PAW Ngadat, Tutik Ngaku Pasrah
Tutik menyebutkan dengan lamanya kursi DPR RI Demokrat dapil Bali dibiarkan kosong, dirinya terus didatangi konstituen.
SBY Nonton Genjek Kolosal di Karangasem Tak Ada Agenda Partai
DENPASAR, NusaBali
Kursi DPR RI Demokrat daerah pemilihan (Dapil) Bali, karena dua kadernya, yakni Jero Wacik dan Putu ‘Leong’ Sudiartana terbelit kasus di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), makin lama tak bertuan. Caleg DPR RI dapil Bali dari Partai Demokrat, Ni Putu Tutik Kusumawardhani, kandidat yang berhak mengisi kursi yang kini kosong itu mengaku pasrah dengan kondisi itu.
Pasalnya pengisian kursi Jero Wacik tidak bisa dilakukan karena kasusnya makin lama prosesnya untuk menunggu incrahct alias berkekuatan hukum tetap. Tutik, politisi senior Demokrat yang kini fungsionaris DPP Demokrat ini mengatakan kursi DPR RI dapil Bali milik Demokrat makin lama dalam kondisi tak bertuan. “Jaksa KPK resmi melakukan banding, jadi saya hanya bisa menunggu saja. Pasrahin saja,” ujar Tutik kepada NusaBali, di Denpasar, Selasa (9/8).
Dia mengatakan dirinya mendengar dari DPP Demokrat tentang adanya upaya banding dari Jaksa Penuntut KPK atas putusan pengadilan Tipikor Jakarta yang memvonis mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) dan Menteri ESDM tersebut selama 4 tahun penjara. ”Saya dapat info dari teman di DPP, jaksa KPK sudah daftarkan banding. Ya pasti makin lama proses pengisian kursi kosongnya,” kata Srikandi Demokrat asal Singaraja ini.
Sebenarnya Tutik bisa menjadi calon PAW (Pengganti Antar Waktu) anggota Komisi III Fraksi Demokrat, Putu ‘Leong’ Sudiartana yang juga ditangkap KPK dalam kasus suap 12 proyek jalan di Provinsi Sumatera Barat. Namun Tutik mengatakan dirinya tidak mau mendorong-dorong kasus kader sendiri. ”Seperti sejak awal saya berkomitmen tidak dicap mendorong-dorong supaya secepatnya ada PAW. Karena itu tidak baik dan kurang beretika. Biarlah DPP Partai yang memutuskan. Apapun langkah DPP itulah yang terbaik bagi kami,” ujar mantan Ketua Komisi II DPRD Bali ini.
Hanya saja Tutik menyebutkan dengan lamanya kursi DPR RI Demokrat dapil Bali kosong, dirinya terus didatangi konstituen. “Ditanya kapan akan ada pengisian kursi Demokrat. Mereka masyarakat pemilih Partai Demokrat yang menunggu. Karena aspirasi-aspirasi mereka tidak ada yang memperjuangkan. Apalagi sekarang sudah semuanya kursi Demokrat kosong,” ungkap Tutik yang mantan Ketua Komisi II DPRD Bali (2009-2014) ini.
Sementara DPD Demokrat Bali terkesan mengabaikan urusan pengisian kursi DPR RI Demokrat yang ditinggalkan Jero Wacik dan Putu Sudiartana. Terbukti kedatangan Ketua Umum DPP Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Bali dalam acara nonton genjek kolosal di Kabupaten Karangasem, Rabu (10/8) hari ini, tidak ada agenda temu kader.
Wakil Ketua I DPD Demokrat Bali (demisioner), I Nengah Pringgo dikonfirmasi Selasa kemarin mengatakan kunjungan SBY tidak ada acara dengan kader partai di Bali. “Murni kegiatan sosial dan budaya. Tidak ada urusan PAW,” ujar Pringgo.
Pringgo mengatakan acara SBY ke Bali penuh dengan acara seni dan budaya. Kader- kader pun di Bali tidak mau merecoki dengan agenda politik. ”Supaya tidak menjadi ‘kabur’ kegiatan beliau. Jadi kita di Bali tidak mau menganggu beliau,” tegas Pringgo. Sebelumnya kekosongan kursi DPR RI milik Demokrat dari dapil Bali dinilai sebagai kerugian besar bagi Partai berlambang bintang mercy itu di Bali. Pengamat politik Dr Nyoman Subanda mengatakan Demokrat secara politik dirugikan dengan kekosongan kursi DPR RI. Karena saluran aspirasi masyarakat tersumbat. “Secara politis para pendukung partai Demokrat dirugikan. Secara umum jelas kepentingan rakyat Bali tidak ada yang memperjuangkan,” ujar Subanda. * nat
DENPASAR, NusaBali
Kursi DPR RI Demokrat daerah pemilihan (Dapil) Bali, karena dua kadernya, yakni Jero Wacik dan Putu ‘Leong’ Sudiartana terbelit kasus di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), makin lama tak bertuan. Caleg DPR RI dapil Bali dari Partai Demokrat, Ni Putu Tutik Kusumawardhani, kandidat yang berhak mengisi kursi yang kini kosong itu mengaku pasrah dengan kondisi itu.
Pasalnya pengisian kursi Jero Wacik tidak bisa dilakukan karena kasusnya makin lama prosesnya untuk menunggu incrahct alias berkekuatan hukum tetap. Tutik, politisi senior Demokrat yang kini fungsionaris DPP Demokrat ini mengatakan kursi DPR RI dapil Bali milik Demokrat makin lama dalam kondisi tak bertuan. “Jaksa KPK resmi melakukan banding, jadi saya hanya bisa menunggu saja. Pasrahin saja,” ujar Tutik kepada NusaBali, di Denpasar, Selasa (9/8).
Dia mengatakan dirinya mendengar dari DPP Demokrat tentang adanya upaya banding dari Jaksa Penuntut KPK atas putusan pengadilan Tipikor Jakarta yang memvonis mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) dan Menteri ESDM tersebut selama 4 tahun penjara. ”Saya dapat info dari teman di DPP, jaksa KPK sudah daftarkan banding. Ya pasti makin lama proses pengisian kursi kosongnya,” kata Srikandi Demokrat asal Singaraja ini.
Sebenarnya Tutik bisa menjadi calon PAW (Pengganti Antar Waktu) anggota Komisi III Fraksi Demokrat, Putu ‘Leong’ Sudiartana yang juga ditangkap KPK dalam kasus suap 12 proyek jalan di Provinsi Sumatera Barat. Namun Tutik mengatakan dirinya tidak mau mendorong-dorong kasus kader sendiri. ”Seperti sejak awal saya berkomitmen tidak dicap mendorong-dorong supaya secepatnya ada PAW. Karena itu tidak baik dan kurang beretika. Biarlah DPP Partai yang memutuskan. Apapun langkah DPP itulah yang terbaik bagi kami,” ujar mantan Ketua Komisi II DPRD Bali ini.
Hanya saja Tutik menyebutkan dengan lamanya kursi DPR RI Demokrat dapil Bali kosong, dirinya terus didatangi konstituen. “Ditanya kapan akan ada pengisian kursi Demokrat. Mereka masyarakat pemilih Partai Demokrat yang menunggu. Karena aspirasi-aspirasi mereka tidak ada yang memperjuangkan. Apalagi sekarang sudah semuanya kursi Demokrat kosong,” ungkap Tutik yang mantan Ketua Komisi II DPRD Bali (2009-2014) ini.
Sementara DPD Demokrat Bali terkesan mengabaikan urusan pengisian kursi DPR RI Demokrat yang ditinggalkan Jero Wacik dan Putu Sudiartana. Terbukti kedatangan Ketua Umum DPP Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Bali dalam acara nonton genjek kolosal di Kabupaten Karangasem, Rabu (10/8) hari ini, tidak ada agenda temu kader.
Wakil Ketua I DPD Demokrat Bali (demisioner), I Nengah Pringgo dikonfirmasi Selasa kemarin mengatakan kunjungan SBY tidak ada acara dengan kader partai di Bali. “Murni kegiatan sosial dan budaya. Tidak ada urusan PAW,” ujar Pringgo.
Pringgo mengatakan acara SBY ke Bali penuh dengan acara seni dan budaya. Kader- kader pun di Bali tidak mau merecoki dengan agenda politik. ”Supaya tidak menjadi ‘kabur’ kegiatan beliau. Jadi kita di Bali tidak mau menganggu beliau,” tegas Pringgo. Sebelumnya kekosongan kursi DPR RI milik Demokrat dari dapil Bali dinilai sebagai kerugian besar bagi Partai berlambang bintang mercy itu di Bali. Pengamat politik Dr Nyoman Subanda mengatakan Demokrat secara politik dirugikan dengan kekosongan kursi DPR RI. Karena saluran aspirasi masyarakat tersumbat. “Secara politis para pendukung partai Demokrat dirugikan. Secara umum jelas kepentingan rakyat Bali tidak ada yang memperjuangkan,” ujar Subanda. * nat
Komentar