Dorong Wisata MICE, BaliCEB Diluncurkan
Wisatawan China Macet, Bali Kehilangan Rp 1,3 Triliun Sebulan
Komponen pariwisata Bali akan masadu kepada Menparekraf, Wishnutama Kasubandio, saat hadiri launching BaliCEB di Denpasar hari ini
DENPASAR, NusaBali
Berbagai upaya dilakukan untuk menyiasati lesunya kunjungan wisatawan China karena dampak virus Corona. Salah satunya, menggencarkan penyelenggaraan wisata meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE). Untuk mewadahi wisata MICE, dibentuklah lembaga bertajuk ‘Bali Convention & Exhibition Bureau (BaliCEB)’, yang rencananya akan dilaunching di Denpasar, Kamis (13/2) ini.
BaliCEB merupakan lembaga atau badan khusus yang nantinya secara khusus akan melakukan promosi dan menggarap wisata MICE. Realisasi pembentukan BaliCEB ini disupport oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali. Rencananya, BaliCEB akan dilaunching langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio, di Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali, Kamis ini.
Rencana ini terungkap dalam acara ‘Hospitality Leaders Talk Quality and Sustainabelity A New Paradigm Bali Cultural Tourism’ yang digelar di Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali, Niti Mandala Denpasar, Rabu (12/2). Acara kemarin dibuka Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, yang notabene Ketua BPD PHRI Bali, dengan melibatkan kalangan praktisi pariwisata, akademisi, utusan Pemprov Bali dan Pemkab/Pemkot se-Bali, serta stakeholder terkait.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana, mengatakan merebaknya virus Corona berdampak pada pembatalan event MICE di beberapa negara. “Banyak pihak membatalkan meeting di Singapura atau Hong Kong, misalnya. Dalam waktu satu-dua bulan ini, mereka harus berpikir di mana bisa melakukan meeting," ujar Partha Adnyana.
Menurut Partha Adnyana, ini kesempatan yang tepat bagi Bali untuk mendongkrak wisata MICE. "Justru Bali banyak mendapatkan limpahan. Masih ada potensi wisata MICE yang bisa kita tawarkan. Makanya, besok (hari ini) kita launching BaliCEB," tandas Partha Adnyana, sembari menyebut pihaknya sudah siap dengan program, termasuk orang-orang yang akan bertugas di BaliCEB.
Paparan senada disampaikan Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali, Trisno Nugroho. Dengan keberadaan BaliCEB ini yang akan ikut biding MICE, Trisno Nugroho berharap event MICE yang sebelumnya direncanakan berlangsung di Singapura dan Tiongkok, bisa dialihkan ke Bali.
Menurut Trisno, terbetik informasi kalau Singapura banyak menunda gelaran MICE akibat wabah virus Corona. “Siapa tahu MICE yang di Singapura itu dialihkan ke Bali, demikian pula MICE di Tiongkok dialihkan ke Bali. Pusat MICE itu di Tiongkok. Nanti BaliCEB akan ikut biding, sehingga Bali bisa mengisi kekosongan (yang ditinggalkan Singpuran dan Tiongkok, Red),” jelas Trisno di tempat yang sama, Rabu kemarin.
Sedangkan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, I Putu Astawa, mengatakan Bali sangat tepat menjadi penyelenggaraan MICE, karena tersedianya sejumlah convention centre bertaraf internasional. "MICE sudah terbukti bisa membangkitkan perekonomian Bali saat melesu ketika erupsi Gunung Agung beberapa waktu lalu,” jelas mantan Kepala Bappeda Provinsi Bali dan Kadis Perindag Provinsi Bali ini.
Nah, pembentukan lembaga BaliCEB disebut sebagai upaya menuju pariwisata yang berkualitas, sesuai arahan pemerintah. "Kita buatkan wadahnya dengan BaliCEB. Setelah BaliCEB launching besok (hari ini), akan langsung kami listing event-event MICE. Kami targetkan Mei 2020 nanti sudah dapat, ada MDC Paris Fashion di Bali," katanya.
MDC Paris Fashion yang merupakan gelaran fesyen internasional, rencananya akan dihadiri 350 model. Mereka diharapkan ikut mempromosikan wisata MICE di Bali. "Model-model ini punya daya influence yang tinggi. Misalnya, 1 model punya follower 1 juta."
Sementara itu, komponen pariwisata Bali rencananya akan masadu (mengadu) kepada Menparekraf, Wishnutama Kasubandio, terkait persoalan yang dihadapi dunia pariwisata Pulau Dewata, ketika hadir melaunching BaliCEB di Denpasar, hari ini. Ketua PHRI Badung, I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya, termasuk akan mesadu kepada menteri soal kemungkinan wabah virus Corona tetap merebak sampai 2-3 bulan ke depan.
Menurut Rai Suryawijaya, semua pihak tentunya tak ingin pariwisata terpuruk. Karena itu, kalangan pelaku industri pariwisata mendukung setiap kebijakan yang diambil pemerintah dalam upaya pemulihan akibat isu virus Corona. Disebutkan, Bali semula optimistis bisa meraih 1,5 -2 juta wisman Tiongkok di tahun 2020. Namun, dengan merebaknya isu virus Corona, target tersebut sulit dicapai.
“Kita kehilangan 3.000-3.500 wisatawan China per hari,” jelas Wakil Ketua BPD PHRI Bali. Rai Suryawijaya menyatakan, spending money wisatawan China mencapai 1.100 dolar AS atau sekitar Rp 14 juta. Walhasil, potensi lose bisnis pariwisata Bali dalam sebulan akibat macetnya wisatawan China mencapai Rp 1,3 triliun per bulan. Jika sampai 3 bulan, maka potensi kehilangan devisa diperkirakan sekitar Rp 5 triliun.
“Kita harapkan juga, negara-negara pemasok wisatawan khususnya wisatawan Australia, Eropa, Amerika, dan other country seperti Timur Tengah, mudah-mudahan tidak mengeluarkan travel warning,” harap Rai Suryawijaya. Karena itu, Rai Suryawijaya mengusulkan penerbangan dari dan ke Tiongkok yang diputus sementara, bisa dialihkan ke India, Jepang, Inggris, Amerika Serikat, dan Timur Tengah. * cr75,k17
BaliCEB merupakan lembaga atau badan khusus yang nantinya secara khusus akan melakukan promosi dan menggarap wisata MICE. Realisasi pembentukan BaliCEB ini disupport oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali. Rencananya, BaliCEB akan dilaunching langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio, di Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali, Kamis ini.
Rencana ini terungkap dalam acara ‘Hospitality Leaders Talk Quality and Sustainabelity A New Paradigm Bali Cultural Tourism’ yang digelar di Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali, Niti Mandala Denpasar, Rabu (12/2). Acara kemarin dibuka Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, yang notabene Ketua BPD PHRI Bali, dengan melibatkan kalangan praktisi pariwisata, akademisi, utusan Pemprov Bali dan Pemkab/Pemkot se-Bali, serta stakeholder terkait.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana, mengatakan merebaknya virus Corona berdampak pada pembatalan event MICE di beberapa negara. “Banyak pihak membatalkan meeting di Singapura atau Hong Kong, misalnya. Dalam waktu satu-dua bulan ini, mereka harus berpikir di mana bisa melakukan meeting," ujar Partha Adnyana.
Menurut Partha Adnyana, ini kesempatan yang tepat bagi Bali untuk mendongkrak wisata MICE. "Justru Bali banyak mendapatkan limpahan. Masih ada potensi wisata MICE yang bisa kita tawarkan. Makanya, besok (hari ini) kita launching BaliCEB," tandas Partha Adnyana, sembari menyebut pihaknya sudah siap dengan program, termasuk orang-orang yang akan bertugas di BaliCEB.
Paparan senada disampaikan Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali, Trisno Nugroho. Dengan keberadaan BaliCEB ini yang akan ikut biding MICE, Trisno Nugroho berharap event MICE yang sebelumnya direncanakan berlangsung di Singapura dan Tiongkok, bisa dialihkan ke Bali.
Menurut Trisno, terbetik informasi kalau Singapura banyak menunda gelaran MICE akibat wabah virus Corona. “Siapa tahu MICE yang di Singapura itu dialihkan ke Bali, demikian pula MICE di Tiongkok dialihkan ke Bali. Pusat MICE itu di Tiongkok. Nanti BaliCEB akan ikut biding, sehingga Bali bisa mengisi kekosongan (yang ditinggalkan Singpuran dan Tiongkok, Red),” jelas Trisno di tempat yang sama, Rabu kemarin.
Sedangkan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, I Putu Astawa, mengatakan Bali sangat tepat menjadi penyelenggaraan MICE, karena tersedianya sejumlah convention centre bertaraf internasional. "MICE sudah terbukti bisa membangkitkan perekonomian Bali saat melesu ketika erupsi Gunung Agung beberapa waktu lalu,” jelas mantan Kepala Bappeda Provinsi Bali dan Kadis Perindag Provinsi Bali ini.
Nah, pembentukan lembaga BaliCEB disebut sebagai upaya menuju pariwisata yang berkualitas, sesuai arahan pemerintah. "Kita buatkan wadahnya dengan BaliCEB. Setelah BaliCEB launching besok (hari ini), akan langsung kami listing event-event MICE. Kami targetkan Mei 2020 nanti sudah dapat, ada MDC Paris Fashion di Bali," katanya.
MDC Paris Fashion yang merupakan gelaran fesyen internasional, rencananya akan dihadiri 350 model. Mereka diharapkan ikut mempromosikan wisata MICE di Bali. "Model-model ini punya daya influence yang tinggi. Misalnya, 1 model punya follower 1 juta."
Sementara itu, komponen pariwisata Bali rencananya akan masadu (mengadu) kepada Menparekraf, Wishnutama Kasubandio, terkait persoalan yang dihadapi dunia pariwisata Pulau Dewata, ketika hadir melaunching BaliCEB di Denpasar, hari ini. Ketua PHRI Badung, I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya, termasuk akan mesadu kepada menteri soal kemungkinan wabah virus Corona tetap merebak sampai 2-3 bulan ke depan.
Menurut Rai Suryawijaya, semua pihak tentunya tak ingin pariwisata terpuruk. Karena itu, kalangan pelaku industri pariwisata mendukung setiap kebijakan yang diambil pemerintah dalam upaya pemulihan akibat isu virus Corona. Disebutkan, Bali semula optimistis bisa meraih 1,5 -2 juta wisman Tiongkok di tahun 2020. Namun, dengan merebaknya isu virus Corona, target tersebut sulit dicapai.
“Kita kehilangan 3.000-3.500 wisatawan China per hari,” jelas Wakil Ketua BPD PHRI Bali. Rai Suryawijaya menyatakan, spending money wisatawan China mencapai 1.100 dolar AS atau sekitar Rp 14 juta. Walhasil, potensi lose bisnis pariwisata Bali dalam sebulan akibat macetnya wisatawan China mencapai Rp 1,3 triliun per bulan. Jika sampai 3 bulan, maka potensi kehilangan devisa diperkirakan sekitar Rp 5 triliun.
“Kita harapkan juga, negara-negara pemasok wisatawan khususnya wisatawan Australia, Eropa, Amerika, dan other country seperti Timur Tengah, mudah-mudahan tidak mengeluarkan travel warning,” harap Rai Suryawijaya. Karena itu, Rai Suryawijaya mengusulkan penerbangan dari dan ke Tiongkok yang diputus sementara, bisa dialihkan ke India, Jepang, Inggris, Amerika Serikat, dan Timur Tengah. * cr75,k17
Komentar