Cari Ikan Malah Dapat Anak Buaya
BKSDA Jembarana menyebut reptil dengan warna dominan kekuning-kuningan itu jenis buaya muara berumur sekitar 1 tahun.
NEGARA, NusaBali
Sebanyak tujuh pemuda Banjar Taman, Desa Batuagung, Kecamatan/Kabupaten Jembrana dikagetkan dengan temuan anak buaya di Tukad Piuh, Rabu (10/8) malam. Sedianya mereka bertujuh hendak tangkap ikan, tapi justru anak buaya terkena sau (jaring berisi gagang). Acara tangkap ikan malam itu pun batal karena takut jadi korban buaya. Sementara anak buaya yang ditangkap langsung diamankan ke Balai Banjar Taman.
Informasi di lapangan, temuan seekor anak buaya dengan panjang sekitar 90 centimeter itu pertama kali ditemukan Ida Bagus Ari Surya, 23, sekitar pukul 23.00 Wita. Ketika itu, Ari yang mengajak enam rekan sebayanya membawa sau untuk cari ikan di Tukad Piuh. Saat turun ke sungai, ari dikejutkan dengan pergerakan binatang di dalam air. Ari dan kawan-kawannya langsung memburu dan berusaha menjaringnya. Begitu sau diangkat, mereka pun kaget karena ada seekor anak buaya. “Kami tak jadi cari ikan, takut ada buaya lagi. Anak buaya yang tertangkap kami bawa ke balai banjar,” ungkap Gus Ari, Kamis (11/8).
Temuan seekor anak buya di Tukad Piuh baru diinformasikan pada Kamis (11/8) pagi oleh Gus Ari dan kawan-kawan kepada Kelian Dinas Banjar Taman, Ida Bagus Putu Arnawa. Informasi itu membuat krama banjar penasaran dan berkerumun ke balai banjar. Krama keheranan atas temuan buaya dengan warna dominant kekuningan-kuningan itu. Pasalnya selama puluhan tahun, tidak pernah ditemukan buaya di Tukad Piuh yang dijadikan saluran irigasi dari anak sungai Tukad Aya itu.
Krama menduga buaya itu merupakan binatang peliharaan yang kemungkinan tidak sengaja lepas dari sarangnya. “Ya kemungkinan begitu. Tetapi tidak bisa memastikan siapa pemiliknya,” ungkap Kelian Dinas Banjar Taman, Ida Bagus Putu Arnawa. Selanjutnya, temuan buaya itu dikoordinasikan ke polisi serta KSDA Jembrana. Petugas BKSDA Jembrana, Wayan Suamba, mengatakan anak buaya itu jenis buaya muara dengan perkiraan umur kurang dari 1 tahun. “Anak buaya ini kami serahkan ke BKSDA Provinsi Bali,” ujar Arnawa. * ode
Sebanyak tujuh pemuda Banjar Taman, Desa Batuagung, Kecamatan/Kabupaten Jembrana dikagetkan dengan temuan anak buaya di Tukad Piuh, Rabu (10/8) malam. Sedianya mereka bertujuh hendak tangkap ikan, tapi justru anak buaya terkena sau (jaring berisi gagang). Acara tangkap ikan malam itu pun batal karena takut jadi korban buaya. Sementara anak buaya yang ditangkap langsung diamankan ke Balai Banjar Taman.
Informasi di lapangan, temuan seekor anak buaya dengan panjang sekitar 90 centimeter itu pertama kali ditemukan Ida Bagus Ari Surya, 23, sekitar pukul 23.00 Wita. Ketika itu, Ari yang mengajak enam rekan sebayanya membawa sau untuk cari ikan di Tukad Piuh. Saat turun ke sungai, ari dikejutkan dengan pergerakan binatang di dalam air. Ari dan kawan-kawannya langsung memburu dan berusaha menjaringnya. Begitu sau diangkat, mereka pun kaget karena ada seekor anak buaya. “Kami tak jadi cari ikan, takut ada buaya lagi. Anak buaya yang tertangkap kami bawa ke balai banjar,” ungkap Gus Ari, Kamis (11/8).
Temuan seekor anak buya di Tukad Piuh baru diinformasikan pada Kamis (11/8) pagi oleh Gus Ari dan kawan-kawan kepada Kelian Dinas Banjar Taman, Ida Bagus Putu Arnawa. Informasi itu membuat krama banjar penasaran dan berkerumun ke balai banjar. Krama keheranan atas temuan buaya dengan warna dominant kekuningan-kuningan itu. Pasalnya selama puluhan tahun, tidak pernah ditemukan buaya di Tukad Piuh yang dijadikan saluran irigasi dari anak sungai Tukad Aya itu.
Krama menduga buaya itu merupakan binatang peliharaan yang kemungkinan tidak sengaja lepas dari sarangnya. “Ya kemungkinan begitu. Tetapi tidak bisa memastikan siapa pemiliknya,” ungkap Kelian Dinas Banjar Taman, Ida Bagus Putu Arnawa. Selanjutnya, temuan buaya itu dikoordinasikan ke polisi serta KSDA Jembrana. Petugas BKSDA Jembrana, Wayan Suamba, mengatakan anak buaya itu jenis buaya muara dengan perkiraan umur kurang dari 1 tahun. “Anak buaya ini kami serahkan ke BKSDA Provinsi Bali,” ujar Arnawa. * ode
Komentar