Flu Babi Afrika Penyebab Matinya 808 Ekor Babi di Bali
Para peternak diimbau tidak sembarangan memberikan sisa makanan dari hotel, restoran atau rumah tangga, sebagai asupan pakan babi.
DENPASAR, NusaBali.com
Sebanyak 808 ekor babi di Bali yang mati sepanjang akhir Desember hingga Januari dinyatakan positif terjangkit flu babi Afrika atau African Swine Flu (ASF). "Ya, yang mati ada 808 ekor karena flu babi," ujar Kepala Dinas Pertanian, dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuardhana, Rabu (5/2/2020) di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Denpasar.
Ia mengungkapkan penyebabnya adalah pakan yang diberikan pada babi menggunakan makanan sisa dari hotel yang belum dimasak dengan baik. Karena itu ia mengimbau kepada peternak babi di Bali untuk tidak sembarangan memanfaatkan makanan sisa dari hotel, restoran, maupun rumah tangga sebagai pakan babi. "Jadi tim saya sudah turun setiap hari mengingatkan agar peternak tidak memberikan pakan dari makanan sisa. Kalau makanan sisa, baik sisa dari hotel, restoran, ataupun rumah tangga, agar dimasak dengan dididihkan," sambungnya.
Untuk menghentikan penularan virus flu babi ini, pihaknya sudah menguburkan babi yang mati karena terjangkit. Selanjutnya tengah dilakukan penyisiran babi-babi lainnya yang diduga terjangkit virus untuk diisolasi agar tidak menyebar ke babi yang lain. "Yang sakit kita isolasi supaya tidak menular ke yang sehat, yang mati dikubur. Terus yang masih sehat kita bersihkan kandangnya. Kita salurkan desinfektan untuk sterilisasi kandang para peternak itu," tambahnya. Sekitar lima ribu liter desinfektan telah didistribusikan agar para peternak bisa menyemprot secara mandiri.
Sementara itu, Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra menegaskan virus flu babi tidak akan menular ke manusia. "Flu babi kan belum masuk kategori zoonosis atau menular ke manusia atau sebaliknya," katanya. Untuk membuktikan itu, Pemprov Bali bakal menggelar kampanye makan babi pada Jumat (7/2/2020) nanti.*has
Komentar