Wisatawan China Dievakuasi dari Bali
Kru dan Tim Medis Pesawat Dilarang Turun ke Landasan Pacu
Wisatawan yang dievakuasi sebanyak 61 orang dengan rincian 49 orang dewasa dan 12 anak-anak, pesawat lepas landas, Sabtu siang menuju Wuhan, China.
MANGUPURA, NusaBali
Upaya pemerintah China untuk mengevakuasi warganya dari Bali kembali ke negeri tirai bambu akhirnya terealisasi pada, Sabtu (8/2) pukul 14.11 Wita. Sebanyak 61 wisatawan diberangkatkan menggunakan pesawat carter dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kecamatan Kuta, Badung menuju Wuhan, Provinsi Hubei, China. Dalam proses evakuasi, seluruh stakeholder bandara mengawal proses tersebut dengan pengamanan dan penanganan tingkat tinggi. Bahkan, sebanyak 16 awak kabin beserta tim medis dari China tidak diijinkan untuk turun ke landasan pacu. Hal ini untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona yang sedang terjadi di Negara Panda itu.
Kepala Otoritas Bandara (Otban) Wilayah IV, Elfi Amir, mengatakan wisatawan yang dievakuasi tersebut sebanyak 61 orang dengan rincian 49 orang dewasa dan 12 anak-anak. Mereka terbang dari Bandara Internasional Ngurah Rai menggunakan pesawat carteran pemerintah China, yakni China Eastern jenis Boeing 737-800 dan lepas landas pada, Sabtu siang pukul 14.11 Wita menuju Wuhan, China.
Dalam proses penanganan terhadap wisatawan itu, otoritas bandara bersama Angkasa Pura I dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) kelas I Denpasar melakukan penanganan sesuai prosedur yang sudah ditetapkan. Di mana, semua wisatawan itu mengikuti proses check in dan pemeriksaan di Imigrasi dengan pengawalan petugas. Bahkan, sebelum naik ke pesawat, ke 61 wisatawan itu diperiksa kesehatannya oleh dokter dari pihak KKP dan hasilnya dalam kondisi aman.
Barulah setelah itu, wisatawan tersebut diangkut menggunakan bus menuju ke parking stand selatan tepatnya di Apron 53 yang merupakan tempat yang sudah diisolasi oleh pihaknya. "Jadi serangkaian SOP dalam evakuasi ini sudah dijalani, mulai dari penyediaan akses khusus, pemeriksaan kesehatan hingga apron khusus yang sudah clear. Semuanya sudah dijalankan dengan baik dan lancar dalam pemulangan 61 wisatawan itu," ujar Elfi Amir saat memberikan keterangan pers di Terminal Internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai, Sabtu kemarin.
Kepala Otoritas Bandara (Otban) Wilayah IV, Elfi Amir, mengatakan wisatawan yang dievakuasi tersebut sebanyak 61 orang dengan rincian 49 orang dewasa dan 12 anak-anak. Mereka terbang dari Bandara Internasional Ngurah Rai menggunakan pesawat carteran pemerintah China, yakni China Eastern jenis Boeing 737-800 dan lepas landas pada, Sabtu siang pukul 14.11 Wita menuju Wuhan, China.
Dalam proses penanganan terhadap wisatawan itu, otoritas bandara bersama Angkasa Pura I dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) kelas I Denpasar melakukan penanganan sesuai prosedur yang sudah ditetapkan. Di mana, semua wisatawan itu mengikuti proses check in dan pemeriksaan di Imigrasi dengan pengawalan petugas. Bahkan, sebelum naik ke pesawat, ke 61 wisatawan itu diperiksa kesehatannya oleh dokter dari pihak KKP dan hasilnya dalam kondisi aman.
Barulah setelah itu, wisatawan tersebut diangkut menggunakan bus menuju ke parking stand selatan tepatnya di Apron 53 yang merupakan tempat yang sudah diisolasi oleh pihaknya. "Jadi serangkaian SOP dalam evakuasi ini sudah dijalani, mulai dari penyediaan akses khusus, pemeriksaan kesehatan hingga apron khusus yang sudah clear. Semuanya sudah dijalankan dengan baik dan lancar dalam pemulangan 61 wisatawan itu," ujar Elfi Amir saat memberikan keterangan pers di Terminal Internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai, Sabtu kemarin.
Sejumlah wisatawan asal China saat hendak dievakuasi kembali ke negaranya dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kuta, Badung, Sabtu (8/2) siang. -AP
Lebih jauh dikatakan setelah dilakukan berbagai pemeriksaan, barulah ke 61 wisman tersebut diserahkan ke tim evakuasi Pemerintah China yang ada di pesawat. Dalam proses ini, sebanyak 16 kru pesawat termasuk 4 tim medis dari China tidak diperbolehkan untuk turun ke landasan pacu. Para petugas medis dari China juga menggunakan Alat Pengaman Diri (APD) dan memeriksa wisatawan tersebut tepat di tangga pesawat.
"Langkah ini dilakukan untuk menekan potensi terjadinya penyebaran virus Corona itu. Tim kita yang mengantar hingga ke tangga pesawat juga melengkapi diri dengan APD. Sebaliknya tim mereka juga tidak diijinkan untuk turun ke landasan pacu," urai Elfi Amir didampingi oleh Konjen Republik Rakyat Tiongkok, Gou Haodong, General Manager Angkasa Pura I, Hery AY Sikado dan Kepala KKP Kelas I Denpasar, dr Lucky Tjahyono.
Dilanjutkannya, pesawat carteran China Eastern Boeing 737 seri 800 dengan registrasi B486 nomor penerbangan CS 700 sebelumnya tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban pada, Sabtu pukul 12.20 Wita. Pesawat yang terbang dari Guangzhou, China ini dikategorikan sebagai penerbangan ferry flight dan hanya mengangkut 16 kru termasuk 4 petugas medis. Saat mendarat, pesawat tersebut langsung diarahkan ke apron yang sudah disediakan dan dilakukan pembersihan dengan penyemprotan cairan kimia, mulai pada bagian kabin hingga bagian bagasi cargo. Barulah setelah itu dilanjutkan dengan proses evakuasi penumpang.
"Saat tiba, tentu dilakukan penyemprotan cairan kimia, penyemprotan itu hanya bagian kabin dan kargo oleh petugas kita yang sudah lengkapi diri dengan pakaian khusus. Ini adalah upaya kita dalam mengantisipasi penyebaran virus Corona itu," katanya.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Denpasar, dr Lucky Tjahyono,
menyatakan sebanyak 61 penumpang berada dalam kondisi sehat. Para wisatawan itu dinyatakan clear setelah serangkaian pemeriksaan suhu tubuh. Selain itu, sesuai dengan pemeriksaan dari tim medis dari China. "Semuanya dalam kondisi sehat dan layak terbang. Pun suhu tubuh normal," bebernya.
Di lokasi yang sama, General Manager Angkasa Pura I, Hery AY Sikado menerangkan, untuk penyiapan jalur bagi wisatawan itu sudah dilakukan jauh hari sebelumnya. Sehingga, setelah turunnya ijin flight clearance dari Kementerian Perhubungan, Bandara Internasional Ngurah Rai sudah menyediakan strategi evakuasi, termasuk mengurangi dampak pertemuan dengan pengguna jasa bandara udara lainnya.
"Dalam antisipasi terhadap potensi risiko penyebaran virus Corona ini, kita sudah lakukan pemetaan dan pengaturan jalurnya. Sehingga, saat ada permintaan, langsung menggunakan jalur yang sudah disediakan," singkatnya.
Sementara, Konjen Republik Rakyat Tiongkok, Gou Haodong, mengapresiasi terkait proses evakuasi yang sudah dilakukan pemerintah Indonesia dalam hal ini stakeholder Bandara Internasional Ngurah Rai. Proses evakuasi itu berjalan lancar dan aman sesuai yang diharapkan. Ditanya terkait wisatawan yang dievakuasi itu, Konjen Gou Haodong mengatakan kalau 61 wisatawan yang dievakuasi menggunakan pesawat charter itu sebagian besar asal Provinsi Hubei, tepatnya kota Wuhan, China. Mereka memilih pulang saat ini karena kerinduan mereka terhadap kampung halamannya. Apalagi, mereka sudah berada di Bali dalam kurun waktu tiga pekan.
"Alasan mereka pulang karena mereka rindu, bagaimanapun kondisinya di sana, Wuhan adalah kota kelahiran dan mereka memang ingin pulang. Makanya kita fasilitasi dengan mencarter pesawat," terangnya.
Sebaliknya, untuk wisatawan China yang masih berada di Bali saat ini, Konjen Gou Haodong memperkirakan masih ada sekitar 3.000an orang. Saat ini mereka tersebar di Bali dan menikmati masa liburannya. Namun, jika ada dari wisatawan tersebut yang nantinya ingin pulang, tentu pihaknya akan mempertimbangkan dengan melakukan hal serupa, yakni mencarter pesawat untuk kepulangan mereka. Pasalnya, saat ini pemerintah Indonesia masih memberlakukan larangan terbang dari dan ke China.
"Kalau catatan kita yang masih berada di Bali itu 3.000 an. Mereka dari berbagai kota dan provinsi di China. Kalau mereka meminta pulang, tentu kita pertimbangkan untuk Carter pesawat lagi," kata Gou Haodong. *dar
Lebih jauh dikatakan setelah dilakukan berbagai pemeriksaan, barulah ke 61 wisman tersebut diserahkan ke tim evakuasi Pemerintah China yang ada di pesawat. Dalam proses ini, sebanyak 16 kru pesawat termasuk 4 tim medis dari China tidak diperbolehkan untuk turun ke landasan pacu. Para petugas medis dari China juga menggunakan Alat Pengaman Diri (APD) dan memeriksa wisatawan tersebut tepat di tangga pesawat.
"Langkah ini dilakukan untuk menekan potensi terjadinya penyebaran virus Corona itu. Tim kita yang mengantar hingga ke tangga pesawat juga melengkapi diri dengan APD. Sebaliknya tim mereka juga tidak diijinkan untuk turun ke landasan pacu," urai Elfi Amir didampingi oleh Konjen Republik Rakyat Tiongkok, Gou Haodong, General Manager Angkasa Pura I, Hery AY Sikado dan Kepala KKP Kelas I Denpasar, dr Lucky Tjahyono.
Dilanjutkannya, pesawat carteran China Eastern Boeing 737 seri 800 dengan registrasi B486 nomor penerbangan CS 700 sebelumnya tiba di Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban pada, Sabtu pukul 12.20 Wita. Pesawat yang terbang dari Guangzhou, China ini dikategorikan sebagai penerbangan ferry flight dan hanya mengangkut 16 kru termasuk 4 petugas medis. Saat mendarat, pesawat tersebut langsung diarahkan ke apron yang sudah disediakan dan dilakukan pembersihan dengan penyemprotan cairan kimia, mulai pada bagian kabin hingga bagian bagasi cargo. Barulah setelah itu dilanjutkan dengan proses evakuasi penumpang.
"Saat tiba, tentu dilakukan penyemprotan cairan kimia, penyemprotan itu hanya bagian kabin dan kargo oleh petugas kita yang sudah lengkapi diri dengan pakaian khusus. Ini adalah upaya kita dalam mengantisipasi penyebaran virus Corona itu," katanya.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Denpasar, dr Lucky Tjahyono,
menyatakan sebanyak 61 penumpang berada dalam kondisi sehat. Para wisatawan itu dinyatakan clear setelah serangkaian pemeriksaan suhu tubuh. Selain itu, sesuai dengan pemeriksaan dari tim medis dari China. "Semuanya dalam kondisi sehat dan layak terbang. Pun suhu tubuh normal," bebernya.
Di lokasi yang sama, General Manager Angkasa Pura I, Hery AY Sikado menerangkan, untuk penyiapan jalur bagi wisatawan itu sudah dilakukan jauh hari sebelumnya. Sehingga, setelah turunnya ijin flight clearance dari Kementerian Perhubungan, Bandara Internasional Ngurah Rai sudah menyediakan strategi evakuasi, termasuk mengurangi dampak pertemuan dengan pengguna jasa bandara udara lainnya.
"Dalam antisipasi terhadap potensi risiko penyebaran virus Corona ini, kita sudah lakukan pemetaan dan pengaturan jalurnya. Sehingga, saat ada permintaan, langsung menggunakan jalur yang sudah disediakan," singkatnya.
Sementara, Konjen Republik Rakyat Tiongkok, Gou Haodong, mengapresiasi terkait proses evakuasi yang sudah dilakukan pemerintah Indonesia dalam hal ini stakeholder Bandara Internasional Ngurah Rai. Proses evakuasi itu berjalan lancar dan aman sesuai yang diharapkan. Ditanya terkait wisatawan yang dievakuasi itu, Konjen Gou Haodong mengatakan kalau 61 wisatawan yang dievakuasi menggunakan pesawat charter itu sebagian besar asal Provinsi Hubei, tepatnya kota Wuhan, China. Mereka memilih pulang saat ini karena kerinduan mereka terhadap kampung halamannya. Apalagi, mereka sudah berada di Bali dalam kurun waktu tiga pekan.
"Alasan mereka pulang karena mereka rindu, bagaimanapun kondisinya di sana, Wuhan adalah kota kelahiran dan mereka memang ingin pulang. Makanya kita fasilitasi dengan mencarter pesawat," terangnya.
Sebaliknya, untuk wisatawan China yang masih berada di Bali saat ini, Konjen Gou Haodong memperkirakan masih ada sekitar 3.000an orang. Saat ini mereka tersebar di Bali dan menikmati masa liburannya. Namun, jika ada dari wisatawan tersebut yang nantinya ingin pulang, tentu pihaknya akan mempertimbangkan dengan melakukan hal serupa, yakni mencarter pesawat untuk kepulangan mereka. Pasalnya, saat ini pemerintah Indonesia masih memberlakukan larangan terbang dari dan ke China.
"Kalau catatan kita yang masih berada di Bali itu 3.000 an. Mereka dari berbagai kota dan provinsi di China. Kalau mereka meminta pulang, tentu kita pertimbangkan untuk Carter pesawat lagi," kata Gou Haodong. *dar
1
Komentar