Desa Pinge Tabanan Jadi Desa Wisata Mandiri di 2021
Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) saat ini tengah membina Desa Pinge, Kecamatan Marga, Tabanan untuk menjadi desa wisata.
MANGUPURA, NusaBali.com
Sejumlah pelaku wisata Desa Pinge bersama ITDC dan Yayasan Tri Hita Karana (THK) membahas pengembangannya dalam Focus Group Discussion (FGD), Selasa (21/1/2020) di Wantilan ITDC, Nusa Dua, Badung.
Menurut Managing Director ITDC, I Gusti Ngurah Ardita, FGD berupaya memetakan kebutuhan pengembangan Desa Wisata Pinge menuju desa wisata yang mandiri. "FGD hari ini membahas apa saja yang masih kurang dan perlu dilengkapi untuk menjadikan Desa Wisata Pinge menjadi desa wisata yang mandiri," ucapnya.
Pembahasan pengembangan tersebut meliputi infrastruktur, produk wisata, SDM, hingga pengelolaan. "Kami sudah melakukan pendampingan bersama sejak 2016 lalu lewat program CSR dan menargetkan tahun ini sebagian besar sudah terlengkapi. Selanjutnya, pada awal 2021 kami harapkan Desa Wisata Pinge sudah menjadi desa wisata yang mandiri," sambungnya.
Berdasarkan data yang dihimpun ITDC sendiri, Desa Pinge menuai hasil yang positif selama pendampingan. Jumlah kunjungan pada tahun 2016 meningkat hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Jumlah kunjungan wisatawan ke desa di Kecamatan Marga ini pada tahun 2016 lalu mencapai 1.674 wisatawan, dari sebelumnya hanya 856 kunjungan wisatawan pada tahun 2015. Angka tersebut terus meningkat selama tiga tahun terakhir hingga puncaknya pada tahun 2019 dengan 2.310 kunjungan wisatawan.
Namun, Ardita menegaskan pengembangan Desa Wisata Pinge tidak hanya akan berfokus pada banyaknya kuantitas kunjungan saja. "Desa Pinge nantinya menjadi desa wisata yang tidak hanya banyak dikunjungi saja. Pengembangan berlandaskan community based tourism yang memberi manfaat pada masyarakat di desa itu," ujarnya.
Karena itu dalam proses pengembangan pihaknya menggandeng serta Yayasan THK dengan mengusung konsep parawisata berbasis budaya dan tradisi serta alam. "Ini yang sedang kami susun sebagai destinasi yang menghasilkan benefit buat masyarakat. Sehingga dengan adanya benefit ini mereka mau mempertahankan itu," sambungnya.
Pihaknya juga melibatkan anak-anak muda Desa Pinge untuk menyusun program-program serta paket wisata. "Ini yang paling penting, karena kalau ini belum ada maka, mereka tidak tahu bagaimana menjualnya dan membuat perhitungannya seperti apa. Kalau sudah ada wisatawan nantinya juga tahu akan mendapatkan apa ketika berkunjung ke sana. Misalnya atraksi budaya, wisata alam, kuliner," tutupnya.*has
1
Komentar