Ngurah Agung Gencar Bergerilya
'Rayu' Hanura, Agar PDIP Tak Lawan Kotak Kosong
Kalau Hanura gabung ke Golkar, Ngurah Agung menyatakan siap bertandem dengan kader Hanura di Pilkada Denpasar.
DENPASAR,NusaBali
Merapatnya sejumlah anggota DPRD Denpasar dari Partai Hanura mendukung Calon Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara dari PDIP tak membuat kandidat Calon Walikota Denpasar dari Partai Golkar Anak Agung Ngurah Agung, gusar. Bahkan Ngurah Agung makin gencar bergerilya mendulang dukungan.
Dalam pertemuan di sebuah restoran di Jalan Teuku Umar Denpasar, Kamis (13/2) kemarin, Ngurah Agung tokoh asal Puri Gerenceng, Denpasar ini menjajaki komunikasi politik dengan Kooordinator Daerah Provinsi Bali DPP Partai Hanura I Wayan Adnyana. Dalam pertemuan dengan Adnyana tersebut, agendanya menggaet dukungan dan rekomendasi DPP Hanura di Pilkada Denpasar 2020. "Saya ingin Hanura bergabung dengan Partai Golkar. Karena kalau Hanura tidak gabung dengan Golkar maka koalisi tidak akan terbentuk. Sehingga PDIP yang akan mengusung Jaya Negara bisa melawan kotak kosong. Kita nggak mau ada kotak kosong," ujar Ngurah Agung.
Bahkan Ngurah Agung mengatakan, kalau DPP Hanura gabung ke Golkar, maka Ngurah Agung siap bertandem dengan kader Hanura di Pilkada Denpasar. "Bisa dengan Pak Adnyana langsung tandem dengan paket Agung -Adnyana. Ketimbang PDIP tidak ada lawan. Ya sudah saya dan Pak Adnyana siap berlaga," tegas Wakil Ketua Bidang Pariwisata DPD I Golkar Bali ini.
Menurut Ngurah Agung, saat ini penggalangan koalisi masih cair di Pilkada Denpasar. PDIP pun masih belum final berkoalisi dengan siapa. Meskipun ada klaim kader atau orang per orang. "Hanura belum terbitkan rekomendasi. PDIP masih belum terbitkan rekomendasi untuk paket calon. Calon Walikota Denpasar sudah pasti Jaya Negara. Kalau calon wakil kan antara I Gusti Ngurah Gede atau Kadek Agus Arya Wibawa. Belum pasti itu," ujar Ngurah Agung.
Menurut Ngurah Agung yang mana saja direkomendasi PDIP, dirinya yang berproses di Golkar siap tempur. "Kalau saya direkomendasikan Golkar saya siap tempur. Mau paket Jaya Negara-Ngurah Gede atau Jaya Negara-Arya Wibawa saya tidak masalah. Siap maju secara ksatria," tegas Ketua Persaudaraan Hindu-Muslim Bali ini.
Sementara Wayan Adnyana mengatakan, pihaknya bertemu dengan Ngurah Agung adalah untuk komunikasi politik. "Namanya penjajakan untuk koalisi Pilkada. Ya semuanya masih cair. Kan komunikasi namanya, " ujar Adnyana.
Ketika ditanya soal tandem Calon Walikota-Calon Wakil Walikota Denpasar dengan Ngurah Agung, menurut Adnyana kembali kepada garis partai. "Rekomendasi partai nanti menentukan. Yang jelas saya siap kalau partai menugaskan di Pilkada Denpasar," ujar alumni Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat asal Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem ini.
Adnyana yang juga notaris senior ini mengatakan, saat ini Partai Hanura masih berkomunikasi dengan partai politik di Denpasar. “Karena Hanura sendiri ya harus berkoalisi," tegas Adnyana.
Untuk bisa mengusung calon di Pilkada Denpasar 2020, parpol harus memiliki minimal 9 kursi DPRD Denpasar. Golkar baru memiliki 8 kursi DPRD Denpasar atau 17,89 %. Sementara Hanura memiliki 2 kursi parlemen atau 4,45%. *nat
Dalam pertemuan di sebuah restoran di Jalan Teuku Umar Denpasar, Kamis (13/2) kemarin, Ngurah Agung tokoh asal Puri Gerenceng, Denpasar ini menjajaki komunikasi politik dengan Kooordinator Daerah Provinsi Bali DPP Partai Hanura I Wayan Adnyana. Dalam pertemuan dengan Adnyana tersebut, agendanya menggaet dukungan dan rekomendasi DPP Hanura di Pilkada Denpasar 2020. "Saya ingin Hanura bergabung dengan Partai Golkar. Karena kalau Hanura tidak gabung dengan Golkar maka koalisi tidak akan terbentuk. Sehingga PDIP yang akan mengusung Jaya Negara bisa melawan kotak kosong. Kita nggak mau ada kotak kosong," ujar Ngurah Agung.
Bahkan Ngurah Agung mengatakan, kalau DPP Hanura gabung ke Golkar, maka Ngurah Agung siap bertandem dengan kader Hanura di Pilkada Denpasar. "Bisa dengan Pak Adnyana langsung tandem dengan paket Agung -Adnyana. Ketimbang PDIP tidak ada lawan. Ya sudah saya dan Pak Adnyana siap berlaga," tegas Wakil Ketua Bidang Pariwisata DPD I Golkar Bali ini.
Menurut Ngurah Agung, saat ini penggalangan koalisi masih cair di Pilkada Denpasar. PDIP pun masih belum final berkoalisi dengan siapa. Meskipun ada klaim kader atau orang per orang. "Hanura belum terbitkan rekomendasi. PDIP masih belum terbitkan rekomendasi untuk paket calon. Calon Walikota Denpasar sudah pasti Jaya Negara. Kalau calon wakil kan antara I Gusti Ngurah Gede atau Kadek Agus Arya Wibawa. Belum pasti itu," ujar Ngurah Agung.
Menurut Ngurah Agung yang mana saja direkomendasi PDIP, dirinya yang berproses di Golkar siap tempur. "Kalau saya direkomendasikan Golkar saya siap tempur. Mau paket Jaya Negara-Ngurah Gede atau Jaya Negara-Arya Wibawa saya tidak masalah. Siap maju secara ksatria," tegas Ketua Persaudaraan Hindu-Muslim Bali ini.
Sementara Wayan Adnyana mengatakan, pihaknya bertemu dengan Ngurah Agung adalah untuk komunikasi politik. "Namanya penjajakan untuk koalisi Pilkada. Ya semuanya masih cair. Kan komunikasi namanya, " ujar Adnyana.
Ketika ditanya soal tandem Calon Walikota-Calon Wakil Walikota Denpasar dengan Ngurah Agung, menurut Adnyana kembali kepada garis partai. "Rekomendasi partai nanti menentukan. Yang jelas saya siap kalau partai menugaskan di Pilkada Denpasar," ujar alumni Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat asal Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem ini.
Adnyana yang juga notaris senior ini mengatakan, saat ini Partai Hanura masih berkomunikasi dengan partai politik di Denpasar. “Karena Hanura sendiri ya harus berkoalisi," tegas Adnyana.
Untuk bisa mengusung calon di Pilkada Denpasar 2020, parpol harus memiliki minimal 9 kursi DPRD Denpasar. Golkar baru memiliki 8 kursi DPRD Denpasar atau 17,89 %. Sementara Hanura memiliki 2 kursi parlemen atau 4,45%. *nat
1
Komentar