Di Klungkung Belum Ada Babi Mati Mendadak
Dinas Pertanian (Distan) Klungkung kini mencegah kematian Babi di Klungkung.
SEMARAPURA, NusaBali
Pencegahan ini menyusul kematian ratusan ekor Babi pada beberapa tempat di Bali yang diduga karena serangan virus African Swine and Fever (ASF).
Namun hingga, Senin (3/2), di Klungkung belum ada informasi tentang babi mati mendadak karena sakit. Namun pencegahan petugas tersebut baru sebatas imbauan kepada para peternak agar menjaga kebersihan lingkungan peternakan. Peternak juga agar merebus setiap pakan babi, terutama pakan sisi makanan dari hotel, restoran maupun villa. Pemilik tempat pemotongan hewan (babi) agar tidak mengambil babi dari daerah yang terindikasi terpapar ASF. "Untuk saat ini di Klungkung belum ada babi yang mati akibat terserang ASF," ujar Kepala Dinas Pertanian Klungkung, Ids Bagus Juanida, didampingi Kabid Kesehatan Hewan (Keswan) Distan Klungkung Anak Agung Gede Raka Arnawa, saat mengecek tempat pemotongan babi di Banjar Selat, Desa/Kecamatan Banjarangkan, Senin (3/2) pagi.
Kata Juanida mengaku petugasnya gencar turun mengimbau kepada peternak sejak Desember 2019. Ketika turun ke lapangan ditemukan 26 tempat peternakan di Klungkung berisiko terpapar ASF. Karena pakan yang diberikan merupakan sisa makanan dari hotel, restoran atau villa. "25 tempat peternakan itu berada di Kecamatan Nusa Penida, sedangkan satu peternakan di Kecamatan Banjarangkan," ujarnya.
Kendati demikian Nusa Penida secara geografis juga masih aman dari ASF terlebih berada di wilayah kepulauan. "Yang penting sisa pakan itu dimasak dengan air mendidih pada suhu 100 derajat celcius supaya aman untuk ternak," katanya.
Juanida juga menegaskan masyarakat tidak perlu khawatir mengkonsumsi daging babi, asalkan dagingnya tersebut dimasak dan diolah dengan benar. "Virus ASF tidak menular kepada manusia," katanya.
Wakil Bupati Klungkung I Made Kasta juga turun ke lapangan. Wabup Kasta juga mengingatkan para peternak untuk selalu menjaga kebersihan kandang ternak untuk mengantisipasi sejak dini agar virus ASF tidak menular. *wan
Namun hingga, Senin (3/2), di Klungkung belum ada informasi tentang babi mati mendadak karena sakit. Namun pencegahan petugas tersebut baru sebatas imbauan kepada para peternak agar menjaga kebersihan lingkungan peternakan. Peternak juga agar merebus setiap pakan babi, terutama pakan sisi makanan dari hotel, restoran maupun villa. Pemilik tempat pemotongan hewan (babi) agar tidak mengambil babi dari daerah yang terindikasi terpapar ASF. "Untuk saat ini di Klungkung belum ada babi yang mati akibat terserang ASF," ujar Kepala Dinas Pertanian Klungkung, Ids Bagus Juanida, didampingi Kabid Kesehatan Hewan (Keswan) Distan Klungkung Anak Agung Gede Raka Arnawa, saat mengecek tempat pemotongan babi di Banjar Selat, Desa/Kecamatan Banjarangkan, Senin (3/2) pagi.
Kata Juanida mengaku petugasnya gencar turun mengimbau kepada peternak sejak Desember 2019. Ketika turun ke lapangan ditemukan 26 tempat peternakan di Klungkung berisiko terpapar ASF. Karena pakan yang diberikan merupakan sisa makanan dari hotel, restoran atau villa. "25 tempat peternakan itu berada di Kecamatan Nusa Penida, sedangkan satu peternakan di Kecamatan Banjarangkan," ujarnya.
Kendati demikian Nusa Penida secara geografis juga masih aman dari ASF terlebih berada di wilayah kepulauan. "Yang penting sisa pakan itu dimasak dengan air mendidih pada suhu 100 derajat celcius supaya aman untuk ternak," katanya.
Juanida juga menegaskan masyarakat tidak perlu khawatir mengkonsumsi daging babi, asalkan dagingnya tersebut dimasak dan diolah dengan benar. "Virus ASF tidak menular kepada manusia," katanya.
Wakil Bupati Klungkung I Made Kasta juga turun ke lapangan. Wabup Kasta juga mengingatkan para peternak untuk selalu menjaga kebersihan kandang ternak untuk mengantisipasi sejak dini agar virus ASF tidak menular. *wan
1
Komentar