Akulturasi Bali-Tionghoa Pada Perayaan Imlek 2571
Perayaan diisi dengan ngayah Tari Rejang
DENPASAR, NusaBali.com
Perayaan Tahun Baru Cina di Bali tak lepas dari akulturasi budaya antara Bali dan Tionghoa. Bahkan, persembahyangan di tempat peribadatan dilakukan dengan menggunakan busana adat Bali. Pemandangan ini dapat ditemui di Griya Kongco Dwipayana Tanah Kilap, Pemogan, Denpasar.
Persembahyangan tahun baru di Kongco ini sejak pagi hingga malam hari dipadati oleh umat yang menggunakan busana ada Bali untuk melakukan persembahyangan. “Setiap tahun selalu ramai seperti ini, bahkan selalu terjadi grafik kenaikan,” ujar Pamuncuk Kongco Dwipayana, Ida Bagus Adnyana pada Sabtu (25/1/2020).
Demikian pula dengan atraksi yang berlangsung di malam hari di jaba kongco, yang menampilkan dua jenis tarian. Tari Rejang yang ditarikan oleh beberapa umat secara sukarela alias ngayah menjadi pembuka sebelum penampilan barongsai oleh remaja-remaja binaan kongco. “Ini sifatnya ngayah. Mereka biasa menari di luar tapi khusus untuk perayaan ini mereka ngayah,” lanjut Pamuncuk yang kerap disapa Atu Mangku ini.
Penampilan oleh para remaja ini tak hanya menampilkan barongsai, namun juga tari naga yang menarikan atribut naga nan sakral yang dimiliki oleh kongco. Selain tarian barongsai dan tari naga, pertunjukkan wushu juga turut menghibur para pemedek yang datang mengunjungi kongco. “Ini dari tim kita, mereka sudah selalu siap. Untuk barongsai itu kan seni yang selalu berkembang, jadi mengikuti situasi. Kembali lagi pada penarinya untuk membuat kreasi-kreasi,” ungkap Ida Bagus Adnyana.
Perayaan Imlek 2571 di Griya Kongco Dwipayana sendiri telah berlangsung sejak sehari sebelumnya, yakni tepat tengah malam pergantian tahun 2571. Malam pergantian tahun tersebut juga dirayakan dengan persembahyangan umat dan atraksi tari barongsai tepat pada pukul 00.00 Sabtu (25/1/2020).*yl
1
Komentar