Distan Pastikan Jelang Galungan Babi di Denpasar Aman dari Virus
Kematian babi secara mendadak di beberapa wilayah di Bali belum berpengaruh terhadap kelompok ternak di Denpasar.
DENPASAR, NusaBali
Dinas Pertanian (Distan) Kota Denpasar memastikan babi di Denpasar menjelang Hari Raya Galungan masih aman dari virus. Hingga saat ini, di Denpasar belum ada babi yang mati mendadak seperti daerah lainnya.
Hal itu diungkapkan Kepala Distan Kota Denpasar, I Gede Ambara saat dihubungi di Denpasar, Senin (3/2). Menurut Ambara, kematian babi di Denpasar hanya mencapai 1,5 persen dari populasi. Kematian itu kata dia, tidak secara mendadak karena virus yang meresahkan peternak seperti ASF, melainkan karena penyakit kolera dan kondisi babi.
Populasi ternak di Denpasar sekitar 20 ribu babi yang dipelihara oleh 200 peternak. Namun, angka kematian di Denpasar hanya 1,5 persen sedangkan angka kesakitan hanya 1,99 persen. Kata Ambara, pihaknya baru khawatir jika angka kematian babi di Denpasar lebih dari 35 persen. Namun, untuk saat ini kematian di Denpasar cukup rendah, sehingga tidak mengkhawatirkan peternak.
"Kematian kita rendah, di Denpasar ada kematian tetapi tidak mati mendadak yang ada hanya karena kondisi babi. Ada juga yang kolera, jadi penyakit ASF kami tidak ada. Kami tetap antisipasi," jelasnya.
Ambara menyarankan, untuk masyarakat yang akan memotong babi jelang Galungan sebaiknya dilakukan di Rumah Potong Hewan (RPH) karena langsung bisa dicek kesehatan hewan dan dagingnya. Jika ingin melakukan pemotongan hewan sendiri, Ambara juga menyarankan agar menghubungi Distan untuk pemeriksaannya. "Hubungi saja kami, kami standby terus untuk melayani," jelasnya.
Pemeriksaan tersebut dilakukan oleh dokter hewan yang melayani secara gratis bagi masyarakat yang ingin memotong secara pribadi atau berkelompok tempat pribadi mereka. "Gratis kami layani, tinggal hibungi saja Dinas Pertanian. Kami akan lakukan cek postmorthem dan antimorthem lengkap. Jadi masyarakat lebih aman saat mengolah dan mengkonsumsi daging babi," imbuhnya. *mis
Hal itu diungkapkan Kepala Distan Kota Denpasar, I Gede Ambara saat dihubungi di Denpasar, Senin (3/2). Menurut Ambara, kematian babi di Denpasar hanya mencapai 1,5 persen dari populasi. Kematian itu kata dia, tidak secara mendadak karena virus yang meresahkan peternak seperti ASF, melainkan karena penyakit kolera dan kondisi babi.
Populasi ternak di Denpasar sekitar 20 ribu babi yang dipelihara oleh 200 peternak. Namun, angka kematian di Denpasar hanya 1,5 persen sedangkan angka kesakitan hanya 1,99 persen. Kata Ambara, pihaknya baru khawatir jika angka kematian babi di Denpasar lebih dari 35 persen. Namun, untuk saat ini kematian di Denpasar cukup rendah, sehingga tidak mengkhawatirkan peternak.
"Kematian kita rendah, di Denpasar ada kematian tetapi tidak mati mendadak yang ada hanya karena kondisi babi. Ada juga yang kolera, jadi penyakit ASF kami tidak ada. Kami tetap antisipasi," jelasnya.
Ambara menyarankan, untuk masyarakat yang akan memotong babi jelang Galungan sebaiknya dilakukan di Rumah Potong Hewan (RPH) karena langsung bisa dicek kesehatan hewan dan dagingnya. Jika ingin melakukan pemotongan hewan sendiri, Ambara juga menyarankan agar menghubungi Distan untuk pemeriksaannya. "Hubungi saja kami, kami standby terus untuk melayani," jelasnya.
Pemeriksaan tersebut dilakukan oleh dokter hewan yang melayani secara gratis bagi masyarakat yang ingin memotong secara pribadi atau berkelompok tempat pribadi mereka. "Gratis kami layani, tinggal hibungi saja Dinas Pertanian. Kami akan lakukan cek postmorthem dan antimorthem lengkap. Jadi masyarakat lebih aman saat mengolah dan mengkonsumsi daging babi," imbuhnya. *mis
Komentar