Menpora Upayakan 10 Cabor PON Dicoret Digelar di Jatim
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali bakal melobi langsung Gubernur Papua Lukas Enembe untuk membicarakan perkembangan venue 10 cabang olahraga (cabor) Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 yang diwacanakan di Jawa Timur.
JAKARTA, NusaBali
" Mudah-mudahan bisa bertemu dengan Gubernur dan Wakil Gubernur. Kami akan mengobrol soal perkembangan PON 2020," ujar Zainudin di Jakarta, Selasa (11/2).
Zainudin mengatakan, kunjungan ini akan fokus membicarakan masalah penolakan Gubernur Papua terkait 10 cabang olahraga yang akan digelar di luar Papua. Ia akan berkomunikasi lebih lanjut untuk menemukan solusi dari masalah tersebut. "Tentu Gubernur Papua berhak menentukan kebijakan. Namun hal itu perlu dikomunikasikan dengan KONI dan Kemenpora. Mohon bersabar kami akan bicarakan baik-baik mudah-mudahan ada jalan keluarnya," kata politisi Partai Golkar itu.
Dalam pertemuan tersebut, Kemenpora akan menggelar rapat bersama CdM PON 2020, KONI, dan Pemerintah Provinsi Papua untuk bersama-sama mengambil keputusan terkait venue yang bakal digunakan 10 cabor itu. Rapat juga akan membahas keinginan Pemprov Papua meminta anggaran tambahan sebesar Rp2,7 triliun untuk PON 2020. "Kami akan melihat, merevisi apa kekurangan dan kebutuhannya untuk apa. Kami masih coba mengecek melalui berbagai instansi," tutur dia.
Sebelumnya, Menpora memastikan 37 cabang olahraga dipastikan digelar di Papua, sementara venue untuk 10 cabang lainnya belum diputuskan. Namun kemudian, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendi mengusulkan 10 cabor ini dipertandingkan di luar Papua.
Jawa Timur menjadi satu-satunya kandidat yang disebut-sebut menjadi venue pertandingan 10 cabor itu, namun usul ini ditolak Gubernur Papua Lukas Enembe yang dalam suratnya menyatakan menolak jika 10 cabang olahraga PON digelar di Jawa Timur. "Kami Provinsi Papua tidak setuju atau menolak 10 cabor dipertandingkan di Provinsi Jawa Timur," kata Lukas dalam suratnya.
Sebanyak 10 cabor yang sebagian menjadi tambang medali bagi Bali, antara lain, balap sepeda, bridge, golf, dansa, gateball, petanque, ski air, soft tenis, tenis meja dan woodball. *ant
Zainudin mengatakan, kunjungan ini akan fokus membicarakan masalah penolakan Gubernur Papua terkait 10 cabang olahraga yang akan digelar di luar Papua. Ia akan berkomunikasi lebih lanjut untuk menemukan solusi dari masalah tersebut. "Tentu Gubernur Papua berhak menentukan kebijakan. Namun hal itu perlu dikomunikasikan dengan KONI dan Kemenpora. Mohon bersabar kami akan bicarakan baik-baik mudah-mudahan ada jalan keluarnya," kata politisi Partai Golkar itu.
Dalam pertemuan tersebut, Kemenpora akan menggelar rapat bersama CdM PON 2020, KONI, dan Pemerintah Provinsi Papua untuk bersama-sama mengambil keputusan terkait venue yang bakal digunakan 10 cabor itu. Rapat juga akan membahas keinginan Pemprov Papua meminta anggaran tambahan sebesar Rp2,7 triliun untuk PON 2020. "Kami akan melihat, merevisi apa kekurangan dan kebutuhannya untuk apa. Kami masih coba mengecek melalui berbagai instansi," tutur dia.
Sebelumnya, Menpora memastikan 37 cabang olahraga dipastikan digelar di Papua, sementara venue untuk 10 cabang lainnya belum diputuskan. Namun kemudian, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendi mengusulkan 10 cabor ini dipertandingkan di luar Papua.
Jawa Timur menjadi satu-satunya kandidat yang disebut-sebut menjadi venue pertandingan 10 cabor itu, namun usul ini ditolak Gubernur Papua Lukas Enembe yang dalam suratnya menyatakan menolak jika 10 cabang olahraga PON digelar di Jawa Timur. "Kami Provinsi Papua tidak setuju atau menolak 10 cabor dipertandingkan di Provinsi Jawa Timur," kata Lukas dalam suratnya.
Sebanyak 10 cabor yang sebagian menjadi tambang medali bagi Bali, antara lain, balap sepeda, bridge, golf, dansa, gateball, petanque, ski air, soft tenis, tenis meja dan woodball. *ant
Komentar