Pasar Loak Kreneng Masih Sepi
Jauh beda dengan semasih di Gunung Agung. Setiap hari dulu selalu ramai, setelah pindah ya segini-segini aja (sepi, red)
DENPASAR, NusaBali
Ratusan pedagang loak (barang bekas) yang hijrah dari Pasar Gunung Agung ke lantai III Pasar Kreneng belum bisa bernafas lega. Terhitung hingga tujuh bulan pascarelokasi, suasana di pasar loak ini tetap sepi pembeli. Bahkan para pedagang harus nangkring di tangga untuk menarik pembeli.
Para pedagang mengeluhkan kondisi pasar yang kurang strategis sehingga masyarakat enggan berkunjung. "Jauh beda dengan semasih di Gunung Agung. Setiap hari dulu selalu ramai, setelah pindah ya segini-segini aja. Kadang ada pembeli kadang tidak sama sekali," ujar Ahmad, salah satu pedagang spare part sepeda motor ini.
Dirinya memperkirakan, tempatnya yang di lantai III membuat pelanggan enggan untuk berkunjung. "Mungkin orang males naik. Atau parahnya, orang malah gak tahu kita sudah pindah ke sini," ujarnya.
Pantauan NusaBali di lokasi, suasana lantai III Pasar Kreneng memang sepi. Ditambah pemandangan lapak-lapak yang tertutup, membuat bertanya-tanya apakah masih ada pasar di lantai atas tersebut. Barulah ketika masuk lebih ke pojok utara, ratusan barang-barang bekas dipamerkan. Seperti sepeda anak-anak, roda gerobak, kipas angin, televisi, dan barang bekas lainnya. Sedikitnya 143 pedagang korban relokasi ini dominan duduk bengong menanti pembeli. Sesekali memanggil-manggil pengunjung yang lewat meminta supaya mampir.
Untuk diketahui, sebanyak 143 pedagang loak di Pasar Gunung Agung Denpasar Barat hijrah ke lantai III pasar Kreneng di Jalan Kamboja, menyusul desakan dari berbagai pihak, khususnya anggota dewan supaya pasar loak Gunung Agung direlokasi. Mengingat lalu lintas di Jalan Gunung Agung terlampau krodit ditambah dengan cukup banyaknya sekolah yang ada di kawasan tersebut. Harapannya, jika pasar tersebut bisa direlokasi, maka ancaman kemacetan bisa diminimalisir. * nv
Para pedagang mengeluhkan kondisi pasar yang kurang strategis sehingga masyarakat enggan berkunjung. "Jauh beda dengan semasih di Gunung Agung. Setiap hari dulu selalu ramai, setelah pindah ya segini-segini aja. Kadang ada pembeli kadang tidak sama sekali," ujar Ahmad, salah satu pedagang spare part sepeda motor ini.
Dirinya memperkirakan, tempatnya yang di lantai III membuat pelanggan enggan untuk berkunjung. "Mungkin orang males naik. Atau parahnya, orang malah gak tahu kita sudah pindah ke sini," ujarnya.
Pantauan NusaBali di lokasi, suasana lantai III Pasar Kreneng memang sepi. Ditambah pemandangan lapak-lapak yang tertutup, membuat bertanya-tanya apakah masih ada pasar di lantai atas tersebut. Barulah ketika masuk lebih ke pojok utara, ratusan barang-barang bekas dipamerkan. Seperti sepeda anak-anak, roda gerobak, kipas angin, televisi, dan barang bekas lainnya. Sedikitnya 143 pedagang korban relokasi ini dominan duduk bengong menanti pembeli. Sesekali memanggil-manggil pengunjung yang lewat meminta supaya mampir.
Untuk diketahui, sebanyak 143 pedagang loak di Pasar Gunung Agung Denpasar Barat hijrah ke lantai III pasar Kreneng di Jalan Kamboja, menyusul desakan dari berbagai pihak, khususnya anggota dewan supaya pasar loak Gunung Agung direlokasi. Mengingat lalu lintas di Jalan Gunung Agung terlampau krodit ditambah dengan cukup banyaknya sekolah yang ada di kawasan tersebut. Harapannya, jika pasar tersebut bisa direlokasi, maka ancaman kemacetan bisa diminimalisir. * nv
1
Komentar