Pelajar Amlapura Raih Dua Emas
Kejuaraan Silat Bali Terbuka
Dua siswa SMA PGRI Amlapura meraih dua medali emas pada Kejuaraan Silat Bali Terbuka, 24-26 Januari, di GOR Lila Arnawa, Denpasar.
AMLAPURA, NusaBali
Dua emas itu disumbangkan Ngurah Dewa Suni Antara (kelas C 47-51 kg) dan I Kadek Pujiama (kelas D 52-55 kg).
“Di kelas C, hanya ada empat pesilat yang ambil bagian, saya menang dua kali, langsung juara,” kata pesilat Kertha Wisesa itu.
Menurut Ngurah Suni, hasil itu memotivasi dirinya meningkatkan prestasi ke jenjang selanjutnya, seperti Porjar Tingkat Provinsi Bali, Porjar Tingkat Nasional, Porprov (Pekan Olahraga Provinsi) dan PON (Pekan Olahraga Nasional).
“Prestasi ini awal motivasi saya untuk berprestasi lebih jauh,” kata Ngurah Suni Antara. Sedangkan Kadek Pujiama menyabet medali emas, karena lebih percaya. Sebab Pujiama lebih berpengalaman sebagai juara silat. Dia meraih medali emas Porjar Provinsi Bali kelompok SD pada tahun 2016, dan dua kali meraih medali emas Porjar Tingkat SMP Provinsi Bali 2017 dan 2018.
“Secara mental, saya sudah siap berlaga di Kejuaraan Silat Bali Terbuka, makanya saya meraih emas di kelas D,” kata pesilat Bhakti Negara itu.
Bahkan Pujiama saat tampil di final, langsung menggebrak dan unggul jauh dari lawannya. Prestasi itu membuat Pujiama lebih termotivasi untuk berprestasi lebih jauh, bukan saja di tingkat Bali, tapi juga ke tingkat nasional dan internasional.
Sementara itu, kepala sekola SMA PGRI Amlapura I Ketut Jelantik dan guru olahraga I Kadek Sudipiana mengapresiasi prestasi kedua siswa kelas X tersebut. Walau di sekolah tidak ada ekstrakurikuler silat, tetapi kedua siswa mampu menyumbangkan prestasi olahraga dari cabang silat untuk nama baik sekolah.
“Saya bangga dengan prestasi kedua siswa itu, apalagi masih duduk di kelas X, prestasi ke depan masih panjang,” kata I Ketut Jelantik.
Ketut Jelantik pun berpesan agar terus berlatih untuk meningkatkan bakat yang dimiliki. Prestasi itu bisa diraih, katanya, selain karena bakat, juga karena dilatih optimal, dan berjuang keras di lapangan . *K16
“Di kelas C, hanya ada empat pesilat yang ambil bagian, saya menang dua kali, langsung juara,” kata pesilat Kertha Wisesa itu.
Menurut Ngurah Suni, hasil itu memotivasi dirinya meningkatkan prestasi ke jenjang selanjutnya, seperti Porjar Tingkat Provinsi Bali, Porjar Tingkat Nasional, Porprov (Pekan Olahraga Provinsi) dan PON (Pekan Olahraga Nasional).
“Prestasi ini awal motivasi saya untuk berprestasi lebih jauh,” kata Ngurah Suni Antara. Sedangkan Kadek Pujiama menyabet medali emas, karena lebih percaya. Sebab Pujiama lebih berpengalaman sebagai juara silat. Dia meraih medali emas Porjar Provinsi Bali kelompok SD pada tahun 2016, dan dua kali meraih medali emas Porjar Tingkat SMP Provinsi Bali 2017 dan 2018.
“Secara mental, saya sudah siap berlaga di Kejuaraan Silat Bali Terbuka, makanya saya meraih emas di kelas D,” kata pesilat Bhakti Negara itu.
Bahkan Pujiama saat tampil di final, langsung menggebrak dan unggul jauh dari lawannya. Prestasi itu membuat Pujiama lebih termotivasi untuk berprestasi lebih jauh, bukan saja di tingkat Bali, tapi juga ke tingkat nasional dan internasional.
Sementara itu, kepala sekola SMA PGRI Amlapura I Ketut Jelantik dan guru olahraga I Kadek Sudipiana mengapresiasi prestasi kedua siswa kelas X tersebut. Walau di sekolah tidak ada ekstrakurikuler silat, tetapi kedua siswa mampu menyumbangkan prestasi olahraga dari cabang silat untuk nama baik sekolah.
“Saya bangga dengan prestasi kedua siswa itu, apalagi masih duduk di kelas X, prestasi ke depan masih panjang,” kata I Ketut Jelantik.
Ketut Jelantik pun berpesan agar terus berlatih untuk meningkatkan bakat yang dimiliki. Prestasi itu bisa diraih, katanya, selain karena bakat, juga karena dilatih optimal, dan berjuang keras di lapangan . *K16
1
Komentar