Dermaga II Retak, Antrean Panjang
Sejak Sabtu (13/8), Dermaga II Pelabuhan Padangbai tidak dioperasikan. Antrean kendaraan hingga sepanjang sekitar 1,5 kilometer.
AMLAPURA, NusaBali
Dermaga II Pelabuhan Padangbai, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem, kembali retak sehingga sejak Sabtu (13/8), dermaga itu tidak difungsikan. Akibatnya antrean mulai membeludak hingga ke luar pelabuhan.
Ada beberapa faktor penyebab cepatnya Dermaga II keropos, di antaranya sering dihantam ombak pantai, juga karena aktivitas menurunkan kendaraan dengan beban berat. Praktis yang difungsikan hanya Dermaga I, sehingga terjadi antrean pada Minggu (14/8). Dari 31 kapal yang dioperasikan, jadwal keberangkatannya jadi molor.
Petugas pelabuhan dari PT ASDP Indonesia Ferry tidak berani mengambil risiko dengan melakukan bongkar muat di Dermaga II. Sebab, kondisi dermaga telah retak, dengan lubang ukurannya sekitar 1 meter x 30 cm. Sehingga saat ini bukan hanya di Pelabuhan Padangbai yang mengoperasikan satu dermaga, tetapi juga di Pelabuhan Lembar, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Petugas Polsek Kawasan Laut Padangbai sibuk mengatur arus lalulintas sejak Sabtu (13/8), dipimpin Kapolsek Kompol I Gede Wali. Di ujung pelabuhan dan ujung luar pelabuhan dijaga, dan arus lalu lintas diberlakukan satu arah. Kendaraan yang baru turun dari kapal diprioritaskan.
Kesulitan petugas mengatur lalu lintas terutama di malam hari, karena di tikungan jalan Desa Padangbai, tidak ada lampu penerangan jalan. Sementara ini antrean kendaraan sekitar 1,5 kilometer. Sedangkan lalu lintas siang hari lebih padat karena jalur tersebut dilintasi kendaraan pariwisata, krama yang menggelar persembahyangan ke Pura Dang Kahyangan Silayukti, dan kepentingan ke pelabuhan.
Sopir truk, Andi, yang memuat palen-palen mengaku hendak ke Mataram. Dia antre pada Sabtu (13/8) sejak sekitar pukul 20.00 Wita hingga pukul 13.00 Wita. “Saya antre sejak malam kemarin, Sabtu (13/8),” kata Andi.
Kasubsi Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli Kantor Kesyahbandaraan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Padangbai I Gusti Agung Komang Arbawa, mengatakan, jadwal keberangkatan kapal otoritasnya PT ASDP Indonesia Ferry Padangbai. “Kami hanya memiliki kewenangan layak tidaknya kapal berlayar. Lebih lanjut tanyakan ke PT ASDP,” pintanya.
Manajer PT ASDP Indonesia Ferry Padangbai I Wayan Rusta dihubungi, meminta agar mengkonfirmasi ke supervisi. “Lebih lanjut kondisi di lapangan tanyakan ke supervisi,” tuturnya. Supervisi Rudi Susanto membenarkan, Dermaga II kondisinya keropos dan telah berlubang, sehingga tidak memungkinkan dioperasikan. “Sejak Sabtu Dermaga II tidak dioperasikan, khawatir jebol,” katanya.
Dua dermaga yang ada, yakni Dermaga I dengan kekuatan 1.000 gross tonnage (GT), yang dibangun tahun 1994 dioperasikan tahun 1997. Sedangkan Dermaga II dengan kemampuan maksimal 2.000 GT, yang dibangun tahun 2006 dioperasikan tahun 2010. Walau dibangun belakangan, tetapi Dermaga II lebih sering mengalami gangguan. * k16
Dermaga II Pelabuhan Padangbai, Desa Padangbai, Kecamatan Manggis, Karangasem, kembali retak sehingga sejak Sabtu (13/8), dermaga itu tidak difungsikan. Akibatnya antrean mulai membeludak hingga ke luar pelabuhan.
Ada beberapa faktor penyebab cepatnya Dermaga II keropos, di antaranya sering dihantam ombak pantai, juga karena aktivitas menurunkan kendaraan dengan beban berat. Praktis yang difungsikan hanya Dermaga I, sehingga terjadi antrean pada Minggu (14/8). Dari 31 kapal yang dioperasikan, jadwal keberangkatannya jadi molor.
Petugas pelabuhan dari PT ASDP Indonesia Ferry tidak berani mengambil risiko dengan melakukan bongkar muat di Dermaga II. Sebab, kondisi dermaga telah retak, dengan lubang ukurannya sekitar 1 meter x 30 cm. Sehingga saat ini bukan hanya di Pelabuhan Padangbai yang mengoperasikan satu dermaga, tetapi juga di Pelabuhan Lembar, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Petugas Polsek Kawasan Laut Padangbai sibuk mengatur arus lalulintas sejak Sabtu (13/8), dipimpin Kapolsek Kompol I Gede Wali. Di ujung pelabuhan dan ujung luar pelabuhan dijaga, dan arus lalu lintas diberlakukan satu arah. Kendaraan yang baru turun dari kapal diprioritaskan.
Kesulitan petugas mengatur lalu lintas terutama di malam hari, karena di tikungan jalan Desa Padangbai, tidak ada lampu penerangan jalan. Sementara ini antrean kendaraan sekitar 1,5 kilometer. Sedangkan lalu lintas siang hari lebih padat karena jalur tersebut dilintasi kendaraan pariwisata, krama yang menggelar persembahyangan ke Pura Dang Kahyangan Silayukti, dan kepentingan ke pelabuhan.
Sopir truk, Andi, yang memuat palen-palen mengaku hendak ke Mataram. Dia antre pada Sabtu (13/8) sejak sekitar pukul 20.00 Wita hingga pukul 13.00 Wita. “Saya antre sejak malam kemarin, Sabtu (13/8),” kata Andi.
Kasubsi Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli Kantor Kesyahbandaraan Otoritas Pelabuhan Kelas IV Padangbai I Gusti Agung Komang Arbawa, mengatakan, jadwal keberangkatan kapal otoritasnya PT ASDP Indonesia Ferry Padangbai. “Kami hanya memiliki kewenangan layak tidaknya kapal berlayar. Lebih lanjut tanyakan ke PT ASDP,” pintanya.
Manajer PT ASDP Indonesia Ferry Padangbai I Wayan Rusta dihubungi, meminta agar mengkonfirmasi ke supervisi. “Lebih lanjut kondisi di lapangan tanyakan ke supervisi,” tuturnya. Supervisi Rudi Susanto membenarkan, Dermaga II kondisinya keropos dan telah berlubang, sehingga tidak memungkinkan dioperasikan. “Sejak Sabtu Dermaga II tidak dioperasikan, khawatir jebol,” katanya.
Dua dermaga yang ada, yakni Dermaga I dengan kekuatan 1.000 gross tonnage (GT), yang dibangun tahun 1994 dioperasikan tahun 1997. Sedangkan Dermaga II dengan kemampuan maksimal 2.000 GT, yang dibangun tahun 2006 dioperasikan tahun 2010. Walau dibangun belakangan, tetapi Dermaga II lebih sering mengalami gangguan. * k16
1
Komentar