Bali Siapkan Judoka Kuda Hitam
Pelatih Judo Tim PON Bali, Made Antika Kowara menyiapkan strategi jitu di PON Jabar XIX September 2016.
DENPASAR, NusaBali
Setelah hanya menarget 2 keping medali emas, lewat judoka Anny Pandini dan Putu desta Wiradamungga, tim judo Bali tidak melepas kesempatan lainnya begitu saja. Melainkan tetap menyiapkan pejudo kuda hitam yang sewaktu-waktu akan meraih medali emas bagi kontingen Bali lainnya. Sebab, selama ini target 2 keping emas itu hanya dibebankan kepada judoka yang telah terbiasa pentas mewakili Indonesia di berbagai kejuaraan internasional. Sementara judoka lainnya juga tidak kalah potensial untuk mendulang medali emas.
Made Antika Kowara saat ditemui di Hotel Batukaru, Ubung, Denpasar Rabu (10/8) mengaku, judoka Tim PON Bali saat ini sedang fokus pada program weight traning. "Kami fokus pada latihan beban untuk menambah kekuatan tangan," tegas pelatih yang sukses mengantarkan Bali menyebet medali di PON Remaja 1 di Surabaya, Jatim.
Dia sangat yakin judoka pemula memiliki kans untuk juara. Sebab, semua atlet itu memiliki kesempatan yang sama. Apalagi ini cabor beladiri. Ini bukan sifatnya olahraga terukur. Melainkan, siapa dapat kesempatan untuk memukul KO lawan itu yang akan menang. "Progres positif mulai menyesuaikan baik judoka asal level pelatnas, begitu juga judoka latihan di Jepang dan latihan di Bali. Satu dua minggu disamakan dulu. Dan, itu terlihat mulai kian merata," beber Antika Kowara.
Judoka pemula turun di PON itu, Komachi Amano Lubis, Gde Ganding, Dwi Aditya Putri, dan Ayu Intan Lestari. Sementara Anny Pandini dkk sudah digembleng Pelatas, hanya empat debutan baru turun pertama di PON. Selama TC Sentralisasi tidak ada hambatan berarti. Hanya ada judoka mengalami cedera-cedera ringan. "Ada atlet berat badannya over, padahal tren prestasinya sangat meningkat. Biasa masih adaptasi. Dan, hal ini akan disesuaikan dengan berat di kelasnya bertanding, sedangkan prestasinya tetap digenjot," jelas Antika Kowara.
Dia menambahkan, ada satu judoka Pasek Karisna tidak bisa turun di PON Jabar. Karena sedang mengikuti pendidikan polisi di Jatim. "Dari 16 judoka yang lolos PON, yang bisa bertanding PON hanya 15. Padahal Pasek adalah peraih perak di PON Riau 2012 lalu kelas 81 kg. Mudah-mudahan setelah jadi polisi nantinya bisa main judo lagi. Karena tidak ada pembatasan umur di PON. Lain kalau Porprov dibatasi 30 tahun. Jadi, kesempatan Pasek masih terbuka di PON berikutnya," papar Antika Kowara.*dek
Setelah hanya menarget 2 keping medali emas, lewat judoka Anny Pandini dan Putu desta Wiradamungga, tim judo Bali tidak melepas kesempatan lainnya begitu saja. Melainkan tetap menyiapkan pejudo kuda hitam yang sewaktu-waktu akan meraih medali emas bagi kontingen Bali lainnya. Sebab, selama ini target 2 keping emas itu hanya dibebankan kepada judoka yang telah terbiasa pentas mewakili Indonesia di berbagai kejuaraan internasional. Sementara judoka lainnya juga tidak kalah potensial untuk mendulang medali emas.
Made Antika Kowara saat ditemui di Hotel Batukaru, Ubung, Denpasar Rabu (10/8) mengaku, judoka Tim PON Bali saat ini sedang fokus pada program weight traning. "Kami fokus pada latihan beban untuk menambah kekuatan tangan," tegas pelatih yang sukses mengantarkan Bali menyebet medali di PON Remaja 1 di Surabaya, Jatim.
Dia sangat yakin judoka pemula memiliki kans untuk juara. Sebab, semua atlet itu memiliki kesempatan yang sama. Apalagi ini cabor beladiri. Ini bukan sifatnya olahraga terukur. Melainkan, siapa dapat kesempatan untuk memukul KO lawan itu yang akan menang. "Progres positif mulai menyesuaikan baik judoka asal level pelatnas, begitu juga judoka latihan di Jepang dan latihan di Bali. Satu dua minggu disamakan dulu. Dan, itu terlihat mulai kian merata," beber Antika Kowara.
Judoka pemula turun di PON itu, Komachi Amano Lubis, Gde Ganding, Dwi Aditya Putri, dan Ayu Intan Lestari. Sementara Anny Pandini dkk sudah digembleng Pelatas, hanya empat debutan baru turun pertama di PON. Selama TC Sentralisasi tidak ada hambatan berarti. Hanya ada judoka mengalami cedera-cedera ringan. "Ada atlet berat badannya over, padahal tren prestasinya sangat meningkat. Biasa masih adaptasi. Dan, hal ini akan disesuaikan dengan berat di kelasnya bertanding, sedangkan prestasinya tetap digenjot," jelas Antika Kowara.
Dia menambahkan, ada satu judoka Pasek Karisna tidak bisa turun di PON Jabar. Karena sedang mengikuti pendidikan polisi di Jatim. "Dari 16 judoka yang lolos PON, yang bisa bertanding PON hanya 15. Padahal Pasek adalah peraih perak di PON Riau 2012 lalu kelas 81 kg. Mudah-mudahan setelah jadi polisi nantinya bisa main judo lagi. Karena tidak ada pembatasan umur di PON. Lain kalau Porprov dibatasi 30 tahun. Jadi, kesempatan Pasek masih terbuka di PON berikutnya," papar Antika Kowara.*dek
Komentar