 2020," jelas Suardana.
Suardana menyebutkan, begitu hasil survei keluar nanti, itu sudah langsung menjadi acuan bagi parpol KJM untuk usung pasangan calon ke Pilkada Jembrana 2020. "Persiapan kandidat saya lihat sangat bagus. Saya yakin dalam survei nanti akan tampil yang terbaik untuk maju ke Pilkada Jembrana 2020," tegas Suardana yang juga anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Dapil Jembrana dua kali periode.
Sementara itu, para kandidat yang diwakili Nengah Tamba menyatakan berkomitmen dengan uji kekuatan dalam survei yang dibiayai secara urunan. "Kami pada intinya siap melalui proses dan mekanisme survei ini. Survei kandidat ini sejatinya proses demokrasi Pra Pilkada. Bagus ini, kita bisa menjajal sejauh mana keinginan masyarakat terhadap figur yang akan tampil memimpin Jembrana lima tahun ke depan," jelas Nengah Tamba.
Nengah Tamba nambahkan, dirinya selaku kandidat Cabup Jembrana yang berproses di Golkar, juga berkomitmen dan menghormati proses survei yang memang transparan ini. Artinya, dia siap menerima apa pun hasil hasil survei dan keputusan KJM. "Kalau biaya survei, kita sepakat iuran dan gotong-royong. Ini komitmen bersama-sama," kata Nengah Tamba yang kini menjabat Wakil Ketua I DPD Demokrat Bali.
Dari 4 kandidat yang diundang hadir ke DPD I Golkar Bali, Senin siang, Nengah Tamba termasuk favorit dan punya p[eluang besar untuk direkomendasi sebagai Cabup Jembrana. Nengah Tamba sempat dua kali periode duduk di Fraksi Demokrat DPRD Bali Dapil Jembrana (2009-2014, 2014-2019). Pada periode pertamanya, dia dipercaya partainya sebagai Ketua Fraksi Demokrat DPRD Bali 2009-2014.
Sedangkan di periode kedua, Nengah Tamba menjabat sebagai Ketua Komisi III DPRD Bali 2014-2019. Sayangnya, Nengah Tamba selaku incumbeng justru gagal lolos lagi ke DPRD Bali dari Demokrat Dapil Jembrana dalam Pileg 2019.
Dalam Pilkada Jembrana 2020, Golkar masuk koalisi KJM bersama 6 parpol lainnya. Dari 7 parpol KJM ini, hanya 4 yang merupakan parpol parlemen (punya kursi di DPRD Jembrana hasil Pileg 2019, yakni Golkar (berkekuatan 6 kursi legislatif/17,14 persen suara parlemen), Gerindra (4 kursi legislatif/11,43 persen suara parlemen), Demokrat (3 kursi legislatif/8,57 persen suara parlemen), dan PPP (1 kursi legislatif/2,86 persen suara parle-men). Sementara 34 parpol lainnya tidak punya kursi di parlemen, yakni NasDem, PKS, dan Perindo.
KJM akan tarung head to head melawan PDIP-Hanura di Pilkada Jembrana 2020. Dari sisi kekuatan politik awal, kubu PDIP lebih unggul karena berkekuatan 19 kursi DPRD Jembrana 2019-2024 atau 54,29 persen suara parlemen. Rinciannya, 18 kursi legislatif (51,43 persen suara parlemen) milik PDIP dan 1 kursi legislatif (2,86 persen suara parlemen) milik Hanura.
PDIP-Hanura sudah hampir pasti akan usung Made Kembang Hartawan sebagai Cabup Jembrana ke Pilkada 2020. Kembang Hartawan adalah politisi asal Desa Pangyangan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana yang kini Ketua DPC PDIP Jembrana dan sekaligus Wakil Bupati Jembrana. *nat
Komentar