Napi Lapas Kerobokan Gantung Diri
Selama menjalani masa hukuman, korban kerap berdiam diri. Dia bahkan jarang melakukan aktifitas seperti narapidana lainnya.
'Saya Langsung Nangis Gelur-gelur'
Air mata Ni Wayan Sari,65, ibunda korban gantung diri I Wayan Suena tak henti menetes saat ditemui di halaman luar Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, Selasa (9/8). Sari ditemani salah seorang kerabatnya tampak meratapi kepergian putra sulung itu. “Saya dapat kabar dari teman Suena yang juga napi di Lapas, jika anak saya itu telah meninggal dunia dengan cara gantung diri di Lapas, Senin (8/8) pukul 19.00 Wita,” ujar Sari. Saat dapat kabar itu, Sari baru saja sampai di rumah anak keduanya di Kepaon, Denpasar Selatan.
“Saya langsung nangis gelur-gelur (meraung-raung),” katanya. Sari tidak mengerti mengapa Suena memilih bunuh diri. Pasalnya, ayah tiga anak tersebut tidak mengatakan sedang memiliki masalah berat atau hal yang dipikirkan. Diketahui, selama berada di Lapas, Suena selalu berperilaku baik dan tidak pernah membuat masalah. Selama delapan bulan berada di lapas Suena juga jarang sakit dan hanya pernah mengeluh pusing dan sembuh beberapa hari kemudian.
Sari mengungkapkan, Suena memang memiliki utang di Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dan tidak dapat dilunasi sejak delapan bulan lalu menjadi penghuni lapas. Namun permasalahan utang tersebut telah selesai setelah pihak LPD menarik motor yang dijadikan jaminan oleh Suena kala itu.
Suwena dikenal polos dan pendiam di antara adik-adiknya. Bahkan beberapa hari lalu Suena sempat menelepon menanyakan keberadaan ibunya. "Dia tanya kapan saya akan menjenguknya ke lapas dan minta dibawakan uang untuk bekal. Saya bilang kalau masalah uang tidak masalah. Uang bisa dicari, kamu (Suena) tenang saja," ujar ibu empat anak ini sembari terus menangis.
Sari juga mengatakan malam sebelumnya ada firasat lewat mimpi suaminya. Dalam mimpi itu, Suena dilihatnya sedang berjalan-jalan dengan uwak(paman/bibi) yang sudah lama meninggal. "Firasat buruk tidak ada. Hanya sempat mimpi aneh itu saja," ujar Sari. Jenazah Suena akan langsung dibawa pulang ke Karangasem. Kemarin keluarga masih menunggu kelengkapan surat dari Lapas dan forensik. Jenazah Suwena akan diaben di Setra Desa Pakraman Budakeling, Bebandem, Karangasem, namun pihak keluarga masih menunggu keputusan keluarga untuk hari baiknya (dewasa ayu). * cr63
Air mata Ni Wayan Sari,65, ibunda korban gantung diri I Wayan Suena tak henti menetes saat ditemui di halaman luar Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, Selasa (9/8). Sari ditemani salah seorang kerabatnya tampak meratapi kepergian putra sulung itu. “Saya dapat kabar dari teman Suena yang juga napi di Lapas, jika anak saya itu telah meninggal dunia dengan cara gantung diri di Lapas, Senin (8/8) pukul 19.00 Wita,” ujar Sari. Saat dapat kabar itu, Sari baru saja sampai di rumah anak keduanya di Kepaon, Denpasar Selatan.
“Saya langsung nangis gelur-gelur (meraung-raung),” katanya. Sari tidak mengerti mengapa Suena memilih bunuh diri. Pasalnya, ayah tiga anak tersebut tidak mengatakan sedang memiliki masalah berat atau hal yang dipikirkan. Diketahui, selama berada di Lapas, Suena selalu berperilaku baik dan tidak pernah membuat masalah. Selama delapan bulan berada di lapas Suena juga jarang sakit dan hanya pernah mengeluh pusing dan sembuh beberapa hari kemudian.
Sari mengungkapkan, Suena memang memiliki utang di Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dan tidak dapat dilunasi sejak delapan bulan lalu menjadi penghuni lapas. Namun permasalahan utang tersebut telah selesai setelah pihak LPD menarik motor yang dijadikan jaminan oleh Suena kala itu.
Suwena dikenal polos dan pendiam di antara adik-adiknya. Bahkan beberapa hari lalu Suena sempat menelepon menanyakan keberadaan ibunya. "Dia tanya kapan saya akan menjenguknya ke lapas dan minta dibawakan uang untuk bekal. Saya bilang kalau masalah uang tidak masalah. Uang bisa dicari, kamu (Suena) tenang saja," ujar ibu empat anak ini sembari terus menangis.
Sari juga mengatakan malam sebelumnya ada firasat lewat mimpi suaminya. Dalam mimpi itu, Suena dilihatnya sedang berjalan-jalan dengan uwak(paman/bibi) yang sudah lama meninggal. "Firasat buruk tidak ada. Hanya sempat mimpi aneh itu saja," ujar Sari. Jenazah Suena akan langsung dibawa pulang ke Karangasem. Kemarin keluarga masih menunggu kelengkapan surat dari Lapas dan forensik. Jenazah Suwena akan diaben di Setra Desa Pakraman Budakeling, Bebandem, Karangasem, namun pihak keluarga masih menunggu keputusan keluarga untuk hari baiknya (dewasa ayu). * cr63
Komentar