Digelar Berdasarkan Pawisik, Punggung Penyu Harus Dirajah Modre
Ritual Bedawang Yadram, Upaya Niskala yang Dilakukan Paiketan Krama Bali untuk Merawat Alam
Pada tahun 2018, Paiketan Krama Bali sempat laksanakan ritual nanem 17 kristal di 17 lokasi, dengan tujuan untuk meningkatkan serta memperkuat sinar dan taksu Bali
DENPASAR, NusaBali
Ritual Bedawang Yadram merupakan upacara ritual penyucian, dengan tujuan memohon keselamatan, kerahayuan, dan keajegan jagat Bali. Ritual Bedawang Yadram, yang dilakukan di 18 titik pantai seluruh Bali, dilaksanakan oleh komponen pariwisata yang tergabung Paiketan Krama Bali berdasarkan pawisik (petunjuk niskala). Sesuai pawisik, ritual Bedawang Yadram harus menggunakan sarana penyu hijau yang punggungnya dirajah dengan aksara Modre.
Pelaksanaan ritual Bedawang Yadram sudah menjadi bagian Program Suksma Bali yang digulirkan Paiketan Krama Bali. Menurut Pembina Program Suksma Bali, Ida Rsi Acharya Agni Budha Wisesanatha, pawisik terkait dilaksanakannya ritual Bedawang Yadram muncul sekitar 6 bulan lalu. Berdasarkan pawisik, Bedawang Yadram adalah ritual menggunakan sarana penyu hijau yang punggungnya dirajah de-ngan aksara Modre.
Ida Rsi Acharya Agni Budha Wisesanatha mengisahkan, petunjuk niskala itu diperoleh ketika dia bersama para bakta berdiskusi tentang Bali di kediamannya, Griya Siwa Budha Segara Giri Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. “Kita memang sering berdiskusi tentang Bali, karena concern terhadap keberadaan Bali,” kenang Ida Rsi Acharya Agni Budha Wisesanatha saat ditemui NusaBali di sela acara Suksma Bali Night di Hotel Harris, Jalan Sunset Road Legian-Kuta, be-berapa waktu lalu
Nah, ketika diskusi tentang alam Bali yang perlu dijaga dan dirawat secara sekala niskala itulah muncul pawisik melalui perantara Guru Sidi, salah seorang peserta diskusi asal Klungkung yang lama tinggal di Denpasar. Saat itu, Guru Sidi mengalami kerauhan (kesurupan). Kemudian, roh yang merasuki raga Guru Sidi saat kerauhan memberikan perunjuk agar dilakukan ritual Bedawang Yadram.
Menurut Ida Rsi, berdasarkan petunjuk niskala, ritual Bedawang Yadram ini harus dilaksanakan di sejumlah titik pantai seluruh Bali, menggunakan sarana penyu hijau. “Bedawang (kura-kura raksasa) adalah penyu hijau, filosofinya sebagai penjaga dan pengusung bumi,” jelas Ida Rsi sembari mengingatkan kisah awatara, yakni Kurma Awatara, tentang turunnya Dewa Wisnu dalam wujud kura-kura raksasa untuk menyelamatkan dunia.
Sesuai petunjuk niskala, lanjut Ida Rsi, ritual Bedawang Yadram harus dilaksanakan di 18 titik pantai selutuh Bali. Pelaksanaan ritual Bedawang Yadram maksimal berjarak 42 hari dari ritual kedua dan seterusnya. “Seandainya waktu tersebut terlewati, harus dilaksanakan upacara Guru Piduka,” ungkap sulinggih yang semasa walaka bernama I Made Suryawan ini.
Ada pun 18 pantai yang dijadikan lokasi upacaa ritual Bedawang Yadram tersebut adalah Pantai Goa Selonding (kawasan Uluwatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung), Pantai Petitenget (kawasan Kelurahan Seminyak, Kecamatan Kuta, Badung), Pantai Tanah Lot (Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan),
Pantai Pura Srijong (Tabanan), Pantai Rambut Siwi (Desa Yeh Embang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Jembrana), Pantai Segara Rupek (Desa Sumberkelampok, Kecamatan Gerokgak, Buleleng), Pantai Pulaki (Desa Banyu Poh, Kecamatan Gerokgak, Buleleng), Pantai Menjangan (Desa Sumberkelampok, Kecamatan Gerokgak, Buleleng), Pantai Labuan Aji (kawasan Gerokgak, Buleleng), Pantai Penimbangan (Singaraja, Buleleng), Pantai Ponjok Batu (Desa Pacunng, Kecamatan Tejakula, Buleleng), Pantai Candi Gora (Karangasem), Pantai Silayukti (Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem), Pantai Goa Lawah (Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Karangasem), Pantai Peed (Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung), Pantai Masceti (Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar), Pantai Campuhan Windu Segara (Denpasar), dan Pantai Geger (kawasan Nusa Dua, Kecamatan Kuta Se-latan, Badung).
Sampai saat ini, ritual Bedawang Yadram sudah dilaksanakan di sejumlah titik lokasi pantai. Termasuk di antaranya di Pantai Selonding (Uluwatu), Pantai Gerger (Nusa Dua), Pantai Petitenget (Seminyak), Pantai Campuhan Windu Segara, Pantai Masceti, dan Pantai Goa Lawah. Sisanya, akan terus dilaksanakan hingga ritual Bedawang Yadram terlaksana di seluruh 18 titik pantai yang telah ditetapkan. Khusus pada Radite Pon Julungwangi, Minggu, 2 Februari 2020 besok, ritual Bedawang Yadram akan dilaksanakan di Pantai Puri Srijong, Tabanan.
Menurut Ida Rsi, ritual menjaga Bali yang dilaksanakan karena ada petunjuk niskala, bukan hanya Bedawang Yadram. Pada 2018 lalu, Ida Rsi bersama jajarannya juga melaksanakan ritual nanem 17 kristal (menanam permata) di 17 lokasi di Bali, yang juga digelar berdasarkan petunjuk niskala. Tujuan ritual nanem 17 kristal itu untuk meningkatkan dan memperkuat sinar dan taksu Bali.
Selain itu, pada 2018 juga dilaksanakan upacara pakelem rangkaian Program Suksma Bali di tiga lokasi, berdasarkan pawisik. Ketiga lokasi pakelem itu masing-masing di puncak Gunung Agung (Karangasem), Danau Batur (Bangli), dan Pantai Bias Tugel (Badung). “Tiga lokasi tersebut sebagai representasi gunung, danau, dan laut,” tandas alumnus Fakultas Pertanian Unud angkatan 1981 ini.
Ida Rsi yakin banyak pihak yang menerima petunjuk niskala terkait bagaimana merawat alam Bali. “Tiyang yakin banyak pelayan Ida Batara menerima petunjuk niskala itu,” papar Ida Rsi yang juga menjadi Ketua Forum Studi Majapahit ini. *k17
Pelaksanaan ritual Bedawang Yadram sudah menjadi bagian Program Suksma Bali yang digulirkan Paiketan Krama Bali. Menurut Pembina Program Suksma Bali, Ida Rsi Acharya Agni Budha Wisesanatha, pawisik terkait dilaksanakannya ritual Bedawang Yadram muncul sekitar 6 bulan lalu. Berdasarkan pawisik, Bedawang Yadram adalah ritual menggunakan sarana penyu hijau yang punggungnya dirajah de-ngan aksara Modre.
Ida Rsi Acharya Agni Budha Wisesanatha mengisahkan, petunjuk niskala itu diperoleh ketika dia bersama para bakta berdiskusi tentang Bali di kediamannya, Griya Siwa Budha Segara Giri Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. “Kita memang sering berdiskusi tentang Bali, karena concern terhadap keberadaan Bali,” kenang Ida Rsi Acharya Agni Budha Wisesanatha saat ditemui NusaBali di sela acara Suksma Bali Night di Hotel Harris, Jalan Sunset Road Legian-Kuta, be-berapa waktu lalu
Nah, ketika diskusi tentang alam Bali yang perlu dijaga dan dirawat secara sekala niskala itulah muncul pawisik melalui perantara Guru Sidi, salah seorang peserta diskusi asal Klungkung yang lama tinggal di Denpasar. Saat itu, Guru Sidi mengalami kerauhan (kesurupan). Kemudian, roh yang merasuki raga Guru Sidi saat kerauhan memberikan perunjuk agar dilakukan ritual Bedawang Yadram.
Menurut Ida Rsi, berdasarkan petunjuk niskala, ritual Bedawang Yadram ini harus dilaksanakan di sejumlah titik pantai seluruh Bali, menggunakan sarana penyu hijau. “Bedawang (kura-kura raksasa) adalah penyu hijau, filosofinya sebagai penjaga dan pengusung bumi,” jelas Ida Rsi sembari mengingatkan kisah awatara, yakni Kurma Awatara, tentang turunnya Dewa Wisnu dalam wujud kura-kura raksasa untuk menyelamatkan dunia.
Sesuai petunjuk niskala, lanjut Ida Rsi, ritual Bedawang Yadram harus dilaksanakan di 18 titik pantai selutuh Bali. Pelaksanaan ritual Bedawang Yadram maksimal berjarak 42 hari dari ritual kedua dan seterusnya. “Seandainya waktu tersebut terlewati, harus dilaksanakan upacara Guru Piduka,” ungkap sulinggih yang semasa walaka bernama I Made Suryawan ini.
Ada pun 18 pantai yang dijadikan lokasi upacaa ritual Bedawang Yadram tersebut adalah Pantai Goa Selonding (kawasan Uluwatu, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung), Pantai Petitenget (kawasan Kelurahan Seminyak, Kecamatan Kuta, Badung), Pantai Tanah Lot (Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Tabanan),
Pantai Pura Srijong (Tabanan), Pantai Rambut Siwi (Desa Yeh Embang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Jembrana), Pantai Segara Rupek (Desa Sumberkelampok, Kecamatan Gerokgak, Buleleng), Pantai Pulaki (Desa Banyu Poh, Kecamatan Gerokgak, Buleleng), Pantai Menjangan (Desa Sumberkelampok, Kecamatan Gerokgak, Buleleng), Pantai Labuan Aji (kawasan Gerokgak, Buleleng), Pantai Penimbangan (Singaraja, Buleleng), Pantai Ponjok Batu (Desa Pacunng, Kecamatan Tejakula, Buleleng), Pantai Candi Gora (Karangasem), Pantai Silayukti (Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem), Pantai Goa Lawah (Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Karangasem), Pantai Peed (Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung), Pantai Masceti (Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar), Pantai Campuhan Windu Segara (Denpasar), dan Pantai Geger (kawasan Nusa Dua, Kecamatan Kuta Se-latan, Badung).
Sampai saat ini, ritual Bedawang Yadram sudah dilaksanakan di sejumlah titik lokasi pantai. Termasuk di antaranya di Pantai Selonding (Uluwatu), Pantai Gerger (Nusa Dua), Pantai Petitenget (Seminyak), Pantai Campuhan Windu Segara, Pantai Masceti, dan Pantai Goa Lawah. Sisanya, akan terus dilaksanakan hingga ritual Bedawang Yadram terlaksana di seluruh 18 titik pantai yang telah ditetapkan. Khusus pada Radite Pon Julungwangi, Minggu, 2 Februari 2020 besok, ritual Bedawang Yadram akan dilaksanakan di Pantai Puri Srijong, Tabanan.
Menurut Ida Rsi, ritual menjaga Bali yang dilaksanakan karena ada petunjuk niskala, bukan hanya Bedawang Yadram. Pada 2018 lalu, Ida Rsi bersama jajarannya juga melaksanakan ritual nanem 17 kristal (menanam permata) di 17 lokasi di Bali, yang juga digelar berdasarkan petunjuk niskala. Tujuan ritual nanem 17 kristal itu untuk meningkatkan dan memperkuat sinar dan taksu Bali.
Selain itu, pada 2018 juga dilaksanakan upacara pakelem rangkaian Program Suksma Bali di tiga lokasi, berdasarkan pawisik. Ketiga lokasi pakelem itu masing-masing di puncak Gunung Agung (Karangasem), Danau Batur (Bangli), dan Pantai Bias Tugel (Badung). “Tiga lokasi tersebut sebagai representasi gunung, danau, dan laut,” tandas alumnus Fakultas Pertanian Unud angkatan 1981 ini.
Ida Rsi yakin banyak pihak yang menerima petunjuk niskala terkait bagaimana merawat alam Bali. “Tiyang yakin banyak pelayan Ida Batara menerima petunjuk niskala itu,” papar Ida Rsi yang juga menjadi Ketua Forum Studi Majapahit ini. *k17
Komentar