5 Warga Kupang Digigit Anjing Rabies
Lima warga Kupang di Klungkung sudah dapat VAR, namun alami demam secara bersamaan. Seorang sempat kejang-kejang, seorang lainnya sempat takut melihat cahaya.
SEMARAPURA, NusaBali
Anjing positif rabies kembali menyerang di wilayah Kecamatan/Kabupaten Klungkung. Kali ini, lima warga asal Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang tinggal di kos-kosan wilayah Lingkungan Sangkanbuana, Kelurahan Semarapura Kauh, Kecamatan Klungkung, harus mendapatkan perawatan intensif di RSUD Klungkung sejak Jumat (24/1) malam, karena menderita demam setelah digigit anjing rabies dua pekan sebelumnya.
Lima warga Kupang yang saat ini dirawat di Ruang Apel A5 RSUD Klungkung, adalah Herman Yulianto Neno, 29, Paskalis Bau, 21, Rivan Taneo, 22, Ensi Maugana, 22, dan Wanri Christian A Nen, 20. Mereka sebenarnya sudah dapat vaksin antirabies (VAR) sebelumnya, namun karena mengalami demam hampir bersamaan pada Jumat (24/1), sehingga mereka sempat dirawat di Puskesmas Klungkung II, hingga dirujuk ke RSUD Klungkung, Jumat (24/1) malam, karena didiagnosa supect rabies.
Bahkan, Rivan Taneo sempat mengalami kejang-kejang sedangkan Paskalis Bau sempat takut melihat cahaya lampu. Namun untuk saat ini kondisi mereka mulai stabil dan masih mendapat perawatan intensif dari tim medis.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Klungkung Ida Bagus Juanida, mengatakan lima orang warga Kupang tersebut selama ini diketahui bekerja di sebuah koperasi di wilayah Klungkung. Mereka tinggal dalam satu areal tempat kos di Lingkungan Sangkanbuana, Kelurahan Semarapura Kauh. Mereka diserang anjing positif rabies yang dipelihara salah satu dari mereka di tempat kosnya. Kemudian sekitar dua pekan lalu, dalam rentang 12-15 Januari 2019, anjing itu mulai beringas dan menggigit mereka dan enam warga lainnya. “Totalnya ada 11 warga yang digigit, baik di dalam kawasan kos tersebut maupun di luar kos,” ujar IB Juanida.
Akhirnya anjing itu dibunuh oleh warga, setelah petugas turun untuk mengambil sampel otaknya untuk dicek laboratorium, ternyata positif rabies. “Anjing itu didapat dari seorang nasabah asal Kecamatan Kintamani, Bangli, yang merupakan nasabah koperasi pada tempat mereka bekerja pada November 2019 lalu. Usia anjing itu sudah hampir setahun,” ujarnya.
Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Klungkung I Wayan Kariana, mengatakan kelima pasien saat ini mendapatkan perawatan intensif di Ruang Apel RSUD Klungkung. Lima orang warga asal Kupang, dirawat intensif di RSUD Klungkung, Sabtu (25/1). “Pasien sementara masih diisolasi, untuk memantau perkembangannya. Saat ini kondisinya lumayan baik, semua bisa minum air,” tuturnya.
Diakui saat perawatan di Puskesmas, seorang pasien sempat takut melihat cahaya dan sempat menutup wajahnya dengan bantal. Tapi saat ini mulai normal dan berani melihat cahaya. “Semoga saja keluhan demam, kejang maupun takut melihat cahaya ini, bukan karena rabies. Saat ini mereka masih menjalani observasi,” imbuhnya.
Diceritakan, awalnya mendapatkan informasi dari Puskesmas Klungkung II ada warga tergigit anjing. Setelah dilakukan pemeriksaan dan penelusuran diketahui ada 11 orang yang tergigit anjing yang sama. Semua korban sudah mendapatkan VAR, rencananya akan mendapat vaksin kedua, tapi ada di antara mereka yang mengalami demam tinggi.
“Gejala yang khas dari rabies adalah pasien yang takut cahaya, dan takut dengan air, serta air liur pasien biasanya keluar secara berlebih,” kata Kariana. *wan
Lima warga Kupang yang saat ini dirawat di Ruang Apel A5 RSUD Klungkung, adalah Herman Yulianto Neno, 29, Paskalis Bau, 21, Rivan Taneo, 22, Ensi Maugana, 22, dan Wanri Christian A Nen, 20. Mereka sebenarnya sudah dapat vaksin antirabies (VAR) sebelumnya, namun karena mengalami demam hampir bersamaan pada Jumat (24/1), sehingga mereka sempat dirawat di Puskesmas Klungkung II, hingga dirujuk ke RSUD Klungkung, Jumat (24/1) malam, karena didiagnosa supect rabies.
Bahkan, Rivan Taneo sempat mengalami kejang-kejang sedangkan Paskalis Bau sempat takut melihat cahaya lampu. Namun untuk saat ini kondisi mereka mulai stabil dan masih mendapat perawatan intensif dari tim medis.
Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Klungkung Ida Bagus Juanida, mengatakan lima orang warga Kupang tersebut selama ini diketahui bekerja di sebuah koperasi di wilayah Klungkung. Mereka tinggal dalam satu areal tempat kos di Lingkungan Sangkanbuana, Kelurahan Semarapura Kauh. Mereka diserang anjing positif rabies yang dipelihara salah satu dari mereka di tempat kosnya. Kemudian sekitar dua pekan lalu, dalam rentang 12-15 Januari 2019, anjing itu mulai beringas dan menggigit mereka dan enam warga lainnya. “Totalnya ada 11 warga yang digigit, baik di dalam kawasan kos tersebut maupun di luar kos,” ujar IB Juanida.
Akhirnya anjing itu dibunuh oleh warga, setelah petugas turun untuk mengambil sampel otaknya untuk dicek laboratorium, ternyata positif rabies. “Anjing itu didapat dari seorang nasabah asal Kecamatan Kintamani, Bangli, yang merupakan nasabah koperasi pada tempat mereka bekerja pada November 2019 lalu. Usia anjing itu sudah hampir setahun,” ujarnya.
Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Klungkung I Wayan Kariana, mengatakan kelima pasien saat ini mendapatkan perawatan intensif di Ruang Apel RSUD Klungkung. Lima orang warga asal Kupang, dirawat intensif di RSUD Klungkung, Sabtu (25/1). “Pasien sementara masih diisolasi, untuk memantau perkembangannya. Saat ini kondisinya lumayan baik, semua bisa minum air,” tuturnya.
Diakui saat perawatan di Puskesmas, seorang pasien sempat takut melihat cahaya dan sempat menutup wajahnya dengan bantal. Tapi saat ini mulai normal dan berani melihat cahaya. “Semoga saja keluhan demam, kejang maupun takut melihat cahaya ini, bukan karena rabies. Saat ini mereka masih menjalani observasi,” imbuhnya.
Diceritakan, awalnya mendapatkan informasi dari Puskesmas Klungkung II ada warga tergigit anjing. Setelah dilakukan pemeriksaan dan penelusuran diketahui ada 11 orang yang tergigit anjing yang sama. Semua korban sudah mendapatkan VAR, rencananya akan mendapat vaksin kedua, tapi ada di antara mereka yang mengalami demam tinggi.
“Gejala yang khas dari rabies adalah pasien yang takut cahaya, dan takut dengan air, serta air liur pasien biasanya keluar secara berlebih,” kata Kariana. *wan
1
Komentar