Widiada Sarankan NasDem Merapat ke PDIP
Dukung Jaya Negara di Pilkada Denpasar 2020
Dukungan terhadap kandidat Calon Walikota Denpasar (Cawali), I Gusti Ngurah Jaya Negara, yang akan diusung PDIP di Pilkada Denpasar 2020 terus mengalir.
DENPASAR, NusaBali
Setelah anggota DPRD Denpasar dari Partai Hanura, Ida Bagus Ketut Kiana, dengan terang-terangan mendukung Jaya Negara, dukungan yang sama dilontarkan politisi gaek Partai NasDem, Anak Agung Ngurah Gede Widiada.
Ketua Fraksi NasDem-PSI DPRD Denpasar ini secara pribadi mengatakan mendukung Jaya Negara maju sebagai Calon Walikota Denpasar 2020 karena sosok dan gaya kepemimpinan Jaya Negara memang menjadi idaman warga Kota Denpasar.
"Saya secara pribadi mendukung Jaya Negara maju Calon Walikota Denpasar di Pilkada 2020. Soal induk partai kami DPD Partai NasDem Denpasar dan DPW Partai NasDem Bali itu ke mana, kita tunggu keputusannya. Saya ini melontarkan aspirasi," ujar Widiada di sela-sela Sosialisasi Hasil Kongres dan Rakornas Partai NasDem Provinsi Bali di Hotel Inna Heritage, Jalan Veteran Denpasar, Minggu (2/2) siang. Menurut Widiada dalam politik pastilah partai politik ingin menang dalam pertandingan.
"Orientasi kita dalam berpolitik ya pasti ingin menang. Sudah layaknya Jaya Negara kita dukung. Saya berangkat dari sebagai Fraksi NasDem-PSI, yang pernah bergabung dengan PDIP dalam koalisi. Kita tahulah kepemimpinan seorang Jaya Negara di Denpasar. Tentu urusan partai, yakni Ketua DPW, Ketua DPD punya urusan soal siapa direkomendasikan," ujar politisi senior asal Puri Penguyangan, Kecamatan Denpasar Utara yang sudah 30 tahun menjadi anggota DPRD Denpasar tanpa terputus periodenya.
Ditegaskan Widiada, Partai NasDem di Denpasar dipastikan tidak mampu mengusung calon secara mandiri dengan kekuatan 3 kursi parlemen (6,67%) di DPRD Denpasar. NasDem pun di Denpasar berusaha melakukan rekrutmen dengan membuka pendaftaran calon.
"Kegiatan internal NasDem Denpasar merekrut calon memang sudah jalan. Belum diputuskan hasilnya. Tapi kan bisa dikomunikasikan dengan Jaya Negara. Logika politik saya melihat perkembangan politik di Denpasar bagi saya sudah saatnya memang dukung Jaya Negara. Kalau ingin menang," tegas Wakil Ketua Bidang Politik dan Budaya DPW Partai NasDem Provinsi Bali ini.
Untuk Pilkada Denpasar, mekanisme di NasDem sesuai dengan PO (peraturan organisasi) versi Widiada memang harus ada rekrutmen pencalonan. Tetapi NasDem menyadari ketika ada tokoh yang mendaftar, tidak boleh diumumkan tergesa-gesa. "NasDem belum jelas perintahnya. Saya sebagai anggota DPRD Denpasar secara pribadi dukung Jaya Negara dan berharap DPD NasDem cepat berkomunikasi (merapat) dengan DPC PDIP," ujar mantan Wakil Ketua DPRD Denpasar dari Fraksi Golkar periode 2009-2014 ini.
Sebelumnya Bendahara DPW NasDem Provinsi Bali, I Gusti Bagus Eka Subagiartha, mengatakan NasDem Denpasar memang cenderung akan merapat ke Jaya Negara yang diusung PDIP. Sebab Jaya Negara yang saat ini menjabat Wakil Wali kota Denpasar punya reputasi yang baik. Selain itu PDIP juga sudah pernah menjadi rekan koalisi NasDem. "Kita ingin menjaga keharmonisan dengan PDIP di Denpasar," ujar Gus Eka.
Namun sinyal NasDem merapat ke Jaya Negara ini ditengarai kegagalan NasDem dalam merekrut calon secara tertutup. Salah satunya upaya dan kegagalan NasDem Denpasar mendekati Ida Ayu Selly Fajarini yang tak lain adalah istri Walikota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra. Saat hal itu dikonfirmasi kepada Widiada, mantan Calon Walikota Denpasar 2005 ini malah membantah.
"Saya tidak membayangkan Bu Selly akan menjadi calon. Diagendakan partai saya nggak dengar," kilah Widiada. Widiada mengatakan dari figur calon pemimpin Jaya Negara memang diinginkan masyarakat Denpasar. "Figur seperti Jaya Negara ini memang diinginkan oleh masyarakat. Kami secara pribadi mendukung Jaya Negara tentu sudah hitung. Terlepas dalam setiap dukungan itu ada asas manfaat dan dampak yang akan didapatkan. Maka NasDem Denpasar dan NasDem Provinsi Bali memang sudah harus komunikasi dengan DPC PDIP," ujar Widiada.
Sebelumnya diberitakan koalisi besar yang digalang Partai Golkar untuk mengusung Calon Walikota-Calon Walikota (Cawali-Cawawali) Denpasar di Pilkada 2020 terancam buyar. Bagaimana tidak, parpol pemilik kursi parlemen, seperti Partai Hanura dan Partai NasDem sudah pastikan gabung ke PDIP yang mengusung Calon Walikota, I Gusti Ngurah Jaya Negara.
Wakil Ketua Bidang Bantuan Hukum DPD Partai Hanura Bali, Ida Bagus Ketut Kiana, di Denpasar, Sabtu (1/2) mengatakan saat ini Partai Hanura dengan memiliki 2 kursi DPRD Denpasar (4,45%) sudah bergabung dengan Fraksi PDIP dalam satu wadah Fraksi. Kemudian beberapa komunikasi dengan jajaran DPC PDIP di Denpasar juga sudah nyambung bahwa Hanura merapat ke PDIP mendukung Cawali IGN Jaya Negara.
"Alasan pertama kami dengan 2 kursi di DPRD Denpasar sudah gabung dengan Fraksi PDIP. Kemudian komunikasi politik dengan struktur PDIP juga sudah nyambung dan kita arahnya koalisi dengan PDIP mengusung I Gusti Ngurah Jaya Negara," ujar Gus Kiana.
Gus Kiana yang juga anggota DPRD Denpasar dari Hanura ini menegaskan selain sudah menjadi satu fraksi dengan PDIP dan komunikasi politik, Hanura gabung ke PDIP karena sosok Calon Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, adalah figur yang saat ini punya elektabilitas (tingkat keterpilihan) bagus. Terlepas nanti siapapun yang akan menjadi Calon Wakil Walikotanya. *nat
Ketua Fraksi NasDem-PSI DPRD Denpasar ini secara pribadi mengatakan mendukung Jaya Negara maju sebagai Calon Walikota Denpasar 2020 karena sosok dan gaya kepemimpinan Jaya Negara memang menjadi idaman warga Kota Denpasar.
"Saya secara pribadi mendukung Jaya Negara maju Calon Walikota Denpasar di Pilkada 2020. Soal induk partai kami DPD Partai NasDem Denpasar dan DPW Partai NasDem Bali itu ke mana, kita tunggu keputusannya. Saya ini melontarkan aspirasi," ujar Widiada di sela-sela Sosialisasi Hasil Kongres dan Rakornas Partai NasDem Provinsi Bali di Hotel Inna Heritage, Jalan Veteran Denpasar, Minggu (2/2) siang. Menurut Widiada dalam politik pastilah partai politik ingin menang dalam pertandingan.
"Orientasi kita dalam berpolitik ya pasti ingin menang. Sudah layaknya Jaya Negara kita dukung. Saya berangkat dari sebagai Fraksi NasDem-PSI, yang pernah bergabung dengan PDIP dalam koalisi. Kita tahulah kepemimpinan seorang Jaya Negara di Denpasar. Tentu urusan partai, yakni Ketua DPW, Ketua DPD punya urusan soal siapa direkomendasikan," ujar politisi senior asal Puri Penguyangan, Kecamatan Denpasar Utara yang sudah 30 tahun menjadi anggota DPRD Denpasar tanpa terputus periodenya.
Ditegaskan Widiada, Partai NasDem di Denpasar dipastikan tidak mampu mengusung calon secara mandiri dengan kekuatan 3 kursi parlemen (6,67%) di DPRD Denpasar. NasDem pun di Denpasar berusaha melakukan rekrutmen dengan membuka pendaftaran calon.
"Kegiatan internal NasDem Denpasar merekrut calon memang sudah jalan. Belum diputuskan hasilnya. Tapi kan bisa dikomunikasikan dengan Jaya Negara. Logika politik saya melihat perkembangan politik di Denpasar bagi saya sudah saatnya memang dukung Jaya Negara. Kalau ingin menang," tegas Wakil Ketua Bidang Politik dan Budaya DPW Partai NasDem Provinsi Bali ini.
Untuk Pilkada Denpasar, mekanisme di NasDem sesuai dengan PO (peraturan organisasi) versi Widiada memang harus ada rekrutmen pencalonan. Tetapi NasDem menyadari ketika ada tokoh yang mendaftar, tidak boleh diumumkan tergesa-gesa. "NasDem belum jelas perintahnya. Saya sebagai anggota DPRD Denpasar secara pribadi dukung Jaya Negara dan berharap DPD NasDem cepat berkomunikasi (merapat) dengan DPC PDIP," ujar mantan Wakil Ketua DPRD Denpasar dari Fraksi Golkar periode 2009-2014 ini.
Sebelumnya Bendahara DPW NasDem Provinsi Bali, I Gusti Bagus Eka Subagiartha, mengatakan NasDem Denpasar memang cenderung akan merapat ke Jaya Negara yang diusung PDIP. Sebab Jaya Negara yang saat ini menjabat Wakil Wali kota Denpasar punya reputasi yang baik. Selain itu PDIP juga sudah pernah menjadi rekan koalisi NasDem. "Kita ingin menjaga keharmonisan dengan PDIP di Denpasar," ujar Gus Eka.
Namun sinyal NasDem merapat ke Jaya Negara ini ditengarai kegagalan NasDem dalam merekrut calon secara tertutup. Salah satunya upaya dan kegagalan NasDem Denpasar mendekati Ida Ayu Selly Fajarini yang tak lain adalah istri Walikota Denpasar, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra. Saat hal itu dikonfirmasi kepada Widiada, mantan Calon Walikota Denpasar 2005 ini malah membantah.
"Saya tidak membayangkan Bu Selly akan menjadi calon. Diagendakan partai saya nggak dengar," kilah Widiada. Widiada mengatakan dari figur calon pemimpin Jaya Negara memang diinginkan masyarakat Denpasar. "Figur seperti Jaya Negara ini memang diinginkan oleh masyarakat. Kami secara pribadi mendukung Jaya Negara tentu sudah hitung. Terlepas dalam setiap dukungan itu ada asas manfaat dan dampak yang akan didapatkan. Maka NasDem Denpasar dan NasDem Provinsi Bali memang sudah harus komunikasi dengan DPC PDIP," ujar Widiada.
Sebelumnya diberitakan koalisi besar yang digalang Partai Golkar untuk mengusung Calon Walikota-Calon Walikota (Cawali-Cawawali) Denpasar di Pilkada 2020 terancam buyar. Bagaimana tidak, parpol pemilik kursi parlemen, seperti Partai Hanura dan Partai NasDem sudah pastikan gabung ke PDIP yang mengusung Calon Walikota, I Gusti Ngurah Jaya Negara.
Wakil Ketua Bidang Bantuan Hukum DPD Partai Hanura Bali, Ida Bagus Ketut Kiana, di Denpasar, Sabtu (1/2) mengatakan saat ini Partai Hanura dengan memiliki 2 kursi DPRD Denpasar (4,45%) sudah bergabung dengan Fraksi PDIP dalam satu wadah Fraksi. Kemudian beberapa komunikasi dengan jajaran DPC PDIP di Denpasar juga sudah nyambung bahwa Hanura merapat ke PDIP mendukung Cawali IGN Jaya Negara.
"Alasan pertama kami dengan 2 kursi di DPRD Denpasar sudah gabung dengan Fraksi PDIP. Kemudian komunikasi politik dengan struktur PDIP juga sudah nyambung dan kita arahnya koalisi dengan PDIP mengusung I Gusti Ngurah Jaya Negara," ujar Gus Kiana.
Gus Kiana yang juga anggota DPRD Denpasar dari Hanura ini menegaskan selain sudah menjadi satu fraksi dengan PDIP dan komunikasi politik, Hanura gabung ke PDIP karena sosok Calon Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, adalah figur yang saat ini punya elektabilitas (tingkat keterpilihan) bagus. Terlepas nanti siapapun yang akan menjadi Calon Wakil Walikotanya. *nat
Komentar