Booking Hotel, Lewat Online Travel Agent atau Website?
Era digital sudah mengubah reservasi akomodasi. Jika di masa lalu, reservasi dilakukan langsung di hotel atau booking lewat travel agent, kini resevasi hampir semuanya dilakukan melalu online travel agent (OTA).
DENPASAR, NusaBali
Pemainnya pun makin semarak, mulai dari Booking.com, Agoda, Traveloka, Pegipegi dan lain sebagainya. Sebagai pihak ketiga, OTA ini dinilai menarik bagi konsumen karena bukan hanya memberi kemudahan, namun juga harga yang ditawarkan lebih ekonomis dibanding reservasi langsung ke pihak penyedia jasa akomodasi. “Tapi jika melalui OTA, pihak penyedia akomodasi masih harus memberikan komisi yang besarannya mulai dari 15 % sampai 25%,” kata pengamat pariwisata, Dewa Ketut Lipur, Senin (27/1)
Karena itulah, lanjut Lipur, penyedia akomodasi seperti hotel, resort maupun vila, masih punya peluang memaksimalkan penjualan lewat website penyedia akomodasi bersangkutan. “Caranya adalah dengan menjual harga yang bersaing dengan OTA, dan tanpa memberi komisi tentu saja akan memberi nilai ekonomis yang lebih baik bagi akomodasi bersangkutan,” kata Lipur.
Karena itu, sebut Lipur, sejak dua tahun lalu dia menggagas sebuah sistem booking reservasi online yang membawa nama Omni Hotelier. “Jadi booking tetap dilakukan memanfaatkan website dari penyedia akomodasi itu sendiri,” kata Lipur.
Bersama putranya, Dewa Wahyu Putu Cahyadi dan Anggha Sanjaya, Omni Hotelier menawarkan sistem yang memungkinkan tamu dapat melakukan reservasi online dari website hotel. Artinya, Omni Hotelier mendorong terciptanya lebih banyak online direct booking ketimbang hotel terus berharap mendapatkan reservasi dari OTA yang didominasi pemain asing. “Silakan OTA jalan, dan system reservasi booking ini juga bisa menjadi pilihan, karena bisnis akomodasi di Bali begitu masif. Di 2019 saja ada 2.326 unit kamar akomodasi baru di Bali,” kata Dewa Wahyu.
Omni Hotelier Booking Engine itu sendiri secara resmi baru di-launching pada Senin (27/1) di Bali Creative Industry Center Balai Diklat Industri Denpasar.
Acara yang dihadiri sekitar 200 undangan dari kalangan penyedia jasa akomodasi bisnis hotel, villa, hingga property management ini pun menawarkan sesuatu yang baru. “Yang bisa dibanggakan, startup kami adalah made in local. Kami memaksimalkan talent di Bali. Di bagian support dan development juga masih ada yang kuliah. Jadi kami mendayagunakan talent local,” imbuh Anggha.
Sementara itu Ketua Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar, Paryono, mengapresiasi lahirnya Omni Hotelier ini. "Omni ini telah bercita-cita dan fokus dan kini sudah dinamis dan bervariasi, sehingga mampu memenuhi harapan masyarakat di sektor pariwisata. Kita berharap Omni bisa terus melebarkan sayapnya ke jenjang yang lebih tinggi,” ujarnya. *mao
Karena itulah, lanjut Lipur, penyedia akomodasi seperti hotel, resort maupun vila, masih punya peluang memaksimalkan penjualan lewat website penyedia akomodasi bersangkutan. “Caranya adalah dengan menjual harga yang bersaing dengan OTA, dan tanpa memberi komisi tentu saja akan memberi nilai ekonomis yang lebih baik bagi akomodasi bersangkutan,” kata Lipur.
Karena itu, sebut Lipur, sejak dua tahun lalu dia menggagas sebuah sistem booking reservasi online yang membawa nama Omni Hotelier. “Jadi booking tetap dilakukan memanfaatkan website dari penyedia akomodasi itu sendiri,” kata Lipur.
Bersama putranya, Dewa Wahyu Putu Cahyadi dan Anggha Sanjaya, Omni Hotelier menawarkan sistem yang memungkinkan tamu dapat melakukan reservasi online dari website hotel. Artinya, Omni Hotelier mendorong terciptanya lebih banyak online direct booking ketimbang hotel terus berharap mendapatkan reservasi dari OTA yang didominasi pemain asing. “Silakan OTA jalan, dan system reservasi booking ini juga bisa menjadi pilihan, karena bisnis akomodasi di Bali begitu masif. Di 2019 saja ada 2.326 unit kamar akomodasi baru di Bali,” kata Dewa Wahyu.
Omni Hotelier Booking Engine itu sendiri secara resmi baru di-launching pada Senin (27/1) di Bali Creative Industry Center Balai Diklat Industri Denpasar.
Acara yang dihadiri sekitar 200 undangan dari kalangan penyedia jasa akomodasi bisnis hotel, villa, hingga property management ini pun menawarkan sesuatu yang baru. “Yang bisa dibanggakan, startup kami adalah made in local. Kami memaksimalkan talent di Bali. Di bagian support dan development juga masih ada yang kuliah. Jadi kami mendayagunakan talent local,” imbuh Anggha.
Sementara itu Ketua Balai Diklat Industri (BDI) Denpasar, Paryono, mengapresiasi lahirnya Omni Hotelier ini. "Omni ini telah bercita-cita dan fokus dan kini sudah dinamis dan bervariasi, sehingga mampu memenuhi harapan masyarakat di sektor pariwisata. Kita berharap Omni bisa terus melebarkan sayapnya ke jenjang yang lebih tinggi,” ujarnya. *mao
1
Komentar