Gibran Tepis Cari Rekomendasi Lewat 'Pintu Belakang'
Bakal calon Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, menepis anggapan bahwa dirinya meminta rekomendasi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri lewat 'pintu belakang'.
SOLO, NusaBali
Dia menegaskan telah menjalankan mekanisme partai. "Saya kan sudah melalui mekanisme partai. Proses pendaftaran syaratnya sudah lengkap, waktu mendaftar juga di depan media, kan sangat terbuka sekali. Fit and proper test ada media juga. Yang dipermasalahkan apa?" kata Gibran saat ditemui di Banyuagung, Banjarsari, Solo, Selasa (21/1).
Diketahui, nama Gibran dikaitkan dengan pidato Megawati beberapa waktu lalu. Megawati saat itu menyindir adanya bakal calon kepala daerah yang meminta rekomendasi lewat 'pintu belakang'. Terkait pertemuannya dengan Megawati pada Oktober 2019, Gibran menyebut memang dirinya yang meminta waktu. Namun dia menegaskan tak berbicara masalah rekomendasi.
"Saya juga tanya peraturan partainya itu seperti apa to. Kan dari DPC sudah ditutup, apakah ada kesempatan lewat DPD atau DPP. Itu kan saya belum mendaftar, masa sudah minta rekomendasi, kan saru (tidak elok)," dia menambahkan.
Gibran mengatakan masalah tersebut sudah disampaikan Ketua Bidang Pemenangan Pemilu PDIP sekaligus Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto. Orang yang dimaksud meminta rekomendasi lewat 'pintu belakang' adalah peserta rakernas. "Itu kan orang yang ikut rakernas. Saya kan tidak ikut," katanya dilansir detik.com.
Diberitakan sebelumnya, pengamat politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai, meski Megawati tidak terang-terangan menyebut nama dalam pidato itu, Arya menilai pernyataan itu kemungkinan besar juga ditujukan kepada Gibran. Meskipun sejumlah kader PDIP juga telah menepis itu.
"Apakah dia menyindir Gibran atau tidak, saya tidak tahu ya. Tapi, kalau kita dengar dan baca pernyataan itu, meskipun karena segala macam, segala macam, tapi ya dugaan saya mungkin sepertinya (menyindir Gibran Rakabuming). Mungkin ada usaha juga secara tidak langsung mungkin menyindir," ujar Arya saat dihubungi, Senin (20/1). *
Diketahui, nama Gibran dikaitkan dengan pidato Megawati beberapa waktu lalu. Megawati saat itu menyindir adanya bakal calon kepala daerah yang meminta rekomendasi lewat 'pintu belakang'. Terkait pertemuannya dengan Megawati pada Oktober 2019, Gibran menyebut memang dirinya yang meminta waktu. Namun dia menegaskan tak berbicara masalah rekomendasi.
"Saya juga tanya peraturan partainya itu seperti apa to. Kan dari DPC sudah ditutup, apakah ada kesempatan lewat DPD atau DPP. Itu kan saya belum mendaftar, masa sudah minta rekomendasi, kan saru (tidak elok)," dia menambahkan.
Gibran mengatakan masalah tersebut sudah disampaikan Ketua Bidang Pemenangan Pemilu PDIP sekaligus Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto. Orang yang dimaksud meminta rekomendasi lewat 'pintu belakang' adalah peserta rakernas. "Itu kan orang yang ikut rakernas. Saya kan tidak ikut," katanya dilansir detik.com.
Diberitakan sebelumnya, pengamat politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai, meski Megawati tidak terang-terangan menyebut nama dalam pidato itu, Arya menilai pernyataan itu kemungkinan besar juga ditujukan kepada Gibran. Meskipun sejumlah kader PDIP juga telah menepis itu.
"Apakah dia menyindir Gibran atau tidak, saya tidak tahu ya. Tapi, kalau kita dengar dan baca pernyataan itu, meskipun karena segala macam, segala macam, tapi ya dugaan saya mungkin sepertinya (menyindir Gibran Rakabuming). Mungkin ada usaha juga secara tidak langsung mungkin menyindir," ujar Arya saat dihubungi, Senin (20/1). *
Komentar