OPD di Badung Diminta Mapatung
OPD di Pemkab Badung diminta mapatung, membeli babi dari peternak dengan harga kisaran Rp 25.000 – Rp 28.000 per kilogram.
MANGUPURA, NusaBali
Pemerintah Kabupaten Badung menginstruksikan semua organisasi perangkat daerah (OPD) untuk mapatung atau melakukan pemotongan babi secara bersama-sama menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan. Upaya ini untuk menangkal isu African swine fever (ASF) sekaligus membantu para peternak.
Melalui sebuah Surat Edaran (SE) Nomor 524.3/1037/Sekret/Diperpa tentang Imbauan Pemotongan Bali, Sekretaris Daerah (Sekda) Badung I Wayan Adi Arnawa minta supaya OPD di lingkungan Pemkab Badung membeli babi dari peternak dengan harga kisaran Rp 25.000 sampai Rp 28.000 ribu per kilogram.
Adi Arnawa mengatakan, SE yang ditandatangani 11 Februari 2020 sudah disampaikan kepada kepala OPD di lingkungan Pemkab Badung. Dia berharap, langkah ini dapat membantu peternak babi di Badung yang sedang mendapat musibah terserang penyakit.
“Di samping membantu para peternak, kegiatan mapatung kita laksanakan juga membangkitkan rasa kebersamaan. Karena hakikat mapatung adalah kebersamaan dan gotong-royong, yang memang telah dilaksanakan sejak dulu,” kata Adi Arnawa, Rabu (12/2).
“Melalui langkah ini juga kami ingin meyakinkan bahwa mengonsumsi daging babi tetap aman, asalkan dari babi yang sehat, dan proses pemasakan yang benar,” tegas Adi Arnawa sembari menyatakan jika sebelum mengeluarkan SE sudah mendapatkan penegasan dari Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Bali, bahwa penyakit pada ternak babi tidak menular kepada manusia.
Secara terpisah Kepala Dinas Peternakan dan Pangan Kabupaten Badung I Wayan Wijana, mengakui mendapat arahan supaya melaksanakan mapatung dalam rangka menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan. “Ini sebagai wujud simpati kepada peternak kita yang dalam situasi sulit. Kegiatan mapatung secara swadaya toh juga pada saat penampahan pasti perlu daging babi,” katanya.
“Teknisnya diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing OPD, apakah membeli dalam bentuk daging atau babi hidup. Yang jelas diharapkan membeli babi di daerah yang sempat terdampak penyakit, yang stok babi sehat masih cukup tersedia seperti Abiansemal dan Mengwi,” imbuh Wijana.
Masih menurut Wijana yang notabene mantan Kabag Organisasi Setda Badung, peternak dan masyarakat yang punya babi biasanya akan mendapatkan keuntungan yang maksimal, terlebih saat Hari Raya Galungan dan Kuningan. Namun, karena adanya penyakit babi saat ini masyarakat menjadi takut mengonsumsi daging babi. “Makanya, melalui kegiatan mapatung ini sebagai salah satu upaya kita agar permintaan daging babi tidak turun secara drastis,” tandasnya. *asa
Melalui sebuah Surat Edaran (SE) Nomor 524.3/1037/Sekret/Diperpa tentang Imbauan Pemotongan Bali, Sekretaris Daerah (Sekda) Badung I Wayan Adi Arnawa minta supaya OPD di lingkungan Pemkab Badung membeli babi dari peternak dengan harga kisaran Rp 25.000 sampai Rp 28.000 ribu per kilogram.
Adi Arnawa mengatakan, SE yang ditandatangani 11 Februari 2020 sudah disampaikan kepada kepala OPD di lingkungan Pemkab Badung. Dia berharap, langkah ini dapat membantu peternak babi di Badung yang sedang mendapat musibah terserang penyakit.
“Di samping membantu para peternak, kegiatan mapatung kita laksanakan juga membangkitkan rasa kebersamaan. Karena hakikat mapatung adalah kebersamaan dan gotong-royong, yang memang telah dilaksanakan sejak dulu,” kata Adi Arnawa, Rabu (12/2).
“Melalui langkah ini juga kami ingin meyakinkan bahwa mengonsumsi daging babi tetap aman, asalkan dari babi yang sehat, dan proses pemasakan yang benar,” tegas Adi Arnawa sembari menyatakan jika sebelum mengeluarkan SE sudah mendapatkan penegasan dari Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Bali, bahwa penyakit pada ternak babi tidak menular kepada manusia.
Secara terpisah Kepala Dinas Peternakan dan Pangan Kabupaten Badung I Wayan Wijana, mengakui mendapat arahan supaya melaksanakan mapatung dalam rangka menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan. “Ini sebagai wujud simpati kepada peternak kita yang dalam situasi sulit. Kegiatan mapatung secara swadaya toh juga pada saat penampahan pasti perlu daging babi,” katanya.
“Teknisnya diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing OPD, apakah membeli dalam bentuk daging atau babi hidup. Yang jelas diharapkan membeli babi di daerah yang sempat terdampak penyakit, yang stok babi sehat masih cukup tersedia seperti Abiansemal dan Mengwi,” imbuh Wijana.
Masih menurut Wijana yang notabene mantan Kabag Organisasi Setda Badung, peternak dan masyarakat yang punya babi biasanya akan mendapatkan keuntungan yang maksimal, terlebih saat Hari Raya Galungan dan Kuningan. Namun, karena adanya penyakit babi saat ini masyarakat menjadi takut mengonsumsi daging babi. “Makanya, melalui kegiatan mapatung ini sebagai salah satu upaya kita agar permintaan daging babi tidak turun secara drastis,” tandasnya. *asa
1
Komentar