Negatif Rabies, 4 Sampel Anjing di Mendoyo Dauh Tukad
Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmavet) Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana telah menerima hasil uji lab 4 sampel anjing yang dieliminasi pascatemuan kasus seekor anjing rabies di Banjar Tengah, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Jembrana, Sabtu (22/2).
NEGARA, NusaBali
Sesuai hasil yang diterima pada Rabu (26/2) sore, keempat sampel anjing yang diduga sempat melakukan kontak dengan anjing rabies itu, seluruhnya dipastikan negatif rabies.
Kepala Bidang Keswan Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana drh I Wayan Widarsa, mengatakan 4 sampel anjing yang diambil pada Senin (24/2) lalu itu, dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar, Rabu (26/2) pagi kemarin. Setelah menerima sampel tersebut, pihak BBVet Denpasar langsung melakukan uji lab, dan hasilnya negatif rabies. “Kami sudah terima hasilnya, dan semuanya negatif,” ujarnya.
Menurutnya, pengambilan second sampel atau sampel kedua pascatemuan kasus anjing rabies itu, bertujuan memastikan kemungkinan penyebaran rabies. Khususnya, terhadap anjing liar yang diduga sempat kontak atau berkelahi dengan anjing yang sudah dipastikan positif rabies. “Selama ini, memang jarang ada second sampel yang positif rabies. Tetapi, pengambilan second sampel wajib kami lakukan, sebagai sampel penyebaran dari anjing sebelumnya,” kata Widarsa.
Dari temuan 10 kasus anjing rabies selama tahun 2019 lalu, pihaknya juga sempat melakukan uji lab terhadap 113 sampel anjing. Dari 113 second sampel itu, semuanya negatif rabies. Namun hasil uji lab second sampel itu tidak menjadi jaminan, kalau rabies sudah benar-benar hilang di wilayah setempat. Hal itu karena yang diuji lab hanyalah sampel dari beberapa ekor anjing yang diketahui warga sempat berkelahi dengan anjing rabies. *ode
Kepala Bidang Keswan Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana drh I Wayan Widarsa, mengatakan 4 sampel anjing yang diambil pada Senin (24/2) lalu itu, dikirim ke Balai Besar Veteriner (BBVet) Denpasar, Rabu (26/2) pagi kemarin. Setelah menerima sampel tersebut, pihak BBVet Denpasar langsung melakukan uji lab, dan hasilnya negatif rabies. “Kami sudah terima hasilnya, dan semuanya negatif,” ujarnya.
Menurutnya, pengambilan second sampel atau sampel kedua pascatemuan kasus anjing rabies itu, bertujuan memastikan kemungkinan penyebaran rabies. Khususnya, terhadap anjing liar yang diduga sempat kontak atau berkelahi dengan anjing yang sudah dipastikan positif rabies. “Selama ini, memang jarang ada second sampel yang positif rabies. Tetapi, pengambilan second sampel wajib kami lakukan, sebagai sampel penyebaran dari anjing sebelumnya,” kata Widarsa.
Dari temuan 10 kasus anjing rabies selama tahun 2019 lalu, pihaknya juga sempat melakukan uji lab terhadap 113 sampel anjing. Dari 113 second sampel itu, semuanya negatif rabies. Namun hasil uji lab second sampel itu tidak menjadi jaminan, kalau rabies sudah benar-benar hilang di wilayah setempat. Hal itu karena yang diuji lab hanyalah sampel dari beberapa ekor anjing yang diketahui warga sempat berkelahi dengan anjing rabies. *ode
Komentar