Ada Suporter Kenakan Kostum Lawas Gelora Dewata
Di Balik Reuni Akbar Gelora Dewata
Bukan hanya sesama eks pemain yang melepas kangen dalam ‘Reuni Akbar Gelora Dewata 89’ di Stadion Ngurah Rai Denpasar, Sabtu (8/2).
DENPASAR, NusaBali
Di sentelban stadion yang menjadi markas Gelora Dewata pada era komptisi Galatama, juga terlihat sosok pria paruh baya mengenakan kaos suporter Gelora Dewata di masa lalu. “Dulu tiap Gelora Dewata main, saya selalu sempatkan diri nonton,” kata Agung Raka, suporter asal Kesiman Denpasar yang kini berusia 64 tahun ini.
Agung Raka pun mengaku sempat patah hati begitu Gelora Dewata pindah ke Sidoarjo. Kecintaannya pun kini dialihkan ke Bali United. “Bukan hanya nonton langsung di Stadion Dipta Gianyar, kalau Bali United away ke Jawa Timur pun saya berangkat,” ujar pekak yang hafal dengan nama-nama pemain Gelora Dewata ini.
Kecintaan pada bola juga diakui menurun pada putranya. “Kalau saya awayday berangkat naik bus, anak saya berangkat sama kawan-kawannya naik mobil,” kata Agung Raka.
Diakui jika pada era Galatama, tak pernah mendampingi Gelora Dewata di luar kandang. Karena saat itu tradisi awayday belum dilakukan suoprter di Indonesia. Yang jelas, setiap Gelora Dewata main, dianggapnya sebagai kegiatan wajib.
Ingatannya pun menerawang pada masa silam saat masih berusia 30 tahunan. “Dulu saya selalu nonton, meskipun harus cari alasan di tempat kerja agar bisa ke stadion,” kata bapak tiga anak yang memiliki enam cucu ini. “Ya pokoknya bagaimana caranya dapat izin supaya bisa nonton,” lanjutnya.
Nah, begitu tahu Gelora Dewata menggelar reuni, t-shirt kebanggaan bertuliskan Gelora Dewata yang tersimpan puluhan tahun di lemarinya dikeluarkan. “Saya dulu beli di pedagang di luar stadion, kira-kira harganya kalau nggak Rp 7.500, mungkin Rp 15.000,” kata Raka menunjuk kaosnya yang warnanya mulai memudar itu.
Sebagai apresiasi, kapten Gelora Dewata I Kadek Swartama, memberikan hadiah jersey reuni yang dikenakannya saat laga trofeo menghadapi SIWO PWI Bali dan Putra Renon FC. Tak ayal, kakek yang berasal dari Dencarik, Bangli, ini tersenyum bahagia. Kostum dengan nomor punggung 3 dari sang kapten itu pun menjadi kenangan indahnya terlibat dalam ‘Reuni Akbar Gelora Dewata 89’.*mao
Agung Raka pun mengaku sempat patah hati begitu Gelora Dewata pindah ke Sidoarjo. Kecintaannya pun kini dialihkan ke Bali United. “Bukan hanya nonton langsung di Stadion Dipta Gianyar, kalau Bali United away ke Jawa Timur pun saya berangkat,” ujar pekak yang hafal dengan nama-nama pemain Gelora Dewata ini.
Kecintaan pada bola juga diakui menurun pada putranya. “Kalau saya awayday berangkat naik bus, anak saya berangkat sama kawan-kawannya naik mobil,” kata Agung Raka.
Diakui jika pada era Galatama, tak pernah mendampingi Gelora Dewata di luar kandang. Karena saat itu tradisi awayday belum dilakukan suoprter di Indonesia. Yang jelas, setiap Gelora Dewata main, dianggapnya sebagai kegiatan wajib.
Ingatannya pun menerawang pada masa silam saat masih berusia 30 tahunan. “Dulu saya selalu nonton, meskipun harus cari alasan di tempat kerja agar bisa ke stadion,” kata bapak tiga anak yang memiliki enam cucu ini. “Ya pokoknya bagaimana caranya dapat izin supaya bisa nonton,” lanjutnya.
Nah, begitu tahu Gelora Dewata menggelar reuni, t-shirt kebanggaan bertuliskan Gelora Dewata yang tersimpan puluhan tahun di lemarinya dikeluarkan. “Saya dulu beli di pedagang di luar stadion, kira-kira harganya kalau nggak Rp 7.500, mungkin Rp 15.000,” kata Raka menunjuk kaosnya yang warnanya mulai memudar itu.
Sebagai apresiasi, kapten Gelora Dewata I Kadek Swartama, memberikan hadiah jersey reuni yang dikenakannya saat laga trofeo menghadapi SIWO PWI Bali dan Putra Renon FC. Tak ayal, kakek yang berasal dari Dencarik, Bangli, ini tersenyum bahagia. Kostum dengan nomor punggung 3 dari sang kapten itu pun menjadi kenangan indahnya terlibat dalam ‘Reuni Akbar Gelora Dewata 89’.*mao
Komentar