Puluhan Babi Diisolasi Pasca Diserang Penyakit Misterius
Belum jelas penyebab mati mendadaknya seratusan ekor babi di Buleleng.
Belum jelas penyebab mati mendadaknya seratusan ekor babi di Buleleng.
SINGARAJA, NusaBali
Sebanyak 20 ekor babi di PT Anugerah Bersama Sejahtera (ABS) di Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan diisolasi pasca matinya seratusan babi dalam sepekan terakhir. Pengisolasian puluhan babi itu setelah diperiksa dan dinyatakan sakit. Dinas Pertanian pun hingga kini masih menunggu hasil laboratorium dari sampel yang diambil di Desa Bungkulan Kecamatan Sawan dan di Desa Bila Kecamatan Kubutambahan oleh Balai Besar Verteriner Denpasar.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, I Made Sumiarta dihubungi Rabu (26/2/2020) mengatakan hingga kemarin belum ada laporan tambahan babi mati mendadak. Hanya saja puluhan babi yang dinyatakan sakit sedang diawasi dan diisolasi. “Data terakhir masih tetap 65 di Bungkulan dan 116 di Bila. Di PT ABS ada 20 ekor babi yang diisolasi sesuai dengan SOP, kami tetap awasi jangan sampai keluar dan dijual,”jelas Kadis Sumiarta.
Hingga saat ini Dinas Pertanian Buleleng belum menerima hasil uji laboratorium atas sampel bangkai babi dan sampel darah babi yang diambil pasca serangan misteris yang membuat ratusan babi mati mendadak. “Sampai saat ini belum kami terima hasil uji lab BBVet kami masih menunggu,” imbuh dia.
Dari ciri-ciri kematian babi di dua lokasi yang hampri sama yakni mulut berbusa dan ada warna biru seperti luka lebam belum dapat dipastikan Sumiarta mengacu ke virus Afrika Swinge Fever (ASF). Ciri-ciri yang nampak pada bangkai babi itu disebut Sumiarta juga mirip dengan ciri-ciri serangan penyakit kolera pada babi.
Terkait kerugian peternak babi terutama peternak rumahan, hingga kini pemerintah belum memutuskan apakah bisa dibantu dengan penggantian kerugian atau tidak. Namun bantuan bibit bisa diberikan namun dengan syarat diarahkan membentuk kelompok ternak terlebih dahulu. “Kalau ganti rugi sih tidak rasanya, tetapi kalau bantuan bibit bisa diajukan sepanjang bentuk kelompok dulu,” kata I Made Sumiarta.
Sementara itu Ketua Komisi II DPRD Buleleng, Putu Mangku Budiasa mendesak instansi terkait segera menyampaikan hasil uji laboratorium sampel. Sehingga penanganan dan antisipasi dapat dilakukan lebih awal dan memutus virus atau penyakit yang dapat mengancam kerugian peternak semakin besar. “Semakin cepat semakin bagus, kalau hasil lab sudah turun penanganan dan langkah selanjutnya bisa dilakukan masyarakat agar wabah tidak menyebar ke peternak lain,” harap dia.
Anggota DPRD dari Fraksi PDIP Buleleng asal Desa Selat, Kecamatan Sukasada Buleleng ini juga berencana akan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian untuk mengetahui langkah apa yang sudah diambil. “Yang jelas kami prihatin atas musibah yang dialami peternak. Ini memerlukan langkah cepat agar tidak menyebar ke daerah dan peternak lain lagi,” ucap Putu Mangku Budiasa.*k23
Komentar