Sugawa Korry Baru Besok Putuskan Maju atau Tidak
Hindari Perpecahan di Internal Golkar
Sekretaris DPD I Golkar Bali, I Nyoman Sugawa Korry, baru akan putuskan ikut tarung berebut kursi Ketua DPD I Golkar Bali atau tidak pada hari H Musyawarah Daerah (Musda), Sabtu (22/2) besok.
DENPASAR, NusaBali
Alasannya, untuk menjaga kondusivitas, jangan sampai terjadi perpecahan di internal Golkar. Penegasan ini disampaikan Nyoman Sugawa Korry dalam jumpa pers di Kantor DPRD Bali, Niti Mandala Denpasar, Kamis (20/2) siang. Sugawa Korry menegaskan akan kedepankan soliditas partai dan hindari perpecahan di Golkar. Masalahnya, kader Golkar sudah habis energi sejak perpecahan akibat dualisme kepengurusan DPP Golkar antara kubu Aburizal Bakrie (Munas Nusa Dua) vs Agung Laksono (Munas Ancol) tahun 2015 silam.
"Jadi, saya akan putuskan maju atau tidak saat hari H Musda Golkar Bali, 22 Februari 2020 nanti. Pilihannya ada dua. Pertama, saya bertarung memperebutkan kursi Ketua DPD I Golkar Bali, dengan konsekuensi akan terjadi perpecahan. Kedua, saya tidak maju tarung di Musda, tetapi Golkar solid menyongsong Pilkada 2020 serentak 6 daerah di Bali," tegas Sugawa Korry yang juga Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar.
Sugawa Korry menegaskan dirinya lebih cinta persatuan dan soliditas partai, serta taat keputusan organisasi. Disebutkan, ketika Ketua DPD I Golkar Bali (waktu itu) Tjokorda Gede Budi Suryawan alias CBS di-Musda-kan tahun 2009, Sugawa Korry menolak karena waktunya dinilai tidak tepat.
"Tetapi, ketika Pak CBS diputuskan melalui Musda oleh DPP Golkar, saya tunduk, walaupun dampaknya saya tidak dapat jabatan apa pun di DPRD Bali kala itu. Padahal, saya ketika itu menjadi Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD I Golkar Bali,” kenang Sugawa Korry.
“Sebagai Wakil Ketua Bappilu DPD I Golkar Bali, harusnya saya paling tidak dapat jabatan Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali 2009-2014. Tapi, begitulah. Pak CBS di-Musda-kan, saya tidak diberikan jabatan apa pun. Namun, saya tetap loyal kepada partai," lanjut politisi senior Golkar asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng ini.
Sugawa Korry menyebutkan, ketika digelar Musda Golkar Bali, Desember 2015, terjadi tarung head to head antara Ketut Sudikerta vs Wayan Geredeg. Namun, terjadi deadlock, karena dukungan suara berimbang 7:7. Saat itu, Ketua Umum DPP Golkar Aburizal Bakrie sempat meminta Sugawa Korry jadi Ketua DPD I Golkar Bali.
“Tapi, saya tidak mau jadi Ketua DPD I Golkar Bali, karena saya tak ingin partai pecah. Sebab, Pak Geredeg dan Pak Sudikerta pasti kecewa dengan saya. Akhirnya, saya memilih bantu Pak Sudikerta yang kemudian dipilih DPP Golkar melalui jalan damai. Jadi, Golkar Bali sudah terlalu sering hadapi perpecahan. Sudah terlalu lama hadapi ketegangan dari dalam, hingga habis energi," tegas mantan Ketua DPD II Golkar Buleleng 2010-2015 ini.
Saat ini, kata Sugawa Korry, Plt Ketua DPD I Golkar Bali Gede Sumarjaya Linggih alias Demer menyatakan akan maju berebut kursi Ketua DPD I Golkar Bali 2020-2025 di Musda besok. “Kalau saya juga maju tarung, jelas partai akan terpecah. Itu saya tidak mau. Nanti saya akan komunikasikan dengan Ketua DPD II Golkar Kabupaten/Kota. Pilihannya ada dua, sebagaimana di sebut di atas,” katanya.
Sugawa Korry mengaku tidak ambisius menjadi Ketua DPD I Golkar Bali, kalau ternyata menimbulkan situasi partai gontok-gontokan. "Muaranya, saya akan putuskan maju atau tidak menjelang Musda Golkar Bali, itu saja dah. Supaya tidak menimbulkan friksi-friksi di dalam." *nat
"Jadi, saya akan putuskan maju atau tidak saat hari H Musda Golkar Bali, 22 Februari 2020 nanti. Pilihannya ada dua. Pertama, saya bertarung memperebutkan kursi Ketua DPD I Golkar Bali, dengan konsekuensi akan terjadi perpecahan. Kedua, saya tidak maju tarung di Musda, tetapi Golkar solid menyongsong Pilkada 2020 serentak 6 daerah di Bali," tegas Sugawa Korry yang juga Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Golkar.
Sugawa Korry menegaskan dirinya lebih cinta persatuan dan soliditas partai, serta taat keputusan organisasi. Disebutkan, ketika Ketua DPD I Golkar Bali (waktu itu) Tjokorda Gede Budi Suryawan alias CBS di-Musda-kan tahun 2009, Sugawa Korry menolak karena waktunya dinilai tidak tepat.
"Tetapi, ketika Pak CBS diputuskan melalui Musda oleh DPP Golkar, saya tunduk, walaupun dampaknya saya tidak dapat jabatan apa pun di DPRD Bali kala itu. Padahal, saya ketika itu menjadi Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD I Golkar Bali,” kenang Sugawa Korry.
“Sebagai Wakil Ketua Bappilu DPD I Golkar Bali, harusnya saya paling tidak dapat jabatan Ketua Fraksi Golkar DPRD Bali 2009-2014. Tapi, begitulah. Pak CBS di-Musda-kan, saya tidak diberikan jabatan apa pun. Namun, saya tetap loyal kepada partai," lanjut politisi senior Golkar asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng ini.
Sugawa Korry menyebutkan, ketika digelar Musda Golkar Bali, Desember 2015, terjadi tarung head to head antara Ketut Sudikerta vs Wayan Geredeg. Namun, terjadi deadlock, karena dukungan suara berimbang 7:7. Saat itu, Ketua Umum DPP Golkar Aburizal Bakrie sempat meminta Sugawa Korry jadi Ketua DPD I Golkar Bali.
“Tapi, saya tidak mau jadi Ketua DPD I Golkar Bali, karena saya tak ingin partai pecah. Sebab, Pak Geredeg dan Pak Sudikerta pasti kecewa dengan saya. Akhirnya, saya memilih bantu Pak Sudikerta yang kemudian dipilih DPP Golkar melalui jalan damai. Jadi, Golkar Bali sudah terlalu sering hadapi perpecahan. Sudah terlalu lama hadapi ketegangan dari dalam, hingga habis energi," tegas mantan Ketua DPD II Golkar Buleleng 2010-2015 ini.
Saat ini, kata Sugawa Korry, Plt Ketua DPD I Golkar Bali Gede Sumarjaya Linggih alias Demer menyatakan akan maju berebut kursi Ketua DPD I Golkar Bali 2020-2025 di Musda besok. “Kalau saya juga maju tarung, jelas partai akan terpecah. Itu saya tidak mau. Nanti saya akan komunikasikan dengan Ketua DPD II Golkar Kabupaten/Kota. Pilihannya ada dua, sebagaimana di sebut di atas,” katanya.
Sugawa Korry mengaku tidak ambisius menjadi Ketua DPD I Golkar Bali, kalau ternyata menimbulkan situasi partai gontok-gontokan. "Muaranya, saya akan putuskan maju atau tidak menjelang Musda Golkar Bali, itu saja dah. Supaya tidak menimbulkan friksi-friksi di dalam." *nat
Komentar