Ngamuk di Mini Market, Bule Di-juk Lalu Dibawa ke RSJ
Seorang wisatawan asing asal Jerman, Oke Paulsen, 52, tiba-tiba ngamuk di sebuah mini market wilayah Banjar Pangosekan, Kelurahan/Kecamatan Ubud, Minggu (1/3) sore pukul 16.00 Wita.
GIANYAR, NusaBali
Bule Jerman berusia 52 tahun ini pun diriungkus warga beramai-ramai, kemudian diserahkan ke polisi dalam kondisi tangan dan kaki terikat.
Informasi di lapangan, sebelum tiba-tiba mengamuk, Oke Paulsen awalnya mengambil sebotol bir ukuran besar di mini market tersebut. Namun, bule Jerman yang tidak diketahui persis di mana menginap ini tidak mau bayar. Anehnya, bule Jerman ini tidak langsung pergi.
Peristiwa ini kemudian dilaporkan karyawan mini market kepada Asisten Manajer, Agus Sudita. Begitu mendapat laporan, Agus Sudita datang ke lokasi seraya mengajak bule Jerman ini berbincang. Harapannya, agar si bule mau pergi dari mini market setelah birnya habis ditenggak.
Ternyata, setelah birnya habis, bule Jerman ini kembali hendak masuk ke dalam mini market. Karena pintu sudah dikunci karyawan dari dalam, bule Jerman ini langsung ngamuk seraya memecahkan kaca mini market yang berada di depan SPBU tersebut. Karyawan mini market pun berteriak minta tolong, sehingga warga sekitar berdatangan ke lokasi. Warga kemudian beramai-ramai menangkap Oke Paulsen seraya mengikat tangan dan kakinya.
Setelah diikat, bule ngamuk ini sempat disandarkan di emper toko, sambil menunggu kadatangan petugas kepolisian. “Bule Jerman ini sepertinya tidak waras. Dia suka makan gratis dan ngamuk,” ungkap salah seorang warga di lokasi TKP.
Sementara, jajaran Polsek Ubud langsung meluncur ke lokasi TKP di Banjar Pengosekan, begitu dapat laporan ada bule ngamuk. Selanjutnya, bule yang sudah diikat warga ini diserahkan polisi ke Sat Pol PP Gianyar agar dibawa ke RSJ Provinsi Bali guna diperiksa kejiwaannya.
“Bule Jerman yang ngamuk itu sudah dibawa ke RSJ Bangli oleh petugas Sat Pool PP Gianyar,” ungkap Kapolsek Ubud, Kompol Nyoman Nuryana, saat dikonfirmasi NusaBali, Minggu petang.
Paparan senada juga disampaikan Kepala Sat Pol PP Gianyar, I Made Watha. Menurut Made Wetha, bule Jerman yang ngamuk di mini market tersebut sudah ditangani bersama. "Kita tangani bersama tim gabungan dari unsur Dinas Kesehatan, kepolisian, pecalang, dan tokoh masyarakat,” beber Made Wetha. “Bule Jerman ini ngamuk diduga karena stres lantaran kehabisan duit,” imbuhnya.
Sementara itu, dari keterangan salah seorang karyawan SPBU yang lokasinya tak jauh dari mini market di Banjar Pengosekan, Kelurahan Ubud, Hendra, bule Jerman ini diketahui datang dengan mengendarai motor bernopol DK 2970 FAB. Motornya pun agak nyetrik, karena terbalut jaring. Demikian pula helm yang dikenakannya, terbalut jaring. “Bule yang ngamuk ini bisa ngomong bahasa Indonesia. Kami tidak tahu namanya, namun dia menyebut dirinya Mr Laba-laba,” terang Hendra.
Informasi lainnya, bule Jerman yang diketahui bernama Oke Paulsen sebelumnya juga sempat membuat onar di tempat yang sama, Sabtu (29/2) malam. Ketika itu, buleh Jerman ini ikut nongkrong bersama beberapa anak muda di mini market kawasan Banjar Pengosekan tersebut. “Nah, saat minum-imum malam itu, bule ini sempat bersitegang dengan kelompok pemuda, namun akhirnya dibiarkan pergi tanpa ada benturan fisik,” ujar sumber NusaBali. *nvi
Informasi di lapangan, sebelum tiba-tiba mengamuk, Oke Paulsen awalnya mengambil sebotol bir ukuran besar di mini market tersebut. Namun, bule Jerman yang tidak diketahui persis di mana menginap ini tidak mau bayar. Anehnya, bule Jerman ini tidak langsung pergi.
Peristiwa ini kemudian dilaporkan karyawan mini market kepada Asisten Manajer, Agus Sudita. Begitu mendapat laporan, Agus Sudita datang ke lokasi seraya mengajak bule Jerman ini berbincang. Harapannya, agar si bule mau pergi dari mini market setelah birnya habis ditenggak.
Ternyata, setelah birnya habis, bule Jerman ini kembali hendak masuk ke dalam mini market. Karena pintu sudah dikunci karyawan dari dalam, bule Jerman ini langsung ngamuk seraya memecahkan kaca mini market yang berada di depan SPBU tersebut. Karyawan mini market pun berteriak minta tolong, sehingga warga sekitar berdatangan ke lokasi. Warga kemudian beramai-ramai menangkap Oke Paulsen seraya mengikat tangan dan kakinya.
Setelah diikat, bule ngamuk ini sempat disandarkan di emper toko, sambil menunggu kadatangan petugas kepolisian. “Bule Jerman ini sepertinya tidak waras. Dia suka makan gratis dan ngamuk,” ungkap salah seorang warga di lokasi TKP.
Sementara, jajaran Polsek Ubud langsung meluncur ke lokasi TKP di Banjar Pengosekan, begitu dapat laporan ada bule ngamuk. Selanjutnya, bule yang sudah diikat warga ini diserahkan polisi ke Sat Pol PP Gianyar agar dibawa ke RSJ Provinsi Bali guna diperiksa kejiwaannya.
“Bule Jerman yang ngamuk itu sudah dibawa ke RSJ Bangli oleh petugas Sat Pool PP Gianyar,” ungkap Kapolsek Ubud, Kompol Nyoman Nuryana, saat dikonfirmasi NusaBali, Minggu petang.
Paparan senada juga disampaikan Kepala Sat Pol PP Gianyar, I Made Watha. Menurut Made Wetha, bule Jerman yang ngamuk di mini market tersebut sudah ditangani bersama. "Kita tangani bersama tim gabungan dari unsur Dinas Kesehatan, kepolisian, pecalang, dan tokoh masyarakat,” beber Made Wetha. “Bule Jerman ini ngamuk diduga karena stres lantaran kehabisan duit,” imbuhnya.
Sementara itu, dari keterangan salah seorang karyawan SPBU yang lokasinya tak jauh dari mini market di Banjar Pengosekan, Kelurahan Ubud, Hendra, bule Jerman ini diketahui datang dengan mengendarai motor bernopol DK 2970 FAB. Motornya pun agak nyetrik, karena terbalut jaring. Demikian pula helm yang dikenakannya, terbalut jaring. “Bule yang ngamuk ini bisa ngomong bahasa Indonesia. Kami tidak tahu namanya, namun dia menyebut dirinya Mr Laba-laba,” terang Hendra.
Informasi lainnya, bule Jerman yang diketahui bernama Oke Paulsen sebelumnya juga sempat membuat onar di tempat yang sama, Sabtu (29/2) malam. Ketika itu, buleh Jerman ini ikut nongkrong bersama beberapa anak muda di mini market kawasan Banjar Pengosekan tersebut. “Nah, saat minum-imum malam itu, bule ini sempat bersitegang dengan kelompok pemuda, namun akhirnya dibiarkan pergi tanpa ada benturan fisik,” ujar sumber NusaBali. *nvi
Komentar