SMPN 1 Tabanan Gelar Lomba Serangkaian Bulan Bahasa Bali
SMPN 1 Tabanan gelar berbagai lomba sebagai upaya melestarikan budaya Bali serangkaian Bulan Bahasa Bali. Ada tiga jenis lomba yang digelar, yakni mabusana adat Bali, menyanyikan lagu Bali, dan nyurat aksara Bali dan pidato bahasa Bali.
TABANAN, NusaBali
Kepala SMPN 1 Tabanan I Wayan Widastra, Rabu (12/2), mengatakan event serangkaian Bulan Bahasa Bali digelar sebagai upaya melestarikan budaya Bali. Apalagi sudah ada instruksi pemerintah, salah satunya dengan menetapkan Bulan Bahasa Bali.
Tiga lomba yang digelar adalah lomba mabusana adat Bali. Lomba ini bertujuan untuk mengingatkan siswa akan busana adat Bali yang baik dan pantas. Hal itu karena di era sekarang muncul berbagai ragam budaya berpakaian yang tidak sesuai dengan kaidah.
Kedua adalah lomba menyanyikan lagu Bali yang bertujuan untuk mendidik siswa untuk mencintai budaya lokal. Di samping mendidik siswa untuk memiliki jiwa kompetitif yang sehat.
Dan ketiga adalah nyurat aksara Bali dan pidato yang memiliki tujuan untuk mengingatkan siswa bahwa bahasa Bali dan mapidarta bahasa Bali harus dipertahankan. Selain itu juga untuk membiasakan murid menggunakan bahasa Bali dalam sehari-hari. “Lomba diikuti oleh murid kelas 7 dan 8, untuk murid kelas 9 tidak diikutkan karena persiapan ujian,” kata Widastra.
“Saya berharap, lomba yang digelar bukan saja menjadi ajang untuk mencari juara, melainkan lebih kepada pembinaan berkelanjutan bagi generasi muda tentang pentingnya bahasa, aksara, dan sastra Bali,” ujar Widastra. *des
Tiga lomba yang digelar adalah lomba mabusana adat Bali. Lomba ini bertujuan untuk mengingatkan siswa akan busana adat Bali yang baik dan pantas. Hal itu karena di era sekarang muncul berbagai ragam budaya berpakaian yang tidak sesuai dengan kaidah.
Kedua adalah lomba menyanyikan lagu Bali yang bertujuan untuk mendidik siswa untuk mencintai budaya lokal. Di samping mendidik siswa untuk memiliki jiwa kompetitif yang sehat.
Dan ketiga adalah nyurat aksara Bali dan pidato yang memiliki tujuan untuk mengingatkan siswa bahwa bahasa Bali dan mapidarta bahasa Bali harus dipertahankan. Selain itu juga untuk membiasakan murid menggunakan bahasa Bali dalam sehari-hari. “Lomba diikuti oleh murid kelas 7 dan 8, untuk murid kelas 9 tidak diikutkan karena persiapan ujian,” kata Widastra.
“Saya berharap, lomba yang digelar bukan saja menjadi ajang untuk mencari juara, melainkan lebih kepada pembinaan berkelanjutan bagi generasi muda tentang pentingnya bahasa, aksara, dan sastra Bali,” ujar Widastra. *des
Komentar