SMPN 1 Singaraja Inginkan Lahan Disperkimta
Terdesak Ruang Penyimpanan Peralatan Ekskul
SMPN 1 Singaraja saat ini masih kekurangan ruangan.
SINGARAJA, NusaBali
Sekolah ini tahun 2091 mendapatkan bantuan hibah Kemendikbud berupa dua Ruang Kelas Baru (RKB) dan ruang Perpustakaan yang lebih representative. Namun SMP tertua di Bali ini masih kekurangan empat ruangan untuk fasilitas penyimpanan peralatan ekstra kurikuler (ekskul).
Kepala SMPN 1 Singaraja Dra Ni Putu Karnadhi MSi, Senin (27/1), mengatakan dengan bantuan hibah RKB sebagai sekolah rujukan nasional, saat ini sudah memiliki 31 ruang kelas. Jumlah itu cukup untuk memenuhi kebutuhan fisik 31 rombongan belajar dengan 1.004 siswa. Dia tak menampik jumlah siswa memang melonjak sejak penerapan sistem zonasi dua tahun terakhir. Sehingga untuk kelas IX terdiri dari 9 rombel, kelas VII dan VIII masing-masing 11 rombel. “Ruang belajar tahun ini sudah genap dengan selesainya gedung hibah dari pusat. Jumlah siswa memang jauh meningkat biasa kami hanya terima sembilan rombel dua tahun terakhir bengkak sebelas rombel,” jelas dia.
Dengan kondisi ruang kelas saat itu, Karnadhi menyebutkan tahun ajaran 2020-2021, SMPN 1 Singaraja hanya bisa menerima siswa sembilan rombel. Semakin penuhnya SMPN 1 Singaraja dengan berbagai inovasi pembelajarannya, sekolah pelaksana full day school pertama di Bali ini saat ini masih kekurangan empat ruangan. Ruangan itu adalah untuk penyimpanan alat kelas olahraga, sekretariat Pramuka dan gudang, sekretariat Marching Band sekaligus tempat penyimpanan, serta ruang pertemuan. “Sebenarnya ini cukup mendesak bagi kami karena alat-alat ini kan mahal juga kalau tidak disimpan dengan baik. Sementara ini masih menggunakan satu ruangan untuk menyimpan semua alat sehingga sangat penuh. Selain juga ruang pertemuan kami tidak punya saat ada tamu rombongan atau rapat orang tua siswa,” imbuh Kasek Karnadhi.
Melihat kondisi itu dengan situasi sekolah yang sedikit sesak, jelas dia, SMPN 1 Singaraja berencana akan memohon kembali lahan Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimta) Buleleng saat ini. Dua tahun lalu oleh bupati, sekolah ini diberi setengah lahan perkantoran itu. Harapan dia, ke depan bisa diberi lagi laga lahan di depannya. Karena siswa terus bertambah. ‘’Kalau itu dikasi, ruang perkantoran bisa digeser ke selatan. Kantor yang sekarang bisa pakai ruang pertemuan, sirkulasi siswa juga bisa lebih luas,” ucap dia.
Rencana permohonan lahan perkantoran Dinas Perkimta itu sudah diusulkan ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng. Permohonan akan diteruskan ke Bupati Buleleng yang selama ini sangat komit untuk pendidikan. *k23
Kepala SMPN 1 Singaraja Dra Ni Putu Karnadhi MSi, Senin (27/1), mengatakan dengan bantuan hibah RKB sebagai sekolah rujukan nasional, saat ini sudah memiliki 31 ruang kelas. Jumlah itu cukup untuk memenuhi kebutuhan fisik 31 rombongan belajar dengan 1.004 siswa. Dia tak menampik jumlah siswa memang melonjak sejak penerapan sistem zonasi dua tahun terakhir. Sehingga untuk kelas IX terdiri dari 9 rombel, kelas VII dan VIII masing-masing 11 rombel. “Ruang belajar tahun ini sudah genap dengan selesainya gedung hibah dari pusat. Jumlah siswa memang jauh meningkat biasa kami hanya terima sembilan rombel dua tahun terakhir bengkak sebelas rombel,” jelas dia.
Dengan kondisi ruang kelas saat itu, Karnadhi menyebutkan tahun ajaran 2020-2021, SMPN 1 Singaraja hanya bisa menerima siswa sembilan rombel. Semakin penuhnya SMPN 1 Singaraja dengan berbagai inovasi pembelajarannya, sekolah pelaksana full day school pertama di Bali ini saat ini masih kekurangan empat ruangan. Ruangan itu adalah untuk penyimpanan alat kelas olahraga, sekretariat Pramuka dan gudang, sekretariat Marching Band sekaligus tempat penyimpanan, serta ruang pertemuan. “Sebenarnya ini cukup mendesak bagi kami karena alat-alat ini kan mahal juga kalau tidak disimpan dengan baik. Sementara ini masih menggunakan satu ruangan untuk menyimpan semua alat sehingga sangat penuh. Selain juga ruang pertemuan kami tidak punya saat ada tamu rombongan atau rapat orang tua siswa,” imbuh Kasek Karnadhi.
Melihat kondisi itu dengan situasi sekolah yang sedikit sesak, jelas dia, SMPN 1 Singaraja berencana akan memohon kembali lahan Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimta) Buleleng saat ini. Dua tahun lalu oleh bupati, sekolah ini diberi setengah lahan perkantoran itu. Harapan dia, ke depan bisa diberi lagi laga lahan di depannya. Karena siswa terus bertambah. ‘’Kalau itu dikasi, ruang perkantoran bisa digeser ke selatan. Kantor yang sekarang bisa pakai ruang pertemuan, sirkulasi siswa juga bisa lebih luas,” ucap dia.
Rencana permohonan lahan perkantoran Dinas Perkimta itu sudah diusulkan ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng. Permohonan akan diteruskan ke Bupati Buleleng yang selama ini sangat komit untuk pendidikan. *k23
Komentar