Tim PON Bali Tak Pilih Grup
Pelatih Kepala Tim PON Sepakbola Bali, AAK Bramastra tidak mempedulikan soal pembagian grup cabor sepakbola di PON 2016.
DENPASAR, NusaBali
Bagi dia, masuk di grup manapun tidak menjadi masalah. Mengingat, 12 tim yang mengantongi tiket PON Jabar memiliki persiapan yang cukup. Sehingga, dari sisi kualitas dianggap merata dan hanya faktor tuan rumah Jabar yang sedikit diunggulkan dengan persiapan matang selama dua tahun penuh. "Masuk di grup manapun kami siap," tegas Bramastra di Hotel Batukaru Denpasar, Sabtu (13/8).
Kontestan cabor sepakbola antara lain Sumbar, Sumsel, Bangka Belitung, Kalimantan Timur, Kalteng, Sulsel, Gorontalo, Jabar, Jateng, DKI Jakarta, Bali, dan Papua. Kalimantan Timur memang menyandang predikat juara bertahan di PON Riau 2012 lalu. Tim tersebut juga dipersiapkan cukup lama. Bahkan, sempat mengikuti Piala Gubernur Kaltim, bersaing dengan tim-tim level ISL.
"Untuk apa kami harus meminta masuk grup daerah tertentu. Sebab, rival ketat itu akan terjadi. Sehingga lebih baik fokus mematangkan tim," terang Bramastra sembari menyebut titik evaluasi yang paling ditekankan yakni dari transisi bertahan ke menyerang masih lamban sehingga temponya mudah ditebak pemain lawan. Padahal counter attack cepat itu jika dimanfaatkan dengan baik bisa menghasilkan gol untuk tim PON Bali. "Perubahan transisi itu yang masih menjadi evaluasi," tegas Bramastra sembari menyebut untuk sistem pembagian grup dia tidak mau berandai-andai, jadi tetap menunggu technical meeting pekan depan.
Menanggapi soal Putu Gde Juniantara, Bramastra mengakui jika yang melakukan komunikasi intens yakni Anom Prenatha. "Manajer yang komunikasi soal dispensasi Putu Gge. Beliau kan kenal langsung Putu Gde dan CEO Bhayangkara Surabaya United Gede Widiade," tandas Bramastra.
Sementara itu di tempat terpisah Bendahara Tim PON Bali, Anom Prenatha mengakui surat izin dispensasi untuk pengajuan ke Kapolri sudah selesai dibuat. "Suratnya pengajuan izin dispensasi sudah selesai. Tinggal nanti dibawa Manajer I Gusti Ngurah Jaya Negara ke Kapolri. Mudah-mudahan bisa bergabung pada saat PON nanti. Saya yakin Putu Gde cepat adaptasi dengan tim. Sebab, dia pemain yang sangat berpengalaman. Paling tidak dapat latihan 1-2 kali saja sebelum bertolak ke PON Jabar," kata Anom Prenatha. *dek
Kontestan cabor sepakbola antara lain Sumbar, Sumsel, Bangka Belitung, Kalimantan Timur, Kalteng, Sulsel, Gorontalo, Jabar, Jateng, DKI Jakarta, Bali, dan Papua. Kalimantan Timur memang menyandang predikat juara bertahan di PON Riau 2012 lalu. Tim tersebut juga dipersiapkan cukup lama. Bahkan, sempat mengikuti Piala Gubernur Kaltim, bersaing dengan tim-tim level ISL.
"Untuk apa kami harus meminta masuk grup daerah tertentu. Sebab, rival ketat itu akan terjadi. Sehingga lebih baik fokus mematangkan tim," terang Bramastra sembari menyebut titik evaluasi yang paling ditekankan yakni dari transisi bertahan ke menyerang masih lamban sehingga temponya mudah ditebak pemain lawan. Padahal counter attack cepat itu jika dimanfaatkan dengan baik bisa menghasilkan gol untuk tim PON Bali. "Perubahan transisi itu yang masih menjadi evaluasi," tegas Bramastra sembari menyebut untuk sistem pembagian grup dia tidak mau berandai-andai, jadi tetap menunggu technical meeting pekan depan.
Menanggapi soal Putu Gde Juniantara, Bramastra mengakui jika yang melakukan komunikasi intens yakni Anom Prenatha. "Manajer yang komunikasi soal dispensasi Putu Gge. Beliau kan kenal langsung Putu Gde dan CEO Bhayangkara Surabaya United Gede Widiade," tandas Bramastra.
Sementara itu di tempat terpisah Bendahara Tim PON Bali, Anom Prenatha mengakui surat izin dispensasi untuk pengajuan ke Kapolri sudah selesai dibuat. "Suratnya pengajuan izin dispensasi sudah selesai. Tinggal nanti dibawa Manajer I Gusti Ngurah Jaya Negara ke Kapolri. Mudah-mudahan bisa bergabung pada saat PON nanti. Saya yakin Putu Gde cepat adaptasi dengan tim. Sebab, dia pemain yang sangat berpengalaman. Paling tidak dapat latihan 1-2 kali saja sebelum bertolak ke PON Jabar," kata Anom Prenatha. *dek
1
Komentar