Daging Babi Masih Aman Dikonsumsi, Bupati Minta Masyarakat Jangan Panik
Menyikapi keresahan warga terkait wabah penyakit pada babi atau grubug celeng, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti bersama OPD terkait di Pemkab Tabanan dan Gabungan Usaha Peternak Babi Indonesia (GUPBI) Bali, gelar rapat antisipasi di rumah jabatan Bupati Tabanan, Kamis (13/2).
TABANAN, NusaBali
Bupati Eka menyatakan, menyikapi kabar di media sosial tentang bahaya virus ini agar tidak terjadi kepanikan di masyarakat. “Dan ada juga pihak-pihak tertentu yang bermain, mengambil kesempatan dari kepanikan ini. Kondisi ini yang harus dijaga dan bukan berarti harus kita biarkan, justru harus kita sikapi bagaimana dalam posisi ini masyarakat tidak panik, apalagi ini menjelang hari raya,” tegasnya.
Untuk itu, dia memerintahkan dinas terkait dan unsur lainnya agar mengawal dengan ketat peredaran babi di Tabanan. Di samping itu agar ada kesepakatan harga babi di Tabanan. Serta imbauan kepada masyarakat supaya tidak membuang bangkai babi sembarangan, sehingga tidak menimbulkan penyakit-penyakit yang baru.
“Dengan adanya kejadian ini, harus betul-betul dicari tahu penyebabnya apa. Dalam artian, Tabanan ini harus disterilkan. Pengawasan kita harus ketat, sehingga tidak merugikan kita dalam jangka panjang. Harus dipantau, jangan sampai kita kecolongan,” pinta Bupati Eka.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Tabanan I Made Budana, mengatakan harga babi di Tabanan sekitar Rp 10 ribu per kilogram. Hal ini menimbulkan kecemasan dan ketakutan di kalangan peternak babi. Terkait virus babi, dia menegaskan bahwa virus ini hanya pada babi saja dan tidak menular pada manusia, sehingga babi aman untuk dikonsumsi.
Budana juga menyinggung bahwa, Kecamatan Kerambitan dan Marga telah mengeluarkan deklarasi kesepakatan harga. Dengan tujuan agar para peternak babi dan masyarakat tidak cemas dan takut lagi akan keberadaan virus ini. “Kisaran harga yang tercapai saat itu, Rp 25 ribu sampai Rp 28 ribu per kilogram untuk babi yang masih hidup,” imbuhnya.
Ketua GUPBI Bali I Ketut Hari Suyasa mengungkapkan kebanggaannya atas terselenggaranya acara ini. Dia menegaskan bahwa virus ini tidak menular ke manusia. Dan hal itu sudah didasari oleh kajian-kajian yang telah dilakukannya selama ini. Dia menegaskan, selama babi tidak dijual dalam keadaan sakit atau dicampur dengan babi yang sehat, maka virus babi ini tidak menular. *des
Untuk itu, dia memerintahkan dinas terkait dan unsur lainnya agar mengawal dengan ketat peredaran babi di Tabanan. Di samping itu agar ada kesepakatan harga babi di Tabanan. Serta imbauan kepada masyarakat supaya tidak membuang bangkai babi sembarangan, sehingga tidak menimbulkan penyakit-penyakit yang baru.
“Dengan adanya kejadian ini, harus betul-betul dicari tahu penyebabnya apa. Dalam artian, Tabanan ini harus disterilkan. Pengawasan kita harus ketat, sehingga tidak merugikan kita dalam jangka panjang. Harus dipantau, jangan sampai kita kecolongan,” pinta Bupati Eka.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Tabanan I Made Budana, mengatakan harga babi di Tabanan sekitar Rp 10 ribu per kilogram. Hal ini menimbulkan kecemasan dan ketakutan di kalangan peternak babi. Terkait virus babi, dia menegaskan bahwa virus ini hanya pada babi saja dan tidak menular pada manusia, sehingga babi aman untuk dikonsumsi.
Budana juga menyinggung bahwa, Kecamatan Kerambitan dan Marga telah mengeluarkan deklarasi kesepakatan harga. Dengan tujuan agar para peternak babi dan masyarakat tidak cemas dan takut lagi akan keberadaan virus ini. “Kisaran harga yang tercapai saat itu, Rp 25 ribu sampai Rp 28 ribu per kilogram untuk babi yang masih hidup,” imbuhnya.
Ketua GUPBI Bali I Ketut Hari Suyasa mengungkapkan kebanggaannya atas terselenggaranya acara ini. Dia menegaskan bahwa virus ini tidak menular ke manusia. Dan hal itu sudah didasari oleh kajian-kajian yang telah dilakukannya selama ini. Dia menegaskan, selama babi tidak dijual dalam keadaan sakit atau dicampur dengan babi yang sehat, maka virus babi ini tidak menular. *des
Komentar