Puting Beliung Terjang Kusamba, 37 Rumah Rusak
Selain 37 rumah, ada 3 bagunan fasilitas umum yang dirusak puting beliung, yakni Sekolah TK, Gedung LPD, Bale Banjar
SEMARAPURA, NusaBali
Bencana angin puting beliung terjang kawasan Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, Minggu (14/8) pagi. Meski tidak ada laporan koran jiwa maupun terluka, namun bencana angin berputar ini merusak sedikitnya 37 unit rumah dan 3 fasilitas umum.
Amuk puting beliung di kawasan Desa Kusamba ini berlangsung singkat, Minggu pagi sekitar pukul 07.45 Wita. Sebelum amuk puting beliung, lebih dulu turun hujan mengguyur sejak pukul 06.30 Wita. Angin berputar yang suaranya menderu seperti ribuan ekor lebah itu datang dari arah timur Pantai Segara, Desa Kusamba.
Setelah mengepul membentuk pusaran, angin dengan kecepatan tinggi tersebut melaju ke arah barat laut dan menyapu bangunan yang dilewatinya dalam radius 2 kilometer. Warga sekitar pun panik dan berusaha menyelamatkan diri dengan masuk ke luar rumah-rumah. Selama 10 menit mengamuk hingga pukul 07.55 Wita, angin puting beliung menghancur-kan 37 unit rumah dan bangunan 3 fasilitas umum.
Tiga (3) bangunan fasilitas umum yang rusak akibat diterjang angin puting beliung, masing-masing Gedung Sekolah TK di Kampung Kusamba, LPD Desa Adat Pande (Desa Kusamba), dan Bale Banjar Sangging (Desa Kusamba). Atap ketiga bangunan fasilitas umum ini berterbangan.
Sedangkan 37 bangunan rumah yang rusak, juga rata-rata mengalami kehancuran di bagian atap yang berterbangan. Rumah-rumah yang rusak akibat diterjang angin puting beliung itu lokasinya tersebar, masing-masing 19 unit rumah di Kampung Kusamba, 8 unit rumah di Banjar Sangging, 5 unit rumah di Banjar Rame, dan 5 unit rumah di Banjar Pande.
Peristiwa mengerikan terjadi di rumah milik keluarga I Wayan Bawa di Banjar Sangging, Desa Kusamba. Saking kuatnya angin puting beliung, atap dapur yang terbuat dari seng terangkat lengkap dengan kayu reng penyangganya, lalu berputar-putar di udara, Kemudian, atap bangunan dapur yang terbang ini mendarat di halaman rumah Jro Mangku Bantat, yang berjarak sekitar 20 meter arah barat dari rumah Wayan Bawa.
Ajaibnya, pendaratan atap bangunan dapour berikut kayu penyangganya ini berjalan mulus, tanpa mencederai siapa pun. “Biasanya, pagi-pagi banyak anak-anak bermain di halaman rumah saya. Ini sangat beruntung, angin puting beliung terjadi pas saat hujan, sehingga anak-anak berada di dalam rumah masing-masing,” ungkap salah seorang keluarga Jro Mangku Bantat kepada NusaBali.
Sementara, Kepala Desa (Perbekel) Kusamba, I Ketut Winastra, mengatakan bencana puting ini untuk kali pertama terjadi di desanya. Bencana ini membuat warga setempat panik, terlebih yang rumahnya diterjang puting beliung hingga rusak. “Angin di kawasan Kusamba memang cukup kencang sejak beberapa hari lalu. Tapi, kalau puting beliung yang menimbulkan kerusakan seperti ini, baru sekarang terjadi. Kami tidak menyangka sebelumnya,” ujar Perbekel Ketut Winastra.
Menyusul terjadinya bencana angin puting beliung, Minggu pagi sekitar pukul 09.00 Wita petugas gabungan terjun ke lokasi. Petugas gabungan yang terjun kemarin pagi terdiri dari 20 personel dari Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Klungkung, 20 personel dari Polres Klungkung, 20 personel dari Polsek Dawan, dan 15 tentara dari Koramil Dawan. Mereka terjun untuk melakukan pengecekan dan membersihkan puing bangunan rusak.
Kepala BPBD Klungkung, I Putu Widiada, mengatakan pihaknya sudah melakukan verifikasi kerugian meteriil yang ditimbulkan akibat petaka puting beliung di kawasan Kusamba. Dari kerusakan atap 37 unit rumah warga dan 3 bangunan fasilitas umum, kerugian mencapai puluhan juta ruiah.
“Sesuai arahan dari Pak Bupati, bantuan kebencanaan akan segera dicairkan untuk penanggulangan pasca puting beliung di Kusama ini. Kita akan proses secepatnya,” ujar Putu Widiada sembari memprediksi bencana puting beliung ini terjadi karena perubahan iklim.
Sementara itu, Bupati Klungkung Nyoman Suwirta kemarin pagi juga terjun ke lokasi bencana angin puting beliung di Kusamba. Bupati Suwirta terjun dengan didampingi Wabup Klungkung I Made Kasta dan Sekda Kabupaten Klungkung, I Gede Putu Winastra. Bupati Suwirta sempat menengok rumah keluarga Ni Wayan Puri, 60, di Banjar Rame, Desa Kusamba, yang mengalami kerusakan cukup parah.
Dalam kunjungannya kemarin, Bupati Suwirta menegaskan Pemkab Klungkung akan memberi bantuan genting kepada para korban puting beliung yang rumahnya rusak, terutama dari kalangan keluarga KK miskin. “Pemberian bantuan memang sudah menjadi kewajiban Pemkab dan jajarannya. Dosa jika kita tidak membantu warga sendiri,” ujar Bupati Klungkung pertama asal kawasan seberang Nusa Penida ini.
Keluarga Ni Wayan Puri termasuk salah satu korban puting beliung dari kalangan KK Miskin. Janda yang hidup di bawah garis kemiskinan ini tinggal di rumahnya yang rusak itu bersama putranya, I Ketut Sudarma, 24, yang kesehariannya bekerja sebagai buruh angkut pasir.
Wayan Puri mengisahkan, saat bencana puting beling kemarin pagi, dirinya tengah duduk di depan kamar untuk mengurut kaki, karena penyakit rematiknya kambuh. Tiba-tiba, angin berputar datang menerjang. “Saya selamat karena langsung berlari dan sembunyi di bawah tenda dekat rumah,” tutur janda berusia 60 tahun ini kepada NusaBali.
Wayan Puri sendiri menyaki menyaksikan atap dapurnya diterbangkan angin. Kini, Wayan Puri hanya bisa pasrah, karena tidak memiliki biaya untuk memperbaiki dapurnya yang hancur. Masalahnya, Wayan Puri kini hanya mengandalkan anaknya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dari hasil maburuh angkut pasir, anaknya yakni Ketut Sudarma hanya dapat bayaran Rp 50.000 per hari.
“Uang tersebut hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Saya berharap pemerintah bisa membantu,” katanya. Harapan Wayan Puri pun langsung dikabulkan pemerintah. Atas perintah Bupati Suwirta, petugas gabungan kemarin langsung goton-royong perbaiki atap rumah Wayan Puri hingga rampung Minggu siang sekitar pukul 12.00 Wita. * w
Amuk puting beliung di kawasan Desa Kusamba ini berlangsung singkat, Minggu pagi sekitar pukul 07.45 Wita. Sebelum amuk puting beliung, lebih dulu turun hujan mengguyur sejak pukul 06.30 Wita. Angin berputar yang suaranya menderu seperti ribuan ekor lebah itu datang dari arah timur Pantai Segara, Desa Kusamba.
Setelah mengepul membentuk pusaran, angin dengan kecepatan tinggi tersebut melaju ke arah barat laut dan menyapu bangunan yang dilewatinya dalam radius 2 kilometer. Warga sekitar pun panik dan berusaha menyelamatkan diri dengan masuk ke luar rumah-rumah. Selama 10 menit mengamuk hingga pukul 07.55 Wita, angin puting beliung menghancur-kan 37 unit rumah dan bangunan 3 fasilitas umum.
Tiga (3) bangunan fasilitas umum yang rusak akibat diterjang angin puting beliung, masing-masing Gedung Sekolah TK di Kampung Kusamba, LPD Desa Adat Pande (Desa Kusamba), dan Bale Banjar Sangging (Desa Kusamba). Atap ketiga bangunan fasilitas umum ini berterbangan.
Sedangkan 37 bangunan rumah yang rusak, juga rata-rata mengalami kehancuran di bagian atap yang berterbangan. Rumah-rumah yang rusak akibat diterjang angin puting beliung itu lokasinya tersebar, masing-masing 19 unit rumah di Kampung Kusamba, 8 unit rumah di Banjar Sangging, 5 unit rumah di Banjar Rame, dan 5 unit rumah di Banjar Pande.
Peristiwa mengerikan terjadi di rumah milik keluarga I Wayan Bawa di Banjar Sangging, Desa Kusamba. Saking kuatnya angin puting beliung, atap dapur yang terbuat dari seng terangkat lengkap dengan kayu reng penyangganya, lalu berputar-putar di udara, Kemudian, atap bangunan dapur yang terbang ini mendarat di halaman rumah Jro Mangku Bantat, yang berjarak sekitar 20 meter arah barat dari rumah Wayan Bawa.
Ajaibnya, pendaratan atap bangunan dapour berikut kayu penyangganya ini berjalan mulus, tanpa mencederai siapa pun. “Biasanya, pagi-pagi banyak anak-anak bermain di halaman rumah saya. Ini sangat beruntung, angin puting beliung terjadi pas saat hujan, sehingga anak-anak berada di dalam rumah masing-masing,” ungkap salah seorang keluarga Jro Mangku Bantat kepada NusaBali.
Sementara, Kepala Desa (Perbekel) Kusamba, I Ketut Winastra, mengatakan bencana puting ini untuk kali pertama terjadi di desanya. Bencana ini membuat warga setempat panik, terlebih yang rumahnya diterjang puting beliung hingga rusak. “Angin di kawasan Kusamba memang cukup kencang sejak beberapa hari lalu. Tapi, kalau puting beliung yang menimbulkan kerusakan seperti ini, baru sekarang terjadi. Kami tidak menyangka sebelumnya,” ujar Perbekel Ketut Winastra.
Menyusul terjadinya bencana angin puting beliung, Minggu pagi sekitar pukul 09.00 Wita petugas gabungan terjun ke lokasi. Petugas gabungan yang terjun kemarin pagi terdiri dari 20 personel dari Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Klungkung, 20 personel dari Polres Klungkung, 20 personel dari Polsek Dawan, dan 15 tentara dari Koramil Dawan. Mereka terjun untuk melakukan pengecekan dan membersihkan puing bangunan rusak.
Kepala BPBD Klungkung, I Putu Widiada, mengatakan pihaknya sudah melakukan verifikasi kerugian meteriil yang ditimbulkan akibat petaka puting beliung di kawasan Kusamba. Dari kerusakan atap 37 unit rumah warga dan 3 bangunan fasilitas umum, kerugian mencapai puluhan juta ruiah.
“Sesuai arahan dari Pak Bupati, bantuan kebencanaan akan segera dicairkan untuk penanggulangan pasca puting beliung di Kusama ini. Kita akan proses secepatnya,” ujar Putu Widiada sembari memprediksi bencana puting beliung ini terjadi karena perubahan iklim.
Sementara itu, Bupati Klungkung Nyoman Suwirta kemarin pagi juga terjun ke lokasi bencana angin puting beliung di Kusamba. Bupati Suwirta terjun dengan didampingi Wabup Klungkung I Made Kasta dan Sekda Kabupaten Klungkung, I Gede Putu Winastra. Bupati Suwirta sempat menengok rumah keluarga Ni Wayan Puri, 60, di Banjar Rame, Desa Kusamba, yang mengalami kerusakan cukup parah.
Dalam kunjungannya kemarin, Bupati Suwirta menegaskan Pemkab Klungkung akan memberi bantuan genting kepada para korban puting beliung yang rumahnya rusak, terutama dari kalangan keluarga KK miskin. “Pemberian bantuan memang sudah menjadi kewajiban Pemkab dan jajarannya. Dosa jika kita tidak membantu warga sendiri,” ujar Bupati Klungkung pertama asal kawasan seberang Nusa Penida ini.
Keluarga Ni Wayan Puri termasuk salah satu korban puting beliung dari kalangan KK Miskin. Janda yang hidup di bawah garis kemiskinan ini tinggal di rumahnya yang rusak itu bersama putranya, I Ketut Sudarma, 24, yang kesehariannya bekerja sebagai buruh angkut pasir.
Wayan Puri mengisahkan, saat bencana puting beling kemarin pagi, dirinya tengah duduk di depan kamar untuk mengurut kaki, karena penyakit rematiknya kambuh. Tiba-tiba, angin berputar datang menerjang. “Saya selamat karena langsung berlari dan sembunyi di bawah tenda dekat rumah,” tutur janda berusia 60 tahun ini kepada NusaBali.
Wayan Puri sendiri menyaki menyaksikan atap dapurnya diterbangkan angin. Kini, Wayan Puri hanya bisa pasrah, karena tidak memiliki biaya untuk memperbaiki dapurnya yang hancur. Masalahnya, Wayan Puri kini hanya mengandalkan anaknya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dari hasil maburuh angkut pasir, anaknya yakni Ketut Sudarma hanya dapat bayaran Rp 50.000 per hari.
“Uang tersebut hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Saya berharap pemerintah bisa membantu,” katanya. Harapan Wayan Puri pun langsung dikabulkan pemerintah. Atas perintah Bupati Suwirta, petugas gabungan kemarin langsung goton-royong perbaiki atap rumah Wayan Puri hingga rampung Minggu siang sekitar pukul 12.00 Wita. * w
Komentar