Jadikan Prestasi untuk Optimalkan Pendidikan Literasi di Sekolah
Ida Ayu Wayan Sugiantari, Juara Penulisan Puisi Guru se-Bali
Prestasi sebagai juara penulisan puisi guru se-Bali tahun 2019 yang diraih Kepala Sekolah SD Negeri 1 Selumbung, Manggis, Karangasem, Ida Ayu Wayan Sugiantari, dijadikan motivasi untuk mengoptimalkan pendidikan literasi di tempatnya mengajar.
AMLAPURA, NusaBali
Kasek SD Negeri 1 Selumbung Ida Ayu Wayan Sugiantari menuturkan hal tersebut saat ditemui di ruang kerjanya, SDN 1 Selumbung, Banjar Tengah, Desa Selumbung, Kecamatan Manggis, Karangasem, Rabu (22/1). Diceritakan, dirinya mencintai puisi, sejak duduk di bangku SMP Negeri 2 Abang. Sering menulis puisi dimuat di harian lokal, juga ikut lomba-lomba semasih sekolah di SMA Negeri Amlapura, dimana puncaknya meraih juara I lomba menulis puisi antar guru se-Bali tahun 2019.
Prestasi sebelumnya, Juara III PKM (Penulisan Karya Masyarakat) Tingkat Nasional di Solo 2018. "Hobi menulis puisi, saya jadikan motivasi untuk mengoptimalkan pendidikan literasi di SD Negeri 1 Selumbung. Paling tidak dengan meningkatkan minat baca kepada siswa, setelah membangun perpustakaan ramah anak," katanya.
Sehingga anak-anak dari kelas I hingga kelas VI, telah terbiasa membaca, sesuai buku bacaan yang telah tersedia sesuai jenjang pendidikan masing-masing. "Memang tidak ada pengaruh langsung hobi saya menulis puisi terhadap pendidikan literasi, tetapi motivasinya dan semangatnya tetap ke arah sana," jelas ibu tiga putra tersebut.
Satu kebanggaan dirasakan Ida Ayu Wayan Sugiantari, setelah dinobatkan sebagai juara I menulis puisi tingkat guru se-Bali. Puisinya dipajang di buku antologi puisi, yang berjudul Sang Guru. Sedangkan puisi yang ditulisnya berjudul: Senja Teduh dan Tiga belas Catatan di Papan Tulis.
Judul puisi berikutnya, yang masuk kelompok juara adalah, GM Sukawidana dengan puisi berjudul: Pragmen 30, I Gusti Putu Bawa Samar Gantang dengan puisi: Tari Matahari. Disusul sederet puisi yang ditulis sejumlah guru, masuk nominasi.
Menulis puisi bagi Ida Ayu Wayan Sugiantari, banyak manfaatnya, di antaranya: dapat menumbuhkan kreativitas, dapat mengeluarkan inspirasi dalam diri, mengasah kemampuan kita dalam membuat suatu karya, mencurahkan isi hati, bisa digunakan mendokumentasikan buah pikiran, menuangkan imajinasi dan lain-lain.
Walau di sekolahnya tidak ada pelajaran menulis puisi. Dia beranggapan semakin rajin anak-anak membaca di banyak buku, bakat siswa bisa tumbuh, sebagai penulis puisi, dan penulis cerpen. Semuanya berasal dari rajin membaca, mulai dari kelas I misalnya, membaca dua atau tiga kalimat, sambil mengenal benda-benda di dalam gambar. *K16
Kasek SD Negeri 1 Selumbung Ida Ayu Wayan Sugiantari menuturkan hal tersebut saat ditemui di ruang kerjanya, SDN 1 Selumbung, Banjar Tengah, Desa Selumbung, Kecamatan Manggis, Karangasem, Rabu (22/1). Diceritakan, dirinya mencintai puisi, sejak duduk di bangku SMP Negeri 2 Abang. Sering menulis puisi dimuat di harian lokal, juga ikut lomba-lomba semasih sekolah di SMA Negeri Amlapura, dimana puncaknya meraih juara I lomba menulis puisi antar guru se-Bali tahun 2019.
Prestasi sebelumnya, Juara III PKM (Penulisan Karya Masyarakat) Tingkat Nasional di Solo 2018. "Hobi menulis puisi, saya jadikan motivasi untuk mengoptimalkan pendidikan literasi di SD Negeri 1 Selumbung. Paling tidak dengan meningkatkan minat baca kepada siswa, setelah membangun perpustakaan ramah anak," katanya.
Sehingga anak-anak dari kelas I hingga kelas VI, telah terbiasa membaca, sesuai buku bacaan yang telah tersedia sesuai jenjang pendidikan masing-masing. "Memang tidak ada pengaruh langsung hobi saya menulis puisi terhadap pendidikan literasi, tetapi motivasinya dan semangatnya tetap ke arah sana," jelas ibu tiga putra tersebut.
Satu kebanggaan dirasakan Ida Ayu Wayan Sugiantari, setelah dinobatkan sebagai juara I menulis puisi tingkat guru se-Bali. Puisinya dipajang di buku antologi puisi, yang berjudul Sang Guru. Sedangkan puisi yang ditulisnya berjudul: Senja Teduh dan Tiga belas Catatan di Papan Tulis.
Judul puisi berikutnya, yang masuk kelompok juara adalah, GM Sukawidana dengan puisi berjudul: Pragmen 30, I Gusti Putu Bawa Samar Gantang dengan puisi: Tari Matahari. Disusul sederet puisi yang ditulis sejumlah guru, masuk nominasi.
Menulis puisi bagi Ida Ayu Wayan Sugiantari, banyak manfaatnya, di antaranya: dapat menumbuhkan kreativitas, dapat mengeluarkan inspirasi dalam diri, mengasah kemampuan kita dalam membuat suatu karya, mencurahkan isi hati, bisa digunakan mendokumentasikan buah pikiran, menuangkan imajinasi dan lain-lain.
Walau di sekolahnya tidak ada pelajaran menulis puisi. Dia beranggapan semakin rajin anak-anak membaca di banyak buku, bakat siswa bisa tumbuh, sebagai penulis puisi, dan penulis cerpen. Semuanya berasal dari rajin membaca, mulai dari kelas I misalnya, membaca dua atau tiga kalimat, sambil mengenal benda-benda di dalam gambar. *K16
1
Komentar