nusabali

Antisipasi Virus ASF, Distan Buleleng Bagikan Disinfektan

  • www.nusabali.com-antisipasi-virus-asf-distan-buleleng-bagikan-disinfektan

Wabah demam Afrika yang membuat 808 ternak babi di Bali belum merambah Bulelelng, namun antisipasi dilakukan untuk mencegak wabah ini.

SINGARAJA, NusaBali

Serangan virus demam babi Afrika yang dikenal dengan ASF (Afrika Swine Fever,red) semakin mengkhawatirkan peternak babi di Bali. Jumlah ternak babi yang menjadi korban keganasan virus ini juga semakin bertambah di beberapa empat kabupaten/kota di Bali. Kabupaten Buleleng yang masih nihil kasus ASF sampai saat ini melakukan antisipasi dini melalui Dinas Pertaniannya dengan membagi-bagikan disinfektan kepada peternak babi.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, I Made Sumiarta ditemui di kantornya, Rabu (5/2/2020) kemarin mengatakan dari hasil pemantauan seluruh peternak babi di Buleleng sejauh ini masih aman dari virus ASF. Bahkan sejauh ini sebanyak 86.519 ekor babi Bali, 66.246 ekor saddle back dan 31.977 ekor landrace yang tersebar di sejumlah wilayah di Buleleng masih bersih dari ancaman virus ASF.

“Buleleng belum ada kasus kematian babi seperti kabupaten lain, meski demikian kami sudah lakukan antisipasi dini dengan mapping peternak, sosialisasi dan penyebaran disinfektan secara gratis,” jelas Sumiarta. Disinfektan yang diberikan secara gratis kepada peternak Buleleng dapat digunakan untuk menyeterilkan kandang babi setelah dibersihkan agar dapat menangkal virus yang berkembang saat ini.

Puluhan tukang jagal babi juga sudah sempat dikumpulkan untuk diberikan pemahaman untuk sementara waktu tak mendatangkan babi dari luar Buleleng untuk dipotong sebagai daging olahan makanan. Menurutnya virus ASF merupakan bukan merupakan penyakit sonosis yang tidak bisa menyebar dan membahayakan manusia. Sehingga masyarakat tak perlu khawatir jika ingin mengkonsumsi daging babi, asalkan diolah dengan suhu diatas 80 derajat.

Virus ASF juga disebut Kadis Sumiarta berasal dari pemanfaatan pakan limbah. Sejauh ini Dinas Pertanian juga telah melakukan maping daerah yang berpotensi peternaknya menggunakan pakan limbah dari restoran, hotel atau dagang.  “Kemarin sempat kami fokuskan di Gerokgak dan Banjar, dari hasil mapping tidak ditemukan peternak yang memanfaatkan limbah hotel, rata-rata petani masih memakai pakan ternak yang ada di sekitarnya,” imbuh Sumiarta.

Sosialisasi pun terus dilanjutkan ke kecamatan lain di Buleleng, sehingga kasus virus ASF di sejumlah kabupaten dan kota di Bali tak meresahkan masyarakat Buleleng.

Sementara itu Koperasi Pemasaran Pangan Bali Utara (Kopabara) yang memiliki program mapatung celeng Bali, mengaku cukup resah dengan virus ASF yang terdeteksi di Bali . Ketua Kopabara, Tobing Crysnanjaya mengatakan, cukup khawatir dengan adanya isu babi ini, terlebih saat ini jelang Hari Raya Galungan dan Kuningan yang menjadi momen pelaksanaan program mepatung mereka. Namun dirinya meyakinkan bahwa babi yang akan digunakan saat program mapatung, yuks! dan kesetiakawanan pangan, pasti dalam kondisi sehat, karena sudah di seleksi dari proses pemeliharaan.

“Kami sempat was-was, namun kami yakin babi kami sehat, karena babi yang kita akan potong adalah babi yang dipelihara secara tradisional dengan hanya diberi pakan tradisional seperti dag-dag, oot, gedobong yang telah didirebus terlebih dahulu”. Menurut Tobing, jika isu virus ini tidak ditangani serius akan mengancam populasi celeng Bali yang saat ini populasi ya terus berkurang.*k23

Komentar