'Papan Sampah' Gugah Masyarakat Peduli Lingkungan
Sebuah ‘Papan Sampah’ terpasang di simpang jalan masuk Genah Melukat, Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, Rabu (22/1).
GIANYAR, NusaBali
Papan yang berisikan edukasi bahaya sampah plastik itu menggugah masyarakat agar peduli lingkungan.
Papan tersebut dipasang oleh LPD Desa Adat Sebatu. Dipasang untuk menyikapi kondisi saat ini, saat sampah plastik sudah menjadi persoalan krusial. Papan yang berbahan kayu itu terdiri dalam beberapa bagian, paling atas papan bertuliskan “ Tahukah Anda…berapa lama sampah yang anda buang terurai?”.
Selanjutnya di bagian bawah ada tujuh plang yang menjabarkan terkait waktu yang diperlukan untuk mengurai ragam jenis sampah plastik. Masing-masing plang itu pun langsung ditempeli sampah plastik. Seperti sampah botol plastik bisa terurai dalam kurun waktu 450 tahun, sampah kaleng terurai dalam waktu 200 tahun, sampah plastik kemasan terurai dalam waktu 100 tahun, sampah antong plastic terurai dalam waktu 20 tahun, punting rokok terurai dalam waktu 10 tahun, dan botol minuman kemasan bisa terurai dalam kurun waktu 5 tahun. Palang terakhir menuliskan sampah yang tidak bisa terurai dengan contoh kemasan berbahan Styrofoam.
Bendesa Pakraman Sebatu Wayan Lanus, dikonfirmasi Rabu (22/1), menerangkan papan berbahan kayu ini memang sengaja dipasang untuk mengedukasi masyarkat terkait bahaya sampah plastik. “Intinya dengan papan ini kami sosialisasi tentang masalah sampah, Kami ingin menyadarkan masyarakat terkait bahaya sampah itu pointnya,” katanya.
Diakui saat ini produksi sampah di Desa Pakraman Sebatu pun sudah meningkat dari beberapa tahun sebelumya. Diakui beberapa tahun sebelumnya dua armada sampah desa pakraman setempat hanya bergerak seminggu sekali. “Tapi sekarang armada kami harus bergerak tiga hari sekali, itu pun kadang ada yang sampai setiap hari harus dipungut sampahnya,” katanya.
Dikatakan, seluruh sampah yang diangkut itu seluruhnya dibawa ke TPA Temesi. Kini pihaknya pun pun menghimbau masyarakat setempat untuk memilah sampah, terutama sampah organic dan non organik. “Harapan kami masyarakat ikut memilah sampah,” katanya.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup I Wayan Kujus Pawitra mengatakan di Kabupaten Gianyar memang sudah tumbuh kesadaran akan bahaya sampah. Dikatakan banyak desa yang sudah serius menangani sampah, seperti Desa Guwang, Padangtegal, Pejeng termasuk Desa Pakraman Sebatu. “Memang sudah mulai tumbuh kesadaran bersama dalam pengelolaan dan penanganan sampah, dikalangan milenial, ibu-ibu pkk terutama para tokoh masyarakat,” katanya.
Jelas dia, belakangan ini pihaknya banyak mendapat undangan untuk memberikan sosialiasi pengelolaan dan penanganan sampah, serta pembangunan bank sampah dan TPS 3R. Diakui dalam hal ini pihaknya melibatkan para aktifis lingkungan untuk ikut membantu memberikan sosialisasi. “Desa yang sedang digarap untuk segera dibangun TPS 3R, dalam kerjasama dengan Yayasan Bumisasmaya seperti di Desa Bedulu, Pejeng, Taro dan Desa Adat Bonjaka, di Desa Sebatu,” ujarnya.*nvi
Papan tersebut dipasang oleh LPD Desa Adat Sebatu. Dipasang untuk menyikapi kondisi saat ini, saat sampah plastik sudah menjadi persoalan krusial. Papan yang berbahan kayu itu terdiri dalam beberapa bagian, paling atas papan bertuliskan “ Tahukah Anda…berapa lama sampah yang anda buang terurai?”.
Selanjutnya di bagian bawah ada tujuh plang yang menjabarkan terkait waktu yang diperlukan untuk mengurai ragam jenis sampah plastik. Masing-masing plang itu pun langsung ditempeli sampah plastik. Seperti sampah botol plastik bisa terurai dalam kurun waktu 450 tahun, sampah kaleng terurai dalam waktu 200 tahun, sampah plastik kemasan terurai dalam waktu 100 tahun, sampah antong plastic terurai dalam waktu 20 tahun, punting rokok terurai dalam waktu 10 tahun, dan botol minuman kemasan bisa terurai dalam kurun waktu 5 tahun. Palang terakhir menuliskan sampah yang tidak bisa terurai dengan contoh kemasan berbahan Styrofoam.
Bendesa Pakraman Sebatu Wayan Lanus, dikonfirmasi Rabu (22/1), menerangkan papan berbahan kayu ini memang sengaja dipasang untuk mengedukasi masyarkat terkait bahaya sampah plastik. “Intinya dengan papan ini kami sosialisasi tentang masalah sampah, Kami ingin menyadarkan masyarakat terkait bahaya sampah itu pointnya,” katanya.
Diakui saat ini produksi sampah di Desa Pakraman Sebatu pun sudah meningkat dari beberapa tahun sebelumya. Diakui beberapa tahun sebelumnya dua armada sampah desa pakraman setempat hanya bergerak seminggu sekali. “Tapi sekarang armada kami harus bergerak tiga hari sekali, itu pun kadang ada yang sampai setiap hari harus dipungut sampahnya,” katanya.
Dikatakan, seluruh sampah yang diangkut itu seluruhnya dibawa ke TPA Temesi. Kini pihaknya pun pun menghimbau masyarakat setempat untuk memilah sampah, terutama sampah organic dan non organik. “Harapan kami masyarakat ikut memilah sampah,” katanya.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup I Wayan Kujus Pawitra mengatakan di Kabupaten Gianyar memang sudah tumbuh kesadaran akan bahaya sampah. Dikatakan banyak desa yang sudah serius menangani sampah, seperti Desa Guwang, Padangtegal, Pejeng termasuk Desa Pakraman Sebatu. “Memang sudah mulai tumbuh kesadaran bersama dalam pengelolaan dan penanganan sampah, dikalangan milenial, ibu-ibu pkk terutama para tokoh masyarakat,” katanya.
Jelas dia, belakangan ini pihaknya banyak mendapat undangan untuk memberikan sosialiasi pengelolaan dan penanganan sampah, serta pembangunan bank sampah dan TPS 3R. Diakui dalam hal ini pihaknya melibatkan para aktifis lingkungan untuk ikut membantu memberikan sosialisasi. “Desa yang sedang digarap untuk segera dibangun TPS 3R, dalam kerjasama dengan Yayasan Bumisasmaya seperti di Desa Bedulu, Pejeng, Taro dan Desa Adat Bonjaka, di Desa Sebatu,” ujarnya.*nvi
1
Komentar