Penataan Tukad Mati dan Jalan Lingkar Selatan Masuk Prioritas
Bappeda Badung Atensi Program Prioritas Hasil Musrenbang Kecamatan
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Badung akan mengatensi sejumlah program prioritas hasil musrenbang tingkat kecamatan yang sudah digelar sejak awal Februari lalu.
MANGUPURA, NusaBali
Dua usulan yang digadang-gadang menjadi perhatian serius adalah penataan Tukad Mati (hasil Musrenbang Kecamatan Kuta) dan jalan lingkar selatan (hasil Musrenbang Kecamatan Kuta Selatan).
Kepala Bappeda Badung I Made Wira Dharmajaya, menerangkan dalam perencanaan pembangunan tahun 2021, mulai dari desa/kelurahan dan kecamatan sudah melaksanakan musrenbang guna menyusun program prioritas. Nantinya, program yang sudah disepakati itu akan dituangkan lagi dalam musrenbang tingkat kabupaten. Sehingga, hasil itulah yang menjadi acuan dari Bappeda dalam menyusun perencanaan tahun 2021.
“Pada triwulan pertama ini, kita sudah melakukan tahapan musrenbang di tingkat desa, kelurahan, dan kecamatan. Kita sudah memiliki dasar dalam perencanaan pembangunan daerah pada 2021. Sehingga, program prioritas dari masing-masing wilayah itu kita ketahui dan menjadi atensi,” ujarnya, didampingi Kabag Humas Pemkab Badung Made Suardita saat jumpa pers di Cemagi, Kecamatan Mengwi, Jumat (14/2) siang.
Hasil musrenbang khususnya di Kecamatan Kuta dan Kuta Selatan, ada dua program prioritas yakni penataan Tukad Mati (Kecamatan Kuta) untuk menjadi destinasi wisata alternatif, dan pembangunan jalan lingkar selatan (Kecamatan Kuta Selatan). Untuk jalan lingkar selatan itu, pola pembangunannya akan melibatkan pemerintah dan badan usaha. Barulah setelah itu masuk ke dokumen perencanaan dan realisasi dokumen, terakhir masuk kepada market sounding. Berikutnya masuk ke tahapan penawaran dan kesepakatan penunjukan. “Kedua program prioritas ini, nantinya akan dimasukkan dalam musrenbang tingkat kabupaten,” imbuh Wira Dharmajaya.
Wira Dharmajaya juga mengakui, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Semesta Berencana (SB) 2016-2021 yang dirancang paket Bupati Nyoman Giri Prasta dan Wabup I Ketut Suiasa hingga 2020 ini masuk kategori mantap. Pasalnya, dari 21 indikator kinerja untuk menilai RPJMD SB tersebut, 12 indikator sesuai target dan 8 indikator terealisasi melewati target. Hanya satu indikator yang belum memenuhi target yakni infrastruktur. Saat ini, indikator infrastruktur baru mencapai 94 persen. Walau demikian, dia optimistis infrastruktur ini akan terealisasi sesuai target karena masih ada waktu hingga 2021 mendatang. “Kami akan genjot pada 2020 ini dan selanjutnya pada 2021. Dengan sisa waktu ini, kami yakin target infrastruktur bisa tercapai,” tandasnya. *dar
Kepala Bappeda Badung I Made Wira Dharmajaya, menerangkan dalam perencanaan pembangunan tahun 2021, mulai dari desa/kelurahan dan kecamatan sudah melaksanakan musrenbang guna menyusun program prioritas. Nantinya, program yang sudah disepakati itu akan dituangkan lagi dalam musrenbang tingkat kabupaten. Sehingga, hasil itulah yang menjadi acuan dari Bappeda dalam menyusun perencanaan tahun 2021.
“Pada triwulan pertama ini, kita sudah melakukan tahapan musrenbang di tingkat desa, kelurahan, dan kecamatan. Kita sudah memiliki dasar dalam perencanaan pembangunan daerah pada 2021. Sehingga, program prioritas dari masing-masing wilayah itu kita ketahui dan menjadi atensi,” ujarnya, didampingi Kabag Humas Pemkab Badung Made Suardita saat jumpa pers di Cemagi, Kecamatan Mengwi, Jumat (14/2) siang.
Hasil musrenbang khususnya di Kecamatan Kuta dan Kuta Selatan, ada dua program prioritas yakni penataan Tukad Mati (Kecamatan Kuta) untuk menjadi destinasi wisata alternatif, dan pembangunan jalan lingkar selatan (Kecamatan Kuta Selatan). Untuk jalan lingkar selatan itu, pola pembangunannya akan melibatkan pemerintah dan badan usaha. Barulah setelah itu masuk ke dokumen perencanaan dan realisasi dokumen, terakhir masuk kepada market sounding. Berikutnya masuk ke tahapan penawaran dan kesepakatan penunjukan. “Kedua program prioritas ini, nantinya akan dimasukkan dalam musrenbang tingkat kabupaten,” imbuh Wira Dharmajaya.
Wira Dharmajaya juga mengakui, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Semesta Berencana (SB) 2016-2021 yang dirancang paket Bupati Nyoman Giri Prasta dan Wabup I Ketut Suiasa hingga 2020 ini masuk kategori mantap. Pasalnya, dari 21 indikator kinerja untuk menilai RPJMD SB tersebut, 12 indikator sesuai target dan 8 indikator terealisasi melewati target. Hanya satu indikator yang belum memenuhi target yakni infrastruktur. Saat ini, indikator infrastruktur baru mencapai 94 persen. Walau demikian, dia optimistis infrastruktur ini akan terealisasi sesuai target karena masih ada waktu hingga 2021 mendatang. “Kami akan genjot pada 2020 ini dan selanjutnya pada 2021. Dengan sisa waktu ini, kami yakin target infrastruktur bisa tercapai,” tandasnya. *dar
Komentar