Aplikasi Taksi Online Bandara Diluncurkan
Konsumen Keluhkan Tarif, Bandingkan dengan Taksi Konvensional
Angkasa Pura I selaku pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, resmi meluncurkan aplikasi GrabCar beroperasi di bandara, Kamis (23/1).
MANGUPURA, NusaBali
Namun di tengah peluncuran itu, konsumen merasa kecewa soal tarif yang ternyata nyaris sama dengan tarif taksi konvensional. General Manager Angkasa Pura I Herry AY Sikado saat meresmikan aplikasi Grabcar, mengemukakan kehadiran layanan GrabCar Airport merupakan komitmen manajemen Angkasa Pura I sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap seluruh pengguna jasa bandara, serta meningkatkan daya saing dan nilai tambah bagi armada penyedia layanan transportasi darat.
“Peluncuran ini diharapkan dapat semakin memudahkan mobilitas wisatawan baik dalam maupun luar negeri, berkat tersedianya pilihan transportasi yang aman dan nyaman dari bandara menuju berbagai destinasi di Pulau Dewata,” tuturnya, Kamis kemarin.
Untuk mendukung ketersediaan armada layanan roda empat di Bandara Ngurah Rai, Grab menjalin kemitraan dengan lima operator taksi resmi bandara yang merupakan armada anggota koperasi atau badan usaha yang sebelumnya telah terdaftar sebagai mitra kerja PT Angkasa Pura I (Persero), yaitu koperasi Trans Tuban, Sapta Pesona, Loh Jinawi, Bali Segara, dan Koperasi Karyawan Angkasa Pura I (Kokapura). Adapun mitra atau driver yang mengoperasikan armada transportasi darat tersebut berasal dari desa adat penyangga bandar udara, yaitu Desa Adat Tuban, Kelan, dan Kuta. “Mereka telah menjalani pelatihan sebagai mitra pengemudi GrabCar sesuai standar keselamatan dan keamanan Grab,” imbuh Herry.
Di lokasi yang sama, Head of Public Affairs Grab Indonesia Tri Sukma Anreianno sangat mengapresiasi kemitraan strategis ini. Kepercayaan serta dukungan Angkasa Pura I, mengokohkan peran dalam mendukung kemajuan industri pariwisata tanah air. Hadirnya Grab sebagai satu-satunya perusahaan ride-hailing yang resmi beroperasi di Bandara Ngurah Rai lewat layanan GrabCar Airport, para wisatawan maupun masyarakat Bali kini semakin mudah mengakses layanan transportasi bandara yang aman dan nyaman. “Berdampingannya Grab dengan koperasi taksi bandara ini diharapkan akan meningkatkan pendapatan para mitra pengemudi yang juga anggota koperasi,” ungkapnya usai peluncuran GrabCar, kemarin.
Sementara, salah seorang konsumen bernama Widia, 38, mengaku pada saat munculnya informasi aplikasi Grab masuk ke Bandara Ngurah Rai, dia mendukung karena tarif taksi berbasis aplikasi online itu sangat terjangkau serta memudahkan konsumen. Sementara, taksi konvensional yang sudah bekerjasama dengan Angkasa Pura I tarifnya masih tinggi. Namun, hal tersebut tidak sesuai dengan ekspektasinya. Setelah resmi bekerja sama, tarif Grab justru jauh lebih mahal dari sebelumnya, dan nyaris menyamai tarif taksi konvensional.
Sebagai perbandingan, aku dia, saat aplikasi Grab belum bekerjasama dengan Bandara Ngurah Rai, dia sering menggunakan taksi berbasis aplikasi itu dari rumahnya di Jalan Antasura, Denpasar Barat menuju bandara dan sebaliknya dengan tarif bervariasi yakni dari Rp 80.000 hingga Rp 120.000. Namun, setelah resmi, justru tarifnya melonjak hingga Rp 247.000 sekali jalan. Tarif tersebut hanya selisih Rp 3.000 dengan taksi konvensional bandara. “Kejadian ini baru sepekan lalu, saya beserta keluarga dari Bandara Ngurah Rai ke rumah di Jalan Antasura mendapati harga yang justru lebih mahal dan nyaris sama dengan konvensional,” ucapnya.
Mengenai tarif, Tri Sukma Anreianno menyatakan, pihak Grab mengikuti berbagai ketentuan yang ditetapkan pemerintah dalam hal ini AP I, untuk menentukan tarif. “Untuk harga di bandara adalah wilayah khusus yang berbagai ketentuannya ditetapkan pemerintah, dalam hal ini melalui AP I dalam menyusun kebijakan termasuk harga khusus. Kami mengikuti aturan dari pemerintah termasuk AP I dalam menentukan tarif,” tuturnya.
Sementara, Communication and Legal Section Manager AP I Arie Ahsanurrohim yang dikonfirmasi terkait adanya keluhan tarif yang tinggi, tidak menjawab, baik melalui pesan WhatsApp maupun telepon. *dar
“Peluncuran ini diharapkan dapat semakin memudahkan mobilitas wisatawan baik dalam maupun luar negeri, berkat tersedianya pilihan transportasi yang aman dan nyaman dari bandara menuju berbagai destinasi di Pulau Dewata,” tuturnya, Kamis kemarin.
Untuk mendukung ketersediaan armada layanan roda empat di Bandara Ngurah Rai, Grab menjalin kemitraan dengan lima operator taksi resmi bandara yang merupakan armada anggota koperasi atau badan usaha yang sebelumnya telah terdaftar sebagai mitra kerja PT Angkasa Pura I (Persero), yaitu koperasi Trans Tuban, Sapta Pesona, Loh Jinawi, Bali Segara, dan Koperasi Karyawan Angkasa Pura I (Kokapura). Adapun mitra atau driver yang mengoperasikan armada transportasi darat tersebut berasal dari desa adat penyangga bandar udara, yaitu Desa Adat Tuban, Kelan, dan Kuta. “Mereka telah menjalani pelatihan sebagai mitra pengemudi GrabCar sesuai standar keselamatan dan keamanan Grab,” imbuh Herry.
Di lokasi yang sama, Head of Public Affairs Grab Indonesia Tri Sukma Anreianno sangat mengapresiasi kemitraan strategis ini. Kepercayaan serta dukungan Angkasa Pura I, mengokohkan peran dalam mendukung kemajuan industri pariwisata tanah air. Hadirnya Grab sebagai satu-satunya perusahaan ride-hailing yang resmi beroperasi di Bandara Ngurah Rai lewat layanan GrabCar Airport, para wisatawan maupun masyarakat Bali kini semakin mudah mengakses layanan transportasi bandara yang aman dan nyaman. “Berdampingannya Grab dengan koperasi taksi bandara ini diharapkan akan meningkatkan pendapatan para mitra pengemudi yang juga anggota koperasi,” ungkapnya usai peluncuran GrabCar, kemarin.
Sementara, salah seorang konsumen bernama Widia, 38, mengaku pada saat munculnya informasi aplikasi Grab masuk ke Bandara Ngurah Rai, dia mendukung karena tarif taksi berbasis aplikasi online itu sangat terjangkau serta memudahkan konsumen. Sementara, taksi konvensional yang sudah bekerjasama dengan Angkasa Pura I tarifnya masih tinggi. Namun, hal tersebut tidak sesuai dengan ekspektasinya. Setelah resmi bekerja sama, tarif Grab justru jauh lebih mahal dari sebelumnya, dan nyaris menyamai tarif taksi konvensional.
Sebagai perbandingan, aku dia, saat aplikasi Grab belum bekerjasama dengan Bandara Ngurah Rai, dia sering menggunakan taksi berbasis aplikasi itu dari rumahnya di Jalan Antasura, Denpasar Barat menuju bandara dan sebaliknya dengan tarif bervariasi yakni dari Rp 80.000 hingga Rp 120.000. Namun, setelah resmi, justru tarifnya melonjak hingga Rp 247.000 sekali jalan. Tarif tersebut hanya selisih Rp 3.000 dengan taksi konvensional bandara. “Kejadian ini baru sepekan lalu, saya beserta keluarga dari Bandara Ngurah Rai ke rumah di Jalan Antasura mendapati harga yang justru lebih mahal dan nyaris sama dengan konvensional,” ucapnya.
Mengenai tarif, Tri Sukma Anreianno menyatakan, pihak Grab mengikuti berbagai ketentuan yang ditetapkan pemerintah dalam hal ini AP I, untuk menentukan tarif. “Untuk harga di bandara adalah wilayah khusus yang berbagai ketentuannya ditetapkan pemerintah, dalam hal ini melalui AP I dalam menyusun kebijakan termasuk harga khusus. Kami mengikuti aturan dari pemerintah termasuk AP I dalam menentukan tarif,” tuturnya.
Sementara, Communication and Legal Section Manager AP I Arie Ahsanurrohim yang dikonfirmasi terkait adanya keluhan tarif yang tinggi, tidak menjawab, baik melalui pesan WhatsApp maupun telepon. *dar
Komentar