Dituding Berbohong, Tatit Siapkan Saksi dan Bukti
Perseteruan kader Golkar, I Nyoman Wedha Utama alias Tatit dengan Ketua DPD I Golkar Bali, I Ketut Sudikerta, semakin memanas.
Pasca Insiden Pengusiran Pendukung Sukaja
TABANAN, NusaBali
Wedha Utama siapkan saksi dan bukti jika Musda DPD II Golkar Tabanan berujung deadlock atas perintah Sudikerta dan pimpinan sidang saat itu, I Gusti Putu Wijaya. Musda yang hampir dimenangkan Nyoman Wirya selaku incumbent itu pun akhirnya berantakan. Atas perintah buat kekacauan itu, Tatit sampaikan maaf kepada Nyoman Wirya.
“Saya ini kader biasa, apa kapasitas saya menekan Ketua DPD I Golkar Bali dan Ketua PK Golkar se-Tabanan untuk memenangkan Wayan Sukaja sebagai Ketua DPD II Golkar Tabanan. Saya tak terima disebut berbohong, ini saya ada bukti,” ungkap Wedha Utama yang akrab disapa Tatit, Minggu (7/8). Tatit pun akhirnya menunjukkan SMS yang dikirim Ketua DPD I Golkar Bali I Ketut Sudikerta, dan pimpinan sidang I Gusti Putu Wijaya untuk menolak pertanggungjawaban Nyoman Wirya dalam Musda DPD II Golkar Tabanan.
Selain menolak pertanggungjawaban Nyoman Wirya, dalam SMS itu juga ada perintah untuk membuat deadlock dan buat keributan. “Saya sekarang baru sadar ternyata dikorbankan. Sehingga saya berucap tak pantas terhadap Nyoman Wirya dan teman-temannya di Musda DPD II Golkar Tabanan,” ungkap Tatit. Atas kelakuan yang menyebabkan kemenangan Nyoman Wirya jadi berantakan, ia pun sampaikan permohonan maaf kepada Ketua DPD II Golkar Tabanan periode 2010-2016 itu, Nyoman Wirya. Sebaliknya Tatit menantang Sudikerta untuk membuktikan ucapannya tidaklah bohong.
“Saya siap diadili di partai. Saya tidak berbohong, ada saksi dan bukti,” tandasnya. Ia pun berharap Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Bali menasehati Sudikerta agar tak jadi pemimpin arogan dan kasar terhadap kader. Tatit juga tak terima disebut pembohong karena kenyataannya Sudikerta telah mengorbankannya untuk kacaukan Musda DPD II Golkar Tabanan.
Ada pun kekacauan pada Musda DPD II Golkar Tabanan, Selasa (21/6) disebutkan oleh tiga orang. Masing-masing I Ketut Sudikerta sebagai dalang, I Gusti Putu Wijaya sebagai pimpinan sidang, dan dirinya yang diperintah buat kekacauan. Tak main-main Tatit pun akan mengadukan Sudikerta ke Polda Bali, Selasa hari ini atas dugaan membuat perasaan tidak enak (MPTE) terkait pengusiran dari rumah jabatan Wagub.
Sementara Ketua DPD I Golkar Bali, I Ketut Sudikerta, membantah telah mengusir kader Golkar dari rumah jabatan Wakil Gubernur Bali di kawasan Niti Mandala, Denpasar, Jumat (6/8) petang. Pengusiran kader Golkar atas nama Nyoman Wedha Utama alias Tatit disebutnya informasi bohong.
Sebaliknya, Tatit dituding menekan dirinya untuk mengarahkan para Ketua Pengurus Kecamatan (PK) Golkar se-Tabanan untuk mendukung Sukaja. “Justru dia (Tatit) yang menekan saya,” tandas Sudikerta usai pelantikan pengurus DPD II Golkar Tabanan pimpinan I Ketut Arya Budi Giri (ABG) di Tabanan, Sabtu (6/8). Sudikerta juga membantah beri perintah ke Tatit untuk membuat Musda DPD II Golkar Tabanan yang nyaris dimenangkan incumbent I Nyoman Wirya agar deadlock. “Itu bohong semua,” tegas Sudikerta. * k21
TABANAN, NusaBali
Wedha Utama siapkan saksi dan bukti jika Musda DPD II Golkar Tabanan berujung deadlock atas perintah Sudikerta dan pimpinan sidang saat itu, I Gusti Putu Wijaya. Musda yang hampir dimenangkan Nyoman Wirya selaku incumbent itu pun akhirnya berantakan. Atas perintah buat kekacauan itu, Tatit sampaikan maaf kepada Nyoman Wirya.
“Saya ini kader biasa, apa kapasitas saya menekan Ketua DPD I Golkar Bali dan Ketua PK Golkar se-Tabanan untuk memenangkan Wayan Sukaja sebagai Ketua DPD II Golkar Tabanan. Saya tak terima disebut berbohong, ini saya ada bukti,” ungkap Wedha Utama yang akrab disapa Tatit, Minggu (7/8). Tatit pun akhirnya menunjukkan SMS yang dikirim Ketua DPD I Golkar Bali I Ketut Sudikerta, dan pimpinan sidang I Gusti Putu Wijaya untuk menolak pertanggungjawaban Nyoman Wirya dalam Musda DPD II Golkar Tabanan.
Selain menolak pertanggungjawaban Nyoman Wirya, dalam SMS itu juga ada perintah untuk membuat deadlock dan buat keributan. “Saya sekarang baru sadar ternyata dikorbankan. Sehingga saya berucap tak pantas terhadap Nyoman Wirya dan teman-temannya di Musda DPD II Golkar Tabanan,” ungkap Tatit. Atas kelakuan yang menyebabkan kemenangan Nyoman Wirya jadi berantakan, ia pun sampaikan permohonan maaf kepada Ketua DPD II Golkar Tabanan periode 2010-2016 itu, Nyoman Wirya. Sebaliknya Tatit menantang Sudikerta untuk membuktikan ucapannya tidaklah bohong.
“Saya siap diadili di partai. Saya tidak berbohong, ada saksi dan bukti,” tandasnya. Ia pun berharap Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Bali menasehati Sudikerta agar tak jadi pemimpin arogan dan kasar terhadap kader. Tatit juga tak terima disebut pembohong karena kenyataannya Sudikerta telah mengorbankannya untuk kacaukan Musda DPD II Golkar Tabanan.
Ada pun kekacauan pada Musda DPD II Golkar Tabanan, Selasa (21/6) disebutkan oleh tiga orang. Masing-masing I Ketut Sudikerta sebagai dalang, I Gusti Putu Wijaya sebagai pimpinan sidang, dan dirinya yang diperintah buat kekacauan. Tak main-main Tatit pun akan mengadukan Sudikerta ke Polda Bali, Selasa hari ini atas dugaan membuat perasaan tidak enak (MPTE) terkait pengusiran dari rumah jabatan Wagub.
Sementara Ketua DPD I Golkar Bali, I Ketut Sudikerta, membantah telah mengusir kader Golkar dari rumah jabatan Wakil Gubernur Bali di kawasan Niti Mandala, Denpasar, Jumat (6/8) petang. Pengusiran kader Golkar atas nama Nyoman Wedha Utama alias Tatit disebutnya informasi bohong.
Sebaliknya, Tatit dituding menekan dirinya untuk mengarahkan para Ketua Pengurus Kecamatan (PK) Golkar se-Tabanan untuk mendukung Sukaja. “Justru dia (Tatit) yang menekan saya,” tandas Sudikerta usai pelantikan pengurus DPD II Golkar Tabanan pimpinan I Ketut Arya Budi Giri (ABG) di Tabanan, Sabtu (6/8). Sudikerta juga membantah beri perintah ke Tatit untuk membuat Musda DPD II Golkar Tabanan yang nyaris dimenangkan incumbent I Nyoman Wirya agar deadlock. “Itu bohong semua,” tegas Sudikerta. * k21
Komentar