Buang Limbah ke Sungai, Pabrik Tahu Disemprit
Limbah pabrik tahu-tempe yang dibuang sembarangan ke sungai meresahkan masyarakat Banjar Sema, Kelurahan Bitera, Gianyar.
GIANYAR, NusaBali
Lurah Bitera Gede Bagiada yang mendapat informasi tersebut langsung terjun ke TKP, Senin (27/1). Dia turun bersama unsur Bhabinkamtibmas, Bendesa, Babinsa, Satpol PP Gianyar serta Kepala Lingkungan Sema.
Ada tiga pemilik usaha tahu tempe yang disasar. Mereka yakni Sulaeman dan Erawati asal Lombok, serta Edi Purwanto asal Blitar, Jawa Timur. Setelah dicek, pabrik tahu itu tak ada berizin dan pemilik usahanya mengakui membuang limbah ke sungai. "Alasannya karena tangki septic tank tidak berfungsi. Ini jelas tidak kami toleransi," tegasnya. Kata dia, limbah tersebut menimbulkan bau menyengat.
Selasa ini, ketiganya akan dipanggil Lurah untuk pembinaan. Karena usaha tahu ini tidak bisa menunjukkan izin dan membuang seenaknya limbah tahu yang dia produksi di Sungai Marga Sengkala Bitera.
Saat sidak juga terungkap bahwa septiktank yang dibuat hanya pajangan. "Itu hanya akal-akalan saja untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa dia sudah membuat penampungan, tapi saat kami sidak septic tank itu kosong," terangnya.
Saat dipanggil Selasa ini, Bagiada menyarankan agar pengusaha tahu ini segera mengurus izin. ‘’Kalau bandel, kami akan bersurat kepada OPD terkait, untuk menindaklajuti prosedural herarkis dari kebutuhan yang diperlukan," jelasnya.
Kepala Linkungan Sema Made Punia mengatakan usaha itu sudah 15 tahun. Lahan tempat usahanya sekitar empat are. ‘’Sudah sering kami peringatkan, tapi tidak pernah ada niat baik untuk berbenah," ujarnya. *nvi
Ada tiga pemilik usaha tahu tempe yang disasar. Mereka yakni Sulaeman dan Erawati asal Lombok, serta Edi Purwanto asal Blitar, Jawa Timur. Setelah dicek, pabrik tahu itu tak ada berizin dan pemilik usahanya mengakui membuang limbah ke sungai. "Alasannya karena tangki septic tank tidak berfungsi. Ini jelas tidak kami toleransi," tegasnya. Kata dia, limbah tersebut menimbulkan bau menyengat.
Selasa ini, ketiganya akan dipanggil Lurah untuk pembinaan. Karena usaha tahu ini tidak bisa menunjukkan izin dan membuang seenaknya limbah tahu yang dia produksi di Sungai Marga Sengkala Bitera.
Saat sidak juga terungkap bahwa septiktank yang dibuat hanya pajangan. "Itu hanya akal-akalan saja untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa dia sudah membuat penampungan, tapi saat kami sidak septic tank itu kosong," terangnya.
Saat dipanggil Selasa ini, Bagiada menyarankan agar pengusaha tahu ini segera mengurus izin. ‘’Kalau bandel, kami akan bersurat kepada OPD terkait, untuk menindaklajuti prosedural herarkis dari kebutuhan yang diperlukan," jelasnya.
Kepala Linkungan Sema Made Punia mengatakan usaha itu sudah 15 tahun. Lahan tempat usahanya sekitar empat are. ‘’Sudah sering kami peringatkan, tapi tidak pernah ada niat baik untuk berbenah," ujarnya. *nvi
1
Komentar