Unik, Ada Ogoh-ogoh Berlapis Cangkang Telur
Bahan Minta di Tukang Martabak, Gratis
Selama dua pekan berhasil dikumpulkan sebanyak 25 kilogram cangkang telur sebagai pelapis ogoh-ogoh yang juga menggunakan sistem elektrik ini.
DENPASAR, NusaBali
Ogoh-ogoh buatan Sekaa Teruna-Teruni Perabhu, Banjar Ratna Bhuwana, Tonja, Denpasar bisa jadi merupakan salah satu ogoh-ogoh dengan konsep yang cukup unik. Ogoh-ogoh yang diberi nama ‘Sang Bakasura’ ini terbuat dari cangkang telur yang digunakan untuk melapisi bagian luar ogoh-ogoh.
Pemilihan cangkang telur sebagai salah satu bahan dari ogoh-ogoh yang mulai dikerjakan sejak 15 Januari 2020 lalu ini merupakan gebrakan baru STT Perabhu untuk menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan setelah di tahun sebelumnya masih membuat ogoh-ogoh berbahan dasar styrofoam.
“Kami di sini maksudnya ramah lingkungan bukan sekadar menggunakan bahan-bahan yang ramah terhadap lingkungan, tetapi juga menggunakan limbah-limbah yang sebenarnya cukup banyak di sekitaran Denpasar, terutama Desa Sumerta ini,” ujar arsitek ogoh-ogoh STT Perabhu, I Gusti Bagus Yudha Duarsa, Rabu (26/2).
Untuk mendapatkan cangkang telur, para pemuda STT Perabhu mendatangi sejumlah pedagang martabak di lingkungan sekitar untuk memesan cangkang telur. Dan karena merupakan limbah yang tak terpakai, cangkang ini didapat secara gratis. “Beberapa (ogoh-ogoh) di sekitaran Denpasar ini menggunakan bahan yang ramah lingkungan, tapi didapat secara tidak gratis. Mereka harus beli lagi untuk menonjolkan bahwa mereka menggunakan bahan ramah lingkungan. Padahal sebenarnya ada banyak limbah di lingkungan sekitar yang tidak mereka sadari,” lanjut pemuda yang akrab disapa Ngurah Yudha ini.
Setelah dua minggu pengumpulan cangkang telur, didapat sekitar 20-25 kg cangkang yang kemudian diproses. Proses berupa penjemuran cangkang agar bagian dalam telur menjadi kering sehingga lebih mudah untuk ditempel, dan juga untuk menghilangkan bau. Setelah itu barulah, cangkang siap untuk ditempel ke bagian luar ogoh-ogoh.
Pada tahapan akhir, cangkang yang telah ditempel akan dipoles cat di beberapa bagian. Hal ini untuk menonjolkan beberapa bagian dengan teknik shadowing atau efek bayangan. “Karena kalau kami mengandalkan warna dari cangkang telur itu sendiri, akan terkesan flat atau tidak ada warnanya. Soalnya warna telur juga berbeda-beda. Semakin hari, semakin kering juga ada perbedaan warnanya tersendiri,” jelas Ngurah Yudha.
Selain menggunakan cangkang telur, sabut kelapa juga turut dimanfaatkan untuk pembuatan tapel (topeng) wajah tokoh Krisna yang menjadi bagian dalam ogoh-ogoh utama. Hal ini agar para pemuda tidak kesulitan membuat ulang tapel dari rotan dengan ukuran yang kecil. Tokoh Krisna ini, sesuai dengan kisahnya yang tertelan oleh Raksasa Bakasura lalu keluar dari tubuh raksasa tersebut, dibuat berupa ogoh-ogoh kecil yang keluar membelah ogoh-ogoh Bakasura.
Konsep ini pun membutuhkan serangkaian aplikasi dan sistem elektrik sehingga memungkinkan ogoh-ogoh membelah bagian atas dirinya. “Di sini kami menggunakan dinamo motor listrik 1.400 rpm, dibantu dengan gearbox 1:50 untuk memperlambat dan menahan beban. Juga untuk sistem penggeraknya kami menggunakan aplikasi android yang dibantu dengan sebuah alat yang bernama smartbreaker,” papar Ngurah Yudha.
Dengan aplikasi edemikian rupa, maka perhitungan dilakukan dengan hati-hati agar ogoh-ogoh dengan anggaran Rp 15 juta ini terwujud sesuai skenario. “Di saat membuat ogoh-ogoh terbelah ini kami tidak bisa mengulat keutuhan ogoh-ogoh secara langsung. Kami harus memperhitungkan juga berapa ukuran ogoh-ogoh di luar dan di dalam agar sesuai. Tujuan lainnya adalah agar efek kejutan oleh ogoh-ogoh yang ada di dalam tidak ketahuan,” tuntasnya.*cr74
1
Komentar