Pesta Kesenian Bali 2020 Usung Tema ‘Atma Kerthi’
Pawai atau Peed Agung pada PKB tahun ini menyiapkan hadiah berupa uang tunai bagi pemenang pawai di tiga kategori.
DENPASAR, NusaBali.com
Pesta Kesenian Bali setiap tahunnya menjadi salah satu perhelatan seni terbesar yang ditunggu-tunggu baik masyarakat Bali maupun wisatawan mancanegara. Di tahun 2020 ini, Pesta Kesenian Bali akan dilaksanakan 13 Juni – 11 Juli 2020 mendatang, demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, I Wayan ‘Kun’ Adnyana pada Workshop Aplikasi Tema PKB XLII Tahun 2020 pada Kamis (30/1/2020).
Workshop yang bertujuan untuk membahas makna dan aplikasi tema Pesta Kesenian Bali, ‘Atma Kerthi: Penyucian Jiwa Paripurna’ ini menghadirkan tiga pembicara, yakni akademisi FIB Unud, Drs I Gde Nala Antara MHum, Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha SSkar MHum, dan akademisi FSRD ISI Denpasar Dr AA Gede Rai Remawa.
Tema PKB 2020, yakni Atma Kerthi yang memiliki makna Penyucian Jiwa Paripurna ini diselaraskan dengan tema PKB sebelumnya, yaitu ‘Akasacara: Menjelajah Angkasa, Membangun Dunia Maya.’ Pengaplikasian dan sinergi kedua tema ini nantinya akan diwujudkan melalui berbagai event selama PKB 2020, salah satunya yakni pawai pembukaan atau Peed Agung.
Pawai atau Peed Agung pada PKB tahun ini pun memiliki ancang-ancang yang berbeda dengan persiapan di tahun sebelumnya. Di tahun ini, pemerintah menyiapkan hadiah berupa uang tunai bagi pemenang pawai di tiga kategori, yaitu pada garapan lambang daerah, koreografi Atma Kerthi, dan koreografi tematik khas kabupaten/kota.
“Pawai ini menandai dibukanya festival. Karena di awal, pawai ini menjadi muka, dan hendaknya ini dikelola secara baik dan rapi. Kemudian memastikan tiap kontingen tampil dalam kondisi prima dari segi kualitas artistiknya. Dalam PKB ke-42 ini, kami memiliki skema pendanaan dengan hadiah uang tunai untuk kompetisi penciptaan seni atas tiga kategori Peed Agung,” ujar I Wayan ‘Kun’ Adnyana.
Tak hanya itu, Pemerintah Provinsi bali melalui Dinas Kebudayaan juga akan melakukan seleksi untuk kesenian yang menjadi ciri khas masing-masing kabupaten yang akan ditampilkan selama PKB berlangsung. Kabupaten Karangasem, Buleleng, dan Gianyar didaulat untuk menampilkan seni klasik, sementara Kabupaten Badung, Tabanan, dan Klungkung akan menampilkan Topeng Prembon, dan Kabupaten Bangli, Jembrana, dan Kota Denpasar akan menampilkan pertunjukan Palegongan Malelampahan dengan iringan Semara Pagulingan.
Semua kesenian ini, nantinya akan diseleksi oleh tim kurator Dinas Kebudayaan. “Jadi kabupaten/ kota itu hanya bertugas mengumpulkan masing-masing materi itu minimal tiga proposal. Kemudian dikirim ke provinsi dan kemudian kami melalui tim kurator akan menyeleksi. Setelah ditentukan pemenang, kemudian akan diambil alih oleh panitia pawai yang kemudian melakukan pembinaan,” lanjut I Wayan ‘Kun’ Adnyana.*yl
Komentar