nusabali

Siswa SMP Korban Penyerangan Masih Dirawat

  • www.nusabali.com-siswa-smp-korban-penyerangan-masih-dirawat

Salah satu siswa SMP korban penebasan dan penembakan kelompok pria bercadar, Putu Ngurah Bagus Rama Wimaya, 14, masih dirawat di Angsoka I Ruang Ortope¬di RS Sanglah, Denpasar, Kamis (11/8).

Menurut Bagus, Komang Adi yang lebih dulu terkena tebasan, tidak diketahui bagaimana nasibnya, karena mereka berpencar menyelamatkan diri masing-masing. "Kami sudah pisah saat kejadian itu. Sudah tidak tahu siapa-siapa lagi, pokoknya menyelamatkan diri saja. Tahu-tahu, Komang Adi malah ketemu saya sudah di sini (RS Sanglah)," kenang Bagus.

Sementara, jajaran kepolisian belum bisa mengungkap identitas kelompok bercadar dan motif mereka melakukan penyerangan terhadap siswa SMP. Hingga Kamis kemarin, pihak Polsek Kuta Utara masih melakukan penyelidikan.

Kapolsek Kuta Utara, Kompol Heri Supriawan, mengatakan pihaknya telah terjun ke lokasi TKP sembari memeriksa rekaman kamera CCTV di seputar Alfa Mart Jalan Gatot Subroto Barat Denpasar. Namun sayang, pelaku penyerangan tidak terekam kamera pengawas. “Kita sudah periksa semua CCTV, tapi hasilnya nihil. Sore ini (kemarin) kita akan periksa penjual nasi jingo di lokasi. Mereka diduga melihat kejadian saat itu,” ujar Kompol Heri.

Sementara itu, Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahraga (Disdikpora) Denpasar prihatin atas insiden penebasan para siswa SMP yang terjadi Rabu dinihari. Disdikpora Denpasar pun minta para orangtua dan lembaga adat turut serta untuk mengawasi anak-anak mereka agar jangan keluyuran malam hari.

"pihak sekolah tidak mungkin bisa mengawasi ratusan siswanya seharian. Apalagi, itu kejadiannya malam hari, ketika pelajar di bawah pengawasan orangtua," jelas Kepala Bidang Pendidikan Dasar Disdikpora Denpasar, I Made Raka, saat ditemui NusaBali di ruang kerjanya, Kamis kemarin.

Karena itu, pihaknya berharap pengawasan dan pendidikan keluarga lebih ditingkatkan. "Semua harus terlibat dalam mendidik anak-anak kita, baik keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Ketiga komponen ini harus bersatu padu, terutama keluarga, karena prosentasenya anak kebanyakan di rumah," ujar Made Raka yang kemarin didampigi Kabid Pendidikan Luar Sekolah Disdikpora Denpasar, Gede Arnawa.

Terkait anak keluyuran malam hari, lebih-lebih nongkrong hingga dinihari, menurut Made Raka, hal itu menjadi kelalaian orangtua. "Anak yang keluar malam itu pasti tidak diurus keluarganya. Kenapa dilepas? Kenapa dikasi motor? Padahal, orangtua tahu sendiri bahayanya keluar malam, rentan dengan geng motor, narkoba, kekerasan, hingga seks bebas," tegas Made Raka. * cr63,da,nv

Komentar