Robohkan Gedong dan Panyengker 10 Meter
Dahan Beringin Pura Puseh Lodtunduh Tumbang
Umur pohon beringin itu diperkirakan mencapai ratusan tahun.
GIANYAR, NusaBali
Pohon beringin berusia ratusan tahun tumbang bagian dahan, menimpa tembok panyengker Pura Puseh Desa Lodtunduh, Kecamatan Ubud, Gianyar, saat Tilem Kawulu, Minggu (23/2) malam. Dahan beringin yang rapuh itu juga menimpa atap gedong panyimpenan Ratu Gede Ratu Sakti sekitar pukul 23.30 Wita.
Tembok panyengker roboh akibat timpaan itu diperkirakan sepanjang 10 meter. Pascakejadian, krama langsung melakukan evakuasi. Lanjut ngingsirang linggih (memindahkan pratima) sasuhunan berupa Barong dan Rangda ke bangunan Piyasan di utama mandala pura setempat.
Bendesa Adat Lodtunduh I Made Karya saat ditemui, Senin (24/2), menjelaskan dahan yang menimpa bangunan suci itu rencananya akan dipangkas. Namun keburu tumbang. "Kemarin sudah saya cari tukang potong, katanya bisa hari Senin. Eh, malah Minggu malam tumbang. Mungkin sudah tidak kuat menahan beban air saat hujan turun. Sehingga dahan itu jatuh mengenai gedong Panyineban Sasuhunan dan panyengker pura sepanjang 10 meter,” jelasnya.
Karya menyampaikan umur pohon beringin itu diperkirakan mencapai ratusan tahun. Beberapa kali dahannya sempat dipangkas. “Kalau sekarang tingginya itu kira-kira mencapai 15 meter. Kalau dulu itu sebelum dipangkas bisa mencapai 25 meter,” bebernya.
Melihat situasi seperti itu, dia langsung berkoordinasi dengan prajuru lanjut mohon petunjuk kepada sulingih untuk upacara pacaruan akibat musibah tersebut. Sedangkan sasuhunan berupa Barong dan Rangda di pura tersebut telah dipindahkan ke bangunan Piyasan setempat. Karena renovasi bangunan gedong dan panyengker yang ambruk itu akan segera dilakukan.
“Prosesi pacaruan akan dilakukan besok (Selasa ini, Red). Sedangkan akibat musibah ini, kira-kira kerugiannya mencapai Rp 100 juta. Pasca ranting beringin itu jatuh menimpa bangunan pura, warga sudah membersihkan secara gotong royong. Perbaikan akan segera dilakukan,” imbuh Karya. *nvi
Tembok panyengker roboh akibat timpaan itu diperkirakan sepanjang 10 meter. Pascakejadian, krama langsung melakukan evakuasi. Lanjut ngingsirang linggih (memindahkan pratima) sasuhunan berupa Barong dan Rangda ke bangunan Piyasan di utama mandala pura setempat.
Bendesa Adat Lodtunduh I Made Karya saat ditemui, Senin (24/2), menjelaskan dahan yang menimpa bangunan suci itu rencananya akan dipangkas. Namun keburu tumbang. "Kemarin sudah saya cari tukang potong, katanya bisa hari Senin. Eh, malah Minggu malam tumbang. Mungkin sudah tidak kuat menahan beban air saat hujan turun. Sehingga dahan itu jatuh mengenai gedong Panyineban Sasuhunan dan panyengker pura sepanjang 10 meter,” jelasnya.
Karya menyampaikan umur pohon beringin itu diperkirakan mencapai ratusan tahun. Beberapa kali dahannya sempat dipangkas. “Kalau sekarang tingginya itu kira-kira mencapai 15 meter. Kalau dulu itu sebelum dipangkas bisa mencapai 25 meter,” bebernya.
Melihat situasi seperti itu, dia langsung berkoordinasi dengan prajuru lanjut mohon petunjuk kepada sulingih untuk upacara pacaruan akibat musibah tersebut. Sedangkan sasuhunan berupa Barong dan Rangda di pura tersebut telah dipindahkan ke bangunan Piyasan setempat. Karena renovasi bangunan gedong dan panyengker yang ambruk itu akan segera dilakukan.
“Prosesi pacaruan akan dilakukan besok (Selasa ini, Red). Sedangkan akibat musibah ini, kira-kira kerugiannya mencapai Rp 100 juta. Pasca ranting beringin itu jatuh menimpa bangunan pura, warga sudah membersihkan secara gotong royong. Perbaikan akan segera dilakukan,” imbuh Karya. *nvi
1
Komentar