Gianyar 'Tantang' Investor Serius
Bertekad Olah Sampah Berteknologi Terbarukan
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gianyar Drs I Wayan Kujus Pawitra SSos MAP menegaskan, Pemkab Gianyar kini sangat membutuhkan pengolahan sampah dengan teknologi terbarukan.
GIANYAR, NusaBali
Oleh karena itu, Pemkab Gianyar ‘menantang’ investor yang benar-benar serius ingin bekerjasama dengan Pemkab Gianyar dalam pengelolaan sampah berbasis teknologi terbarukan di TPA Temesi, Gianyar.
Hal itu ditegaskan Kujus Pawitra saat menghadiri Rapat Gabungan Komisi IV DPRD Gianyar dihadiri sejumlah perwakilan unit kerja Pemkab Gianyar dan investor pengolahan sampah di DPRD Gianyar, Kamis (27/2). Rapat ini secara khusus membahas tentang rencana investasi pengolahan sampah di TPA Temsei dari Princeston Ltd Slovakia dan PT Sagita Mahaprabu Denpasar. Rapat dipimpin Ketua Komisi 4 DPRD Gianyar Ni Made Ratnadi.
Kujus Pawitra yang kini Sekretaris DPRD Gianyar ini menegaskan, selama ini tak kurang dari 30 investor telah menawarkan kerjasama serupa kepada Pemkab Gianyar melalui. "Tapi hampir semua investor ujung ujungnya minta anggaran atau tiping fee sampah ke TPA, yang nilainya tak kecil," jelas mantan camat termuda ini.
Kujus Pawitra menyampaikan, Pemkab Gianyar sangat serius dalam penanganan sampah dengan membangun TPA modern yang lebih maju yang dilengkapi teknologi terbarukan. Bukti keseriusan itu, Pemkab Gianyar telah menjalin kerjasama dengan ITB Bandung untuk penggarapan desain revitalisasi TPA Temesi. ‘’Sekarang tinggal memadukan teknologi terbarukan model apa yang paling tepat. Targetnya, TPA Temesi harus rapi, indah, efektif, dan nyaman," jelas pejabat asal Banjar Kesian, Desa Lebih, Gianyar ini. Dia menyambut baik minat pihak Princeston Ltd untuk bekerjasama dalam olah sampah di Gianyar.
Projec Manager Eliska Sirotkova dari
Princeston Ltd, dalam presentasinya memaparkan, Princeston Ltd hanya membutuhkan lahan sekitar 5 hektare untuk unit mesin olah sampah di TPA Temesi. Dalam olah sampah ini, Pemkab Gianyar tidak mengeluarkan anggaran, kecuali jika ikut menanamkan modal khusus, di luar penyediaan lahan non sewa tersebut.
Lanjut dia, cara kerja mesin bukan membakar sampah, namun pemanasan dengan suhu 600 - 1.200 derajat celcius. Sampah masuk ke dalam tabung kedap udara sehingga proses ini ramah lingkungan. Pemanasan sampah ini menghasilkan karbon, minyak, pellet untuk listrik, dan gas. Proses ini bisa memakai tenaga otomatis dan semi otomatis. Produk hilir ini nantinya dijual untuk biaya produksi olah sampah tersebut. Mesin ini mampu mengolah jenis sampah lama dan baru. Areal yang dibutuhkan untuk pengoperasian mesin, bervariasi mulai 100 meter x 50 meter, atau 7,5 meter x 4 meter x 2 meter, dan ukuran penuh 3 - 5 hektare. Kapasitas olah sampah 1 sampai 5 ton per jam. 1 ton sampah menghasilkan 1,0 MW setara listrik dan setara panas bumi 1,5 MW. ‘’Hasil akhir dari olah mesin ini tanpa emisi dan Co2. Pengoperasian mesin ini sudah ada di Slovakia," tegas dia.
Eliska menambahkan, sesuai pengalaman di negaranya, mesin ini dapat menghasilkan pendapatan 5 juta Euro per tahun dengan produksi 24 jam, dari penjualan listrik dan gas serta produk ikutan lainnya.
‘’DLH siap menyosialisasikan dan memfasilitasi projec Princeston Ltd ini setelah ada MoU dengan bapak bupati," jelas Kujus Pawitra. Komisi IV juga menerima sosialisasi tawaran kerjasama investasi pengolahan limbah medis padat dengan PT Sagita Mahaprabu Denpasar. Ketua Komisi IV DPRD Gianyar Ni Made Ratnadi mengatakan, hasil rapat kerja ini akan disampaikan kepada pimpinan DPRD untuk dikoordinasikan kepada eksekutif. *nvi
Hal itu ditegaskan Kujus Pawitra saat menghadiri Rapat Gabungan Komisi IV DPRD Gianyar dihadiri sejumlah perwakilan unit kerja Pemkab Gianyar dan investor pengolahan sampah di DPRD Gianyar, Kamis (27/2). Rapat ini secara khusus membahas tentang rencana investasi pengolahan sampah di TPA Temsei dari Princeston Ltd Slovakia dan PT Sagita Mahaprabu Denpasar. Rapat dipimpin Ketua Komisi 4 DPRD Gianyar Ni Made Ratnadi.
Kujus Pawitra yang kini Sekretaris DPRD Gianyar ini menegaskan, selama ini tak kurang dari 30 investor telah menawarkan kerjasama serupa kepada Pemkab Gianyar melalui. "Tapi hampir semua investor ujung ujungnya minta anggaran atau tiping fee sampah ke TPA, yang nilainya tak kecil," jelas mantan camat termuda ini.
Kujus Pawitra menyampaikan, Pemkab Gianyar sangat serius dalam penanganan sampah dengan membangun TPA modern yang lebih maju yang dilengkapi teknologi terbarukan. Bukti keseriusan itu, Pemkab Gianyar telah menjalin kerjasama dengan ITB Bandung untuk penggarapan desain revitalisasi TPA Temesi. ‘’Sekarang tinggal memadukan teknologi terbarukan model apa yang paling tepat. Targetnya, TPA Temesi harus rapi, indah, efektif, dan nyaman," jelas pejabat asal Banjar Kesian, Desa Lebih, Gianyar ini. Dia menyambut baik minat pihak Princeston Ltd untuk bekerjasama dalam olah sampah di Gianyar.
Projec Manager Eliska Sirotkova dari
Princeston Ltd, dalam presentasinya memaparkan, Princeston Ltd hanya membutuhkan lahan sekitar 5 hektare untuk unit mesin olah sampah di TPA Temesi. Dalam olah sampah ini, Pemkab Gianyar tidak mengeluarkan anggaran, kecuali jika ikut menanamkan modal khusus, di luar penyediaan lahan non sewa tersebut.
Lanjut dia, cara kerja mesin bukan membakar sampah, namun pemanasan dengan suhu 600 - 1.200 derajat celcius. Sampah masuk ke dalam tabung kedap udara sehingga proses ini ramah lingkungan. Pemanasan sampah ini menghasilkan karbon, minyak, pellet untuk listrik, dan gas. Proses ini bisa memakai tenaga otomatis dan semi otomatis. Produk hilir ini nantinya dijual untuk biaya produksi olah sampah tersebut. Mesin ini mampu mengolah jenis sampah lama dan baru. Areal yang dibutuhkan untuk pengoperasian mesin, bervariasi mulai 100 meter x 50 meter, atau 7,5 meter x 4 meter x 2 meter, dan ukuran penuh 3 - 5 hektare. Kapasitas olah sampah 1 sampai 5 ton per jam. 1 ton sampah menghasilkan 1,0 MW setara listrik dan setara panas bumi 1,5 MW. ‘’Hasil akhir dari olah mesin ini tanpa emisi dan Co2. Pengoperasian mesin ini sudah ada di Slovakia," tegas dia.
Eliska menambahkan, sesuai pengalaman di negaranya, mesin ini dapat menghasilkan pendapatan 5 juta Euro per tahun dengan produksi 24 jam, dari penjualan listrik dan gas serta produk ikutan lainnya.
‘’DLH siap menyosialisasikan dan memfasilitasi projec Princeston Ltd ini setelah ada MoU dengan bapak bupati," jelas Kujus Pawitra. Komisi IV juga menerima sosialisasi tawaran kerjasama investasi pengolahan limbah medis padat dengan PT Sagita Mahaprabu Denpasar. Ketua Komisi IV DPRD Gianyar Ni Made Ratnadi mengatakan, hasil rapat kerja ini akan disampaikan kepada pimpinan DPRD untuk dikoordinasikan kepada eksekutif. *nvi
Komentar