Dapat Kartu Kuning, Pasek Suardika ‘Membela Diri’
Jadi Kiper di Laga Reuni Akbar Gelora Dewata 89
Di tengah kesibukan sebagai Sekjen DPP Partai Hanura, Gede Pasek Suardika tiba-tiba ditugaskan menjaga gawang kesebelasan SIWO PWI Bali.
DENPASAR, NusaBali
Lawan yang dihadapi tak tanggung-tanggung, para legenda Gelora Dewata, klub pujaan krama Bali di era akhir 1980an hingga 1990an. Pemain yang dihadapi anggota DPD RI periode 2014–2019 pun bukan main-main. Mulai dari Kadek Swartama, Wayan Sukadana, Freddy Mulli hingga pemain asing Mbog Nyetam Jeremy (Kamerun).
Hasilnya, Pasek Suardika harus tiga kali memungut bola yang bersarang di gawangnya. Skor laga trofeo ‘Reuni Akbar Gelora Dewata 89’ itu sendiri berkesudahan 3–1 untuk Gelora Dewata. Pada laga trofeo yang melibatkan Putra Renon FC itu pun, klub yang diasuh Nino Sutrisno ini akhirnya menjadi juara setelah di laga kedua bermain imbang 0–0 dengan Putra Renon FC.
Meladeni para veteran Gelora Dewata memang menjadi tugas berat Pasek. Bahkan untuk menghalau serangan, dalam suatu kesempatan dia harus keluar dari kotak penalti untuk menjatuhkan Wayan Sukadana yang lepas dari perangkap offside. Alhasil wasit Sony Artha memberi hadiah kartu kuning untuk Pasek Suardika. Dan tendangan bebas di luar kotak penalti yang dieksekusi sendiri oleh Sukadana pun dengan deras menjebol gawangnya.
Seusai laga, Pasek Suardika berkelakar jika posisi aslinya dulu bukan sebagai penjaga gawang. “Saya dulunya seorang striker, lalu menjadi gelandang. Di masa selanjutnya jadi pemain belakang, libero. Jadi seiring dengan tambah usia, posisi saya semakin mundur ke belakang. Nah sekarang ini jadi kiper,” katanya terkekeh.
Orang nomor dua di Partai Hanura setelah Oesman Sapta Odang (OSO) ini pun mengaku senang bisa terlibat dalam Reuni Gelora Dewata. Diakuinya bahwa dirinya dulu ada di salah satu sudut tribun pada tahun 1990an untuk memberikan dukungan. “Saya dulu duduk di situ,” katanya menunjuk sudut barat di sebelah tribun VIP Stadion Ngurah Rai Denpasar.
Itu pula sebabnya, dia merasa bersemangat saat diajak pelatih SIWO PWI Bali Yan Daulaka untuk masuk dalam skuad. “Saya diajak teman-teman SIWO PWI untuk ikut main. Karena dulunya saya juga sering ikut latihan dan pertandingan tim SIWO PWI Bali,” kata Pasek Suardika yang dulunya memang sempat menjadi jurnalis di NusaBali dan BaliAga. Pada H-1, politisi yang pernah menduduki Ketua Komisi III DPR RI ini bergegas pulang ke Bali. Pada Jumat (7/2) sore, politisi yang juga Direktur Berdikari Law Office ini masih mengikuti rapat di Jakarta. Dan pada Jumat malam, dia terbang ke Pulau Dewata.
Pasek Suardika yang dulunya akrab dengan meja hijau selaku advokat, belakangan memang akrab dengan dunia lapangan hijau. Selain membina Sportivo Buleleng, dia aktif di PSPS Pekanbaru. Bahkan semangat dan dukungan pada Bali United juga dilakukan dalam bentuk ikut membeli saham Bali United. Dan pada Kongres PSSI di Bali bulan Januari lalu, dia dipercaya sebagai salah satu anggota Komisi Banding PSSI. *mao
Hasilnya, Pasek Suardika harus tiga kali memungut bola yang bersarang di gawangnya. Skor laga trofeo ‘Reuni Akbar Gelora Dewata 89’ itu sendiri berkesudahan 3–1 untuk Gelora Dewata. Pada laga trofeo yang melibatkan Putra Renon FC itu pun, klub yang diasuh Nino Sutrisno ini akhirnya menjadi juara setelah di laga kedua bermain imbang 0–0 dengan Putra Renon FC.
Meladeni para veteran Gelora Dewata memang menjadi tugas berat Pasek. Bahkan untuk menghalau serangan, dalam suatu kesempatan dia harus keluar dari kotak penalti untuk menjatuhkan Wayan Sukadana yang lepas dari perangkap offside. Alhasil wasit Sony Artha memberi hadiah kartu kuning untuk Pasek Suardika. Dan tendangan bebas di luar kotak penalti yang dieksekusi sendiri oleh Sukadana pun dengan deras menjebol gawangnya.
Seusai laga, Pasek Suardika berkelakar jika posisi aslinya dulu bukan sebagai penjaga gawang. “Saya dulunya seorang striker, lalu menjadi gelandang. Di masa selanjutnya jadi pemain belakang, libero. Jadi seiring dengan tambah usia, posisi saya semakin mundur ke belakang. Nah sekarang ini jadi kiper,” katanya terkekeh.
Orang nomor dua di Partai Hanura setelah Oesman Sapta Odang (OSO) ini pun mengaku senang bisa terlibat dalam Reuni Gelora Dewata. Diakuinya bahwa dirinya dulu ada di salah satu sudut tribun pada tahun 1990an untuk memberikan dukungan. “Saya dulu duduk di situ,” katanya menunjuk sudut barat di sebelah tribun VIP Stadion Ngurah Rai Denpasar.
Itu pula sebabnya, dia merasa bersemangat saat diajak pelatih SIWO PWI Bali Yan Daulaka untuk masuk dalam skuad. “Saya diajak teman-teman SIWO PWI untuk ikut main. Karena dulunya saya juga sering ikut latihan dan pertandingan tim SIWO PWI Bali,” kata Pasek Suardika yang dulunya memang sempat menjadi jurnalis di NusaBali dan BaliAga. Pada H-1, politisi yang pernah menduduki Ketua Komisi III DPR RI ini bergegas pulang ke Bali. Pada Jumat (7/2) sore, politisi yang juga Direktur Berdikari Law Office ini masih mengikuti rapat di Jakarta. Dan pada Jumat malam, dia terbang ke Pulau Dewata.
Pasek Suardika yang dulunya akrab dengan meja hijau selaku advokat, belakangan memang akrab dengan dunia lapangan hijau. Selain membina Sportivo Buleleng, dia aktif di PSPS Pekanbaru. Bahkan semangat dan dukungan pada Bali United juga dilakukan dalam bentuk ikut membeli saham Bali United. Dan pada Kongres PSSI di Bali bulan Januari lalu, dia dipercaya sebagai salah satu anggota Komisi Banding PSSI. *mao
1
Komentar